Senin, 10 Januari 2011

Nama : Billy R. Rompas
NRI : 070213053
Minat : Informatika

STUDI KELAYAKAN PROYEK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. HENRISON INTI PERSADA, PAPUA

A. Aspek Pasar dan Pemasaran
Sampai saat ini, sekitar 70 negara di dunia telah menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku industri pangan maupun non pangan. Pemakai dengan jumlah antara 100 – 200 ribu ton sebanyak 21 negara, sedangkan yang memakai lebih dari 200 ribu ton ada 12 negara. Di antara negara-negara pemakai minyak tersebut, India merupakan negara pemakai terbesar, yakni 1.045 ribu ton pada tahun 1988, disusul oleh Indonesia, Nigeria, Malaysia, RRC dan Pakistan. RRC yang biasanya mengkonsumsi minyak kedelai, pada tahun 1988 mengkonsumsi minyak sawit sebesar 435 ribu ton. Iklim yang tidak mendukung bagi produksi kedelai serta penduduk RRC yang sangat padat, cukup potensial bagi pasar minyak sawit Indonesia (Soetrisno dan Winahyu, 1991).
Minyak sawit bukanlah produk akhir, melainkan merupakan input antara (intermediate input) untuk berbagai macam produk industri. Oleh karena itu, permintaannya sangat dipengaruhi oleh harga maupun pasokan dari minyak lain yang menjadi substitusinya. Pasokan minyak kelapa yang tidak stabil dan harga minyak sawit yang cenderung lebih rendah telah menyebabkan minyak sawit sebagai pemasok utama kebutuhan minyak nabati dalam negeri beberapa tahun belakangan ini. Minyak sawit ini terutama digunakan dalam industri minyak goreng, sabun dan margarine, serta industri kimia lain yang jumlahnya masih relatif kecil.
Kapasitas terpasang dari 35 pabrik pengolahan minyak goreng yang menggunakan minyak sawit mencapai 2,88 juta ton crude palm oil (CPO) per tahun atau 173 % di atas kapasitas yang diizinkan oleh pemerintah. Sedangkan, kemampuan produksi total CPO masih di bawah 1,5 juta ton. Terbatasnya pasokan CPO juga menyebabkan proses diversifikasi vertikal industri minyak sawit Indonesia sangat lamban. Padahal, prospek pasar bagi produk non minyak goreng dari bahan baku minyak dan inti sawit sangat baik. Pasar dunia untuk gliserine dan PVC stabilizer umpamanya sangat terbuka, karena permintaan yang cukup besar di pasar dunia terhadap kedua produk tersebut. Rusia membutuhkan gliserine minimal 500 ton setiap bulan atau 6.000 ton per tahun. Sedangkan, Jepang membutuhkan PVC stabilizer 3.500 ton per bulan (Budiman dalam Soetrisno dan Winahyu, 1991). Prospek industry minyak sawit Indonesia dapat menjadi lebih cerah bila para industriawan Indonesia mau dan mampu memanfatkan keragaman produk yang terkandung dalam minyak sawit, dengan terlebih dahulu dilakukan pembenahan masalah pasokan CPO oleh pemerintah.
Negara produsen utama minyak sawit dunia adalah Indonesia dan Malaysia. Di Malaysia, kelapa sawit merupakan sumber devisa negara, karena sebagian besar produksinya diekspor, sementara bagi Indonesia dan Nigeria, kelapa sawit terutama digunakan untuk keperluan dalam negeri, sehingga ekspornya merupakan sisa dari konsumsi dalam negeri. Singapura yang bukan negara produsen minyak sawit ternyata punya andil cukup besar dalam ekspor dunia. Hal ini
berarti pabrik-pabrik pengolahan yang ada di Singapura mengekspor minyak sawit yang diimpor dari Malaysia maupun Indonesia.
Dari segi komoditas, kompetitor utama minyak sawit adalah minyak kedelai, sedangkan dari negara yang memproduksi minyak sawit, kompetitor minyak sawit Indonesia adalah Malaysia. Namun demikian, Indonesia memiliki comparative advantage dari segi biaya produksi minyak nabati terkemuka. Hal ini karena kelapa sawit tergolong tanaman keras tropika, sedangkan penghasil minyak nabati lainya adalah tanaman semusim. Secara rinci hal ini bisa dilihat pada Tabel 1.
Terkait dengan strategi pemasaran produk olahan kelapa sawit yang dihasilkan PT. Henrison Inti Persada, maka perlu ditetapkan jenis produk yang dipasarkan, harga dan syarat penjualan, distribusi, dan penetapan pajak penjualan. Jenis produk yang dipasarkan adalah minyak sawit dan inti sawit hasil olahan dari tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan sendiri dan yang dibeli dari plasma. Distribusi pemasaran minyak sawit (CPO) ditetapkan 70 % untuk tujuan ekspor dan 30 % untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan inti sawit seluruhnya dipasarkan di dalam negeri. Harga yang ditetapkan untuk minyak sawit ekspor minimal sebesar Rp 1.288/kg, sedangkan untuk pasaran lokal (domestik) Rp 1.000/kg. Harga inti sawit untuk pasar lokal Rp 720/kg dan harga ekspor Rp 627,51/kg. Pajak yang dikenakan terhadap penjualan produk olahan kelapa sawit dibedakan antara pajak ekspor dan pajak penjualan lokal. Dalam hal ini, diproyeksikan pajak ekspor sebesar 14 % dari jumlah hasil ekspor, sedangkan pajak penjualan lokal sebesar 10 % dari jumlah hasil penjualan lokal.
B. Aspek Teknis dan Teknologis
Membangun perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan teknologi budidaya dan pengolahan yang canggih harus memperhitungkan kapasitas produksi yang ekonomis sehingga investasi di subsektor ini benar-benar dapat memberikan manfaat di kemudian hari. Pendirian pabrik yang mencakup mesin-mesin dan peralatannya dengan kapasitas standar tertentu yang dari hasil penelitian telah memiliki skala produksi yang optimal telah tersedia di pasaran. Selanjutnya, pihak pemrakarsa proyek tinggal menyesuaikan luasan kebun kelapa sawit yang harus dibangun. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa satu unit pabrik dapat memproses 30 ton TBS/jam, dan dapat diperluas menurut kelipatannya.
Pada proyek ini, ditetapkan pembangunan pabrik secara bertahap, dimulai dengan kapasitas 30 ton TBS/jam pada tahun ke-4, kemudian diperluas menjadi 60 ton TBS/jam pada tahun ke-5 dan meningkat menjadi 90 ton TBS/jam pada tahun ke-6, dengan mempertimbangkan produksi TBS yang dihasilkan oleh perusahaan inti dan plasma.
Jenis produk utama yang dihasilkan adalah minyak sawit dan inti sawit hasil olahan TBS yang diproduksi dari kebun inti dan kebun plasma. Proyeksi jumlah TBS, minyak sawit, dan inti sawit yang diproduksi masing-masing inti dan plasma selama umur proyek dapat disajikan pada
Lampiran 1. Produksi minyak sawit dan inti sawit diperhitungkan berdasarkan rendemen terhadap TBS dari masing-masing inti dan plasma. Kapasitas terpasang pada tahun ke-5 dan ke-6 sebesar 30 ton TBS/jam, selanjutnya 60 ton TBS/jam pada tahun ke-7, dan 90 ton TBS/jam mulai tahun ke-8 sampai proyek ini berakhir pada tahun ke-25. Dalam hal ini, jumlah jam kerja per hari adalah 7 jam dengan kemungkinan jam kerja lembur 2-3 jam per hari tergantung pasokan TBS ke pabrik. Sedangkan jumlah hari kerja per bulan sebanyak 25 hari.
Teknologi yang canggih tidak hanya dibutuhkan dalam pemrosesan minyak sawit, namun juga dibutuhkan dalam pengolahan kebun dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Sehingga model PIR-Bun seperti yang diprakarsai oleh PT. Henrison Inti Persada sangat tepat diterapkan dalam pengembangan kelapa sawit di Indonesia termasuk di Propinsi Papua.
Bahan baku yang diproses untuk mengahsilkan minyak sawit dan inti sawit adalah TBS yang dihasilkan dari kebun inti dan kebun plasma. TBS yang diproduksi dari kebun plasma dibeli oleh inti dengan harga yang telah ditetapkan dan disepakati kedua belah pihak antara inti dan plasma. Dalam pemrosesan TBS menjadi minyak sawit dan inti sawit tidak memerlukan bahan penolong yang spesifik, tetapi yang terpenting adalah adanya sumber air di lokasi pabrik. Lokasi proyek perkebunan kelapa sawit dengan model PIR-Bun adalah pada areal bekas HPH (hak pengelolaan hutan di Propinsi Papua (Irian Jaya). Daerah bekas HPH dipilih sebagai lokasi proyek dengan pertimbangan, bahwa opportunity cost of land-nya sama dengan nol, karena tanaman di atas areal tersebut terdiri atas semak belukar yang nilainya dianggap nol.
Lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: (i) harus terletak di tengah perkebunan; (ii) terletak dekat dengan sumber air; (iii) dekat dengan tempat penyimpanan sementara dan tempat pengiriman CPO; (iv) bebas dari banjir dan harus memiliki lahan yang cukup luas untuk “tempat menginap” TBS dan guna membangun bengkel dan gedung-gedung lainnya; dan (v) dapat dibangun tempat pembuangan limbah pabrik.
Seluruh waktu yang diperlukan untuk membangun proyek ini adalah sebagai berikut: investasi kebun inti dan plasma dimulai dari tahun ke-1 hingga tahun ke-8. Tahun ke-1 hingga 4 merupakan masa pra operasi dan mulai tahun ke-5 proyek sudah dapat beroperasi hingga proyek berakhir. Jadwal investasi kebun inti disajikan pada Tabel 2. Sedangkan program pembangunan kebun inti dan plasma dapat disajikan pada Tabel 3.
C. Aspek Manajemen Operasional
Untuk mengelola perkebunan kelapa sawit ini akan diperlukan berbagai macam tenaga pimpinan dan tenaga inti dengan berbagai macam keahlian. Sebagai pimpinan operasional puncak akan diperlukan seorang manajer umum atau General Manager (Sutoyo, S., 1996). Dalam proyek ini sebagai pimpinan operasional puncak adalah pemimpin proyek (Pimpro). Pejabat ini harus menguasai segi teknis, pemasaran dan finansial proyek.
Guna menjamin kelancaran operasional, maka pada proyek ini akan diperbantukan seorang manajer, dalam hal ini Pemimpin Kebun. Pejabat ini akan membawahi tiga kompartemen, yakni (1) Asisten Kepala yang membawahi asisten-asisten komponen kebun; (2) Kepala Kantor (Administrasi) yang membidangi administrasi seluruh komponen proyek; dan (3) Masinis Kepala yang bertanggungjawab terhadap komponen pabrik. Di bawah Masinis Kepala terdapat Teknolog Kepala yang akan membawahi Asisten Teknolog, Asisten Pabrik, dan Asisten Laboratorium. Di bawah asisten terdapat Pegawai Bulanan dan Pegawai Harian.
Jenis dan jumlah tenaga kerja inti yang dibutuhkan disesuaikan dengan rencana penempatan pegawai kebun dan pekerja pabrik dengan standar gaji pegawai kebun inti dan pabrik yang telah ditetapkan dalam proyek ini.
Kegiatan operasional sehari-hari dilaksanakan oleh Pemimpin Kebun yang akan bertanggung jawab kepada Pemimpin Proyek. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi yang diusulkan dalam proyek ini dapat disajikan pada Lampiran 2.
D. Aspek Finansial
Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun Proyek Perkebunan Kelapa Sawit ini sebesar Rp 231,79 Milyar yang akan dialokasikan untuk membangun kebun inti sebesar Rp 102,68 Milyar dan Kebun Palsma Rp 129,11 Milyar.
Dalam studi ini, diasumsikan bahwa untuk membiayai pembangunan dan operasi perkebunan akan diperoleh dua macam sumber pembiayaan, yaitu: (1) Modal sendiri (Equity Capital) dari PT. Henrison Inti Persada, dan (2) Modal berupa kredit investasi dan modal kerja dari pemerintah melalui mekanisme DIPP. Perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri (debt/equity ratio) yang disarankan adalah 46/54 dengan tujuan untuk menekan jumlah biaya
pinjaman selama tahun-tahun pertama operasi. Jumlah pinjaman yang terlalu besar dibandingkan dengan modal sendiri akan mengakibatkan beban bunga yang terlalu berat, sehingga dapat membahayakan likuiditas maupun profitabilitas perusahaan pengelola proyek.
Kredit investasi dalam negeri diasumsikan diperoleh dalam jangka waktu pinjaman 13 tahun dengan masa tenggang pembayaran kembali selama empat tahun. Biaya pinjaman berupa bunga dibedakan antara pinjaman untuk perusahaan inti dan pinjaman untuk plasma. Bunga pinjaman untuk inti diharapkan sebesar 18 % per tahun dan untuk plasma sebesar 14 % per tahun. Pembayaran kembali pinjaman berupa angsuran pokok (principle) dan bunga (interest) selama 9 tahun setelah masa tenggang dengan cara mencicil menurut waktu pencairan pinjaman.
Biaya operasional tahunan dihitung untuk mempermudah para pemrakarsa dan pihak ketiga yang berkepentingan untuk mengkaji prospek finansial perkebunan kelapa sawit ini di masa mendatang. Dalam menghitung biaya oparasional tahunan ini digunakan asumsiasumsi: (1) harga-harga bahan baku dan penolong pada dasarnya tidak akan berubah secara berarti; (2) hal yang serupa berlaku untuk upah langsung, gaji, dan biaya overhead; (3) harga jual minyak dan inti sawit tidak akan berubah secara berarti; dan (4) inflasi dalam negeri akan mempengaruhi harga jual produk dan biaya langsung secara sepadan.
Perhitungan NPV dan IRR melalui media komputer untuk perusahaan inti dan plasma berturut-turut didasarkan pada anggaran kebun inti dan plasma. NPV pada discount factor (DF) sebesar 18 % berdasarkan anggaran kebun inti selama umur proyek diperoleh sebesar negatip Rp 1.979,88 juta, yang berarti nilai bersih (net benefit) yang diterima proyek selama 25 tahun mendatang nilainya sekarang sebesar negatif Rp 1.979,88 juta. Sedangkan, kemampuan proyek untuk mengembalikan modal yang diukur berdasarkan IRR sebesar 17,16 %. Kalau proyek perkebunan ini hanya memperhatikan nilai kriteria NPV dan IRR ini tanpa meninjau kembali faktor besarnya harga produk (terutama harga ekspor CPO) dan besarnya biaya investasi, maka proyek ini bukanlah merupakan suatu competitive investment, sehingga rencana proyek tersebut sebaiknya tidak perlu dilaksanakan. Karena IRR yang lebih kecil dari social discount rate (18 %) akan tidak memberikan insentif yang cukup menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada proyek tersebut. Sehingga, lebih baik mereka memilih alternatif investasi lain yang bisa memberi manfaat yang lebih baik di masa mendatang.
Harga ekspor CPO yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 1.288/kg bila disesuaikan dengan kisaran harga internasional tetapi masih memiliki competitive price, maka besar kemungkinannya bahwa rencana proyek ini dapat dijalankan. Dengan memperhatikan harga CPO dunia pada tahun 1996-2000 yang berada di atas US $ 35,0 Cts/kg, dengan asumsi kurs US $ 1 sama dengan Rp 7.500, dan dalam proyek ini nilai rupiah ditetapkan overvalued 50 % terhadap US $ sehingga US $ 1 menjadi sama dengan Rp 3.750, maka harga ekspor CPO Indonesia seharusnya sebesar Rp 1.312,5/kg. Pada tingkat harga tersebut diperoleh NPV (DF=18 %) sebesar Rp 164,50 juta dan IRR sebesar 18,07 % (lihat Lampiran 3). Dalam hal ini, IRR lebih besar dari pada social discount rate sebesar 18 %. Ini berarti, proyek ini merupakan suatu competitive investment, disamping manfaat ekonomis lain yang diperoleh, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
Selanjutnya, berdasarkan anggaran kebun plasma (Lampiran 4) diperoleh NPV (DF=14 %) sebesar Rp 53.638,97 juta, dan kemampuan kebun plasma untuk mengembalikan modal (IRR) sebesar 22,37 %. Bagi plasma, karena IRR jauh lebih besar daripada social discount rate (14 %), maka secara finansial proyek tersebut sangat menguntungkan sehingga layak untuk dilaksanakan.
E. Analisis Rasio
Analisis rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur prestasi dari aspek-aspek bisnis (Downey dan Ericson, 1992). Rasio keuangan yang dianalisis dalam studi ini meliputi rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan rasio efisiensi.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Nilai net profit margin (NPM) menunjukkan keadaan yang normal, dengan nilai positif dimulai pada tahun ke-9, karena dari tahun ke-1 hingga tahun ke-8 perusahaan inti sedang melakukan investasi. Selanjutnya, mulai tahun ke-12 hingga proyek ini berakhir nilai NPM relatif stabil berkisar antara 0,45 - 0,49. NPM sebesar 0,49 berarti setiap pendapatan Rp 1 menghasilkan keuntungan bersih sesudah pajak sebesar Rp 0,49. Sedangkan, dari return on investment (ROI) yang menunjukkan kemampuan setiap Rp 1 aktiva untuk menghasilkan laba menunjukkan nilai positif mulai tahun ke-9. ROI yang stabil sebesar 0,14 diperoleh pada tahun ke-15 sampai akhir proyek. ROI sebesar 0,14 berarti setiap Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,14.
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pandek. Nilai current ratio dan cash ratio telah menunjukkan angka positip pada awal beroperasinya proyek, dan pada tahun ke-13 besarnya 118,85. Cash ratio sebesar 118,85 berarti setiap Rp 1 kewajiban jangka pendek dijamin dengan cash dan surat berharga sebesar Rp 118,85. Dan mulai tahun 14 hingga proyek ini berakhir rasio likuiditas besarnya tak terhingga, oleh karena perusahaan inti tidak lagi menanggung kewajiban jangka pendek.
Nilai fixed asset to long term liabilities ratio adalah tidak terhingga selama umur ekonomis proyek, karena perusahaan inti tidak menanggung beban hutang jangka panjang. Sedangkan, nilai equity to total asset ratio nilai nya positip pada tahun ke-8 hingga akhir proyek berkisar antara 0,25 – 1. Informasi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan inti cukup solven/ laverage. Tapi perlu diingat, bahwa bila sumbangan (modal) pemilik tidak sampai 50 % dari seluruh aktiva bersih perusahaan, maka perusahaan ini mengalami masalah solvensi, dan sulit untuk memperbesar pinjaman apabila diperlukan.
Rasio efisiensi perusahaan dengan salah satu ukurannya adalah total asset turn over (TATO) juga tampak normal dan nilainya berkisar antara 0,10 – 0,73 sejak proyek ini mulai beroperasi hingga berakhir. Nilai TATO sebesar 0,73 berarti dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan inti mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,73 kalinya.
F. Analisis Sensitivitas
Sensitivity analysis bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil proyek jika ada sesuatu kesalahan atau peruahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau pun benefitnya (Djamin, Z., 1993). Dalam kaitan ini, proyek perkebunan kelapa sawit (terutama kebun inti), menunjukkan kepekaan yang tinggi bila di lihat dari nilai IRR yang sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan social discount rate 18 %.
Pada IRR yang sedikit lebih besar atau hampir sama dengan social discount rate (18 %), bila terjadi pembengkakan investasi sedikit saja, atau terjadi peningkatan pajak ekspor sedikit saja, atau pun di luar dugaan terjadi penurunan harga output sedikit saja dari Rp1.312,5/kg CPO, maka mengakibatkan proyek ini bukanlah suatu competitive investment. Maka, salah satu usaha
yang bisa dilakukan oleh pemrakarsa proyek adalah berusaha untuk melobi pihak pemberi pinjaman agar social discount rate bisa lebih rendah dari 18 % dan melobi pihak pemerintah agar proyek yang peka ini dapat memperoleh keringanan berupa subsidi pajak ekspor dengan mempertimbangkan social benefit dari proyek ini.
G. Manfaat Sosial/Ekonomi
Tidak dapat diabaikan adanya kenyataan bahwa disamping manfaat finansial, setiap proyek juga diharapkan untuk dapat memberikan manfaat sosial (ekonomi) lainnya. Dari proyek ini, maka manfaat ekonomi yang diharapkan adalah: (1) penambahan pendapatan nasional; (2) penambahan devisa, mengingat 70 % CPO merupakan produk ekspor; (3) memperluas kesempatan kerja, karena proyek ini memerlukan tenaga inti dan sekitar 5.650 KK petani plasma atau sekitar 22.600 tenaga kerja dalam keluarga petani, sehingga mampu mengurangi masalah pengaguran di Indonesia (khususnya di Papua); dan (4) menambah pendapatan pajak, terutama pajak impor dari alat dan mesin untuk proyek, pajak ekspor produk yang dihasilkan proyek, pajak pendapatan karyawan dan pajak deviden.
H. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dalam studi ini, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Rencana pembangunan proyek perkebunan kelapa sawit di Propinsi Papua yang diprakarsai oleh PT. Henrison Inti Persada merupakan rencana investasi yang layak terutama didasarkan atas analisis finansial, di samping didukung pula oleh aspek pemasaran, teknis, manajemen operasional, dan aspek ekonomis (sosial); (2) Analisis rasio keuangan menunjukkan, bahwa ternyata proyek ini cukup profitable, liquid, solvent, dan efficient; dan (3) Rencana proyek perkebunan kelapa sawit di Propinsi Papua ini menunjukan kepekaan (sensitivity) yang tinggi (terutama pada kebun inti) bila dilihat dari nilai IRR sama dengan 18,07 % yang hanya sedikit lebih besar terhadap social discount rate 18 %. Tetapi, pada kebun plasma proyek ini tidak begitu sensitif, karena IRR yang besarnya 22,37 % jauh lebih besar daripada social discount rate yang disarankan sebesar 14 %.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka: (1) kepada pemrakarsa proyek disarankan untuk menjalankan investasi pada proyek PIR-Bun ini; (2) kepada organisasi pelaksana pembanguan proyek, agar selalu berhati-hati dalam mengeluarkan biaya investasi dan berusaha menghindari investasi yang tak perlu, guna menjaga kelayakan proyek, mengingat proyek ini (terutama pada kebun inti) cukup sensitif; (3) kepada pemrakarsa proyek disarankan untuk melakukan penyesuaian terhadap produk yang akan dihasilkan, mengingat adanya kecenderungan permintaan pasar dunia yang mulai bergeser dari CPO kepada produk dalam bentuk PPO seperti yang dilakukan Malaysia; dan (4) kepada Pemerintah, disarankan dapat memberikan insentif tingkat diskonto dan pajak khusus untuk proyek PIRBun ini, guna menjaga kelayakan proyek sehingga proyek tersebut dapat memberikan insentif dan benefit yang lebih besar terutama kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proyek.
Dave Patria Kader [070213023]


KATA PENGANTAR
 Analisis kelayakan pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan rencana pengembangan usaha tersebut dan kemampuan investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanam.
Adapun studi kelayakan pengembangan usaha ini dikaji dengan menggunakan aspek-aspek studi kelayakan yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum dan legalitas, serta aspek keuangan dan ekonomi. Dari lima aspek tersebut dapat ditunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dapat diterima dan layak dijalankan.
Untuk perhitungan digunakan lima metode alat analisis kelayakan investasi dengan hasil perhitungan sebagai berikut: Metode Payback Period menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menutup investasi sebesar Rp 311.000.000 adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR (Average Rate of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar 215,91%. Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang positif sebesar Rp 225.586.113. Dari metode IRR (Internal Rate of Return) diperoleh tingkat bunga sebesar 37,77%. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditentukan yaitu 14%. Sedangkan Metode PI (Profitabilitas Indeks) menunjukkan hasil yang diperoleh lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,72. Dari perhitungan lima metode tersebut dapat ditunjukkan juga bahwa rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dapat diterima dan layak dilaksanakan.

PENDAHULUAN
Perdagangan di era globalisasi ini semakin berkembang pesat, karena seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dunia. Dalam rantai produk (barang/jasa) dibutuhkan peranan supplier atau distributor untuk mendistribusikan produk yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Seorang produsen dapat berperan sebagai konsumen, begitupun sebaliknya.
Peluang untuk mengembangkan usaha dibidang pendistribusian alat-alat keselamatan kerja di Indonesia ini masih terbuka cukup luas karena besarnya jumlah unit usaha yang terdapat di Indonesia sehingga berdampak pada kebutuhan akan jasa distributor atau supplier. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2007 jumlah unit usaha yang berskala besar terdapat 2.158 unit, sedangkan yang berskala menengah sebanyak 361.052 unit dan usaha yang berskala kecil sebanyak 41.301.263 unit. Oleh karena itu, ini merupakan peluang yang cukup menjanjikan bagi para investor untuk menginvestasikan dana mereka membentuk suatu usaha yang bergerak dibidang pendistribusian sebagai distributor atau yang lebih dikenal dengan istilah supplier alat-alat keselamatan kerja (safety equipments).
Menurut Sugiharto (2002), dalam melakukan investasi tersebut setiap perusahaan umumnya akan berusaha agar perluasannya dapat berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya untuk kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga seberapa lama pengembalian dana, yang ditanam di proyek tersebut menjadi sangat penting. Artinya, sebelum perusahaan menanamkan investasi untuk perluasan usaha baru, maka terlebih dahulu perlu diketahui apakah proyek atau investasi yang akan dilakukan dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut, dengan jangka waktu tertentu. Selain itu agar dapat melihat apakah investasi yang dijalankan dapat memberikan keuntungan finansial lainnya seperti yang diharapkan.
Studi Kelayakan Bisnis (SKB) merupakan kegiatan yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut pada PT. Aneka Andalan Karya karena SKB adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan dengan menganalisis berbagai macam aspek. Namun investasi tersebut juga harus memperhatikan kondisi-kondisi dibidang ekonomi, hukum, politik, budaya, keamanan, perilaku dan perubahan lingkungan masyarakat karena sering kali terjadi ketidakpastian yang dapat mengakibatkan apa yang sudah direncanakan menjadi tidak tercapai.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana analisis studi kelayakan rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dan kemampuan investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanam? Studi ini akan menitikberatkan pada penentuan layaknya investasi.
Kerangka Pemikiran
Salah satu bisnis yang sedang berkembang dewasa ini adalah bisnis dibidang pendistribusian sebagai supplier atau distributor alat-alat keselamatan kerja (safety equipments). Tidak banyak yang mengetahui bidang ini, karena bisnis ini hanya bergerak di kalangan dunia industri. Namun, melihat besarnya jumlah unit usaha yang ada di Indonesia, usaha ini mempunyai peluang yang cukup besar untuk dikembangkan dan perkembangan tersebut seiring dengan meningkatnya dunia industri.
Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan dengan matang dari berbagai aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum dan legalitas, serta aspek keuangan dan ekonomi.. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa dalam melaksanakan gagasannya, sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang direncanakan. Tindakan yang dilakukannya adalah dengan mengadakan analisis kelayakan usaha atau proyek dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) untuk meneliti apakah usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis dan komersial cukup menguntungkan? dan layak atau tidak untuk dilaksanakan. Secara singkat dapat diilustrasikan dalam gambar 1 berikut:
 












Gambar 1. Kerangka Pemikiran









TELAAH PUSTAKA
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Umar (2005: 8) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Aspek-aspek Dalam Studi Kelayakan
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam melakukan penelitian terhadap aspek pasar dan pemasaran menurut Subagyo (2008: 65) perlu diadakan penelitian terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu Permintaan, Penawaran, Proyeksi permintaan dan penawaran, Proyeksi penjualan, Produk (barang/jasa), Segmentasi pasar, Strategi dan implementasi pemasaran.
2. Aspek Teknis Produksi dan Teknologis
Tujuan aspek teknis ialah (a) agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat, (b) agar perusahaan bisa menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi, (c) agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya, (d) agar perusahaan dapat menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya, (e) agar perusahaan bisa menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan dimasa yang akan datang (Kasmir dan Jakfar, 2007: 146).













3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Aspek manajemen dan sumber daya manusia terdiri dari tiga kegiatan dan hubungan ketiga aspek tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar 2 berikut:


MANAJEMEN STUDI KELAYAKAN
 
 

Kegiatan dilakukan sebelum kegiatan bisnis dimulai.



 




MANAJEMEN PROYEK
 
Kegiatan dilakukan untuk menyiapkan
infrastruktur bisnis.








MANAJEMEN BISNIS
 
 





Kegiatan dilakukan setelah infrastruktur
tersedia.
Gambar 2. Hubungan Aspek Manajemen
4. Aspek Hukum dan Legalitas
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Suatu usaha dikatakan legal jika telah mendapatkan izin usaha dari pemerintah daerah setempat melalui instansi atau lembaga atau departemen atau dinas terkait. Kegiatan usaha dimana pun selalu memerlukan dokumen penunjang usaha beserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan usahanya.

5. Aspek Keuangan dan Ekonomi
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007: 97), dalam aspek keuangan dan ekonomi terdapat enam kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi, yaitu Payback period (PP), Net Present Value (NPV), Average Rate of Return (ARR), Internal Rate of Return (IRR), Profibility Index (PI), serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.


Pengertian Investasi
Secara umum, investasi adalah penanaman modal (baik modal tetap maupun modal tidak tetap) yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu perusahaan. Menurut Halim (2005: 4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Pengertian Aliran Kas (Cash Flow)
Setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas yaitu aliran kas keluar netto (net outflow of cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru dan aliran kas masuk netto tahunan (net annual inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, sering pula disebut “net cash procceds” atau “procceds”.

























METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. Aneka Andalan Karya, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan sebagai general supplier alat-alat keselamatan kerja (safety equipments) berupa sarung tangan, masker, helm, kaca mata, safety shoes, majun dan alat-alat keselamatan kerja lainya yang beralamat di Jl. Kampung Gusti TPI II Blok H No. 12, RT 012 RW 014, Penjaringan, Jakarta Utara 14450.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Adapun jenis data dalam penelitian ini ialah data kuantitatif berupa data biaya investasi untuk asset tetap seperti tanah, gedung, dan peralatan lainnya; data biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan; serta biaya lainnya.dan data kualitatif berupa keterangan, informasi, penjelasan, pendapat dan tanggapan dari pemilik. Sedangkan jenis data menurut sumbernya adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari responden atau tangan pertama dan data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka mengenai investasi.
Metode Analisis Data
1. Analisis Aspek-aspek Dalam Studi Kelayakan
a. Aspek Pasar dan Pemasaran, membahas mengenai segmentasi dan target pasar, jumlah permintaan dan penawaran terhadap produk, kualitas dan spesifikasi produk, metode penetapan harga, dan promosi.
b. Aspek Teknis Produksi dan Teknologis, membahas mengenai deskripsi produk, penentuan lokasi, dan lay out fasilitas.
c. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia, membahas mengenai struktur organisasi, job description, sistem kompensasi, program pengembangan karyawan, serta Sistem Informasi Manajemen (SIM)
d. Aspek Hukum dan Legalitas, membahas mengenai badan hukum organisasi dan jenis-jenis perizinan yang diperlukan.
e. Aspek Keuangan dan Ekonomi, membahas mengenai penyusunan modal kerja dan modal investasi.

2. Metode Depresiasi atau Penyusutan
Dalam menghitung penyusutan PT. Aneka Andalan Karya menggunakan metode garis lurus (straight line method).
     


B - S
P =
        N

P = Jumlah penyusutan per tahun
B = Harga beli asset
S = Nilai sisa
N = Umur ekonomis asset

3. Alat Analisis Kelayakan Investasi
a. Metode PP (Payback Period) Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.



                              Jumlah Investasi x 12 bulan
Payback period=
                              Aliran Kas Bersih

Kriteria penilaian pada payback period adalah :
o Jika Payback periodnya < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat diterima.
o Jika Payback periodnya > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut ditolak.

b. Metode ARR (Average Rate of Return)
Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak EAT dengan rata-rata investasi.







PEMBAHASAN
Aspek-aspek Kelayakan
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Segmen dan target pasar yang dituju oleh PT. Aneka Andalan Karya adalah pabrik-pabrik yang berada di kawasan industri yang ada di JABODETABEK dan sekitarnya seperti kawasan industri Pulogadung, kawasan industri MM2100 di Cibitung, kawasan industri EJIP di Cikarang, dan pabrik-pabrik yang tidak berada di kawasan industri tersebut bahkan di Lampung. Dalam menjalankan usahanya PT. Aneka Andalan Karya memasok produknya dari beberapa perusahaan yang ada di Indonesia. PT. Aneka Andalan Karya juga mempunyai beberapa pesaing yang bergerak di bidang yang sama yaitu sebagai general supplier alat-alat keselamatan kerja.
Untuk kualitas produk yang dijual tergantung permintaan dari pelanggan. Dan untuk penetapan harga jual PT. Aneka Andalan Karya memperoleh keuntungan rata-rata sebesar 30% dari harga beli namun tergantung dari kondisi lapangan. Khusus untuk sarung tangan hanya 10% karena ketatnya persaingan yang ada. Untuk promosi, PT. Aneka Andalan Karya belum melakukan promosi karena sistem kerja tidak menuntut adanya promosi. Untuk itu, berdasarkan analisis pasar dan pemasaran maka rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya layak untuk dilaksanakan.
2. Aspek Teknis Produksi dan Teknologis
PT. Aneka Andalan Karya tidak melakukan kegiatan produksi lagi karena semenjak berganti kepemilikan telah berubah jenis usahanya menjadi general supplier. Untuk produk unggulan yang dijual oleh PT. Aneka Andalan Karya adalah sarung tangan dan produk lainnya berupa alat-alat keselamatan kerja seperti masker, helm, kaca mata, safety shoes, majun dan alat-alat keselamatan kerja lainya. Jenis, kualitas, daya tahan, dan spesifikasi produk beraneka ragam
tergantung dari permintaan pelanggan. Untuk lokasi yang direncanakan berada di daerah Bekasi dengan alasan agar lebih dekat dengan pasar, sehingga diharapkan dapat meminimalisir biaya. PT. Aneka Andalan Karya tidak terlalu mengutamakan lay out fasilitas karena sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan sebagai general supplier maka gedung atau bangunan fisik tidak memberi pengaruh yang cukup signifikan bagi para pekerja. Berdasarkan analisis teknis produksi dan teknologis maka rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya layak dilaksanakan.

3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
PT. Aneka Andalan Karya memiliki rencana atau planning manajemen yang telah dipersiapkan dan diperhitungkan dari investasi yang telah dianggarkan perusahaan seperti penetapan target penjualan setiap tahunnya. Dalam organisasi, perusahaan ini menganut struktur organisasi vertikal sederhana yang perintah kerjanya berasal dari tingkatan struktur paling atas (Direktur Utama) dan diteruskan ke struktur dibawahnya (Manajer penjualan dan bagian administrasi), serta penugasan dan tugas karyawannya diatur sebagaimana dalam aspek sumber daya manusia.
Untuk tingkat pendidikan para pekerja masih setingkat SMA tetapi sudah berpengalaman dibidangnya. PT. Aneka Andalan Karya juga melakukan pengarahan (Directing) dan pengawasan (Controling) untuk mengawasi serta menganalisa kinerja karyawan. Jika terjadi penurunan, maka akan dilakukan pembinaan kembali serta dicari penyebab dan solusinya. PT. Aneka Andalan Karya juga telah menggunakan sistem informasi manajemen (SIM) yang sederhana guna menyimpan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajer. Untuk itu, berdasarkan analisis manajemen dan sumber daya manusia layak untuk dilaksanakan dengan catatan melakukan beberapa perbaikan diantaranya perlu dilakukan perekrutan pekerja baru yang lebih kompeten.

4. Aspek Hukum dan Legalitas
PT. Aneka Andalan Karya merupakan suatu bentuk usaha perseroan terbatas yang tentunya telah memiliki surat-surat izin yang lengkap dan valid untuk mendirikan perusahaan ini, seperti Akta Pendirian PT, Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili Perusahaan, Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Wajib Pajak.

5. Aspek Keuangan dan Ekonomi
Berdasarkan surat akta pendirian perusahaan, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan modal yang telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah). Dalam masalah-masalah yang menyangkut dengan keuangan, PT. Aneka Andalan Karya memerlukan dana investasi yang berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman dari bank dengan tingkat bunga 14% (flat) yang diperkirakan akan kembali dalam waktu 5 tahun.. Krisis global dunia yang terjadi pada tahun 2008 cukup berdampak pada perekonomian Indonesia dan berdampak juga pada penjualan PT. Aneka Andalan Karya. Namun, pada awal tahun 2009 penjualan PT. Aneka Andalan Karya telah menunjukan pemulihan secara perlahan hingga saat ini.




PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diperoleh, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Dari keseluruhan aspek yang diteliti, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum dan legalitas, serta aspek keuangan dan ekonomi menunjukkan bahwa kondisi PT. Aneka Andalan Karya pada saat ini layak untuk mengembangkan usahanya.
2. Rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan PT. Aneka Andalan Karya dikaji dengan 5 metode kelayakan investasi dengan hasil sebagai berikut:
a. Metode Payback Period menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menutup investasi sebesar Rp 311.000.000 adalah 2 tahun 16 hari.
b. Metode ARR (Average Rate of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar 215,91%.
c. Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang positif sebesar Rp 225.586.113,-
d. Metode IRR (Internal Rate of Return) diperoleh tingkat bunga sebesar 37,77%.

e. Metode PI (Profitabilitas Indeks) menunjukkan hasil yang diperoleh sebesar 1,72.
3. Kemampuan investasi PT. Aneka Andalan Karya dapat memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanam dimana pada perhitungan ARR ditunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dengan menjalankan rencana pengembangan ini adalah sebesar 215,91% lebih besar dari tingkat keuntungan yang diisyaratkan yaitu 100%. Dan berdasarkan perhitungan PI juga didapat hasil yang menguntungkan dimana setiap Rp 1,00 dapat menghasilkan Rp 1,72.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat direkomendasikan pada PT. Aneka Andalan Karya bahwa rencana pengembangan usaha tersebut layak dan dapat diterima. Dan sebaiknya perusahaan melaksanakan pengembangan usaha tersebut sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Selain itu penulis juga menyarankan kepada pemilik PT. Aneka Andalan Karya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada, bahkan meningkatkannya serta lebih memperhatikan biaya yang dikeluarkan agar laba yang akan diperoleh perusahaan dapat meningkat



DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
Ahmad Subagyo. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Firman Muzakhir. 2007. “Analisis Penilaian Investasi Bisnis Waralaba Ritel Swalayan Pada CV. Baswara Investama”. Universitas Gunadarma, Jakarta.
Husein Umar. 2005. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 2. Kencana, Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 11. Indeks, Jakarta.
Lathifan Yusuf. 2008. “Analisis Kelayakan Investasi Usaha PT. Istindo Mitra Perdana”. Universitas Gunadarma, Bekasi.
Mufti Widianto. 2008. “Analisis Kelayakan Investasi Untuk Pengembangan Usaha Pada CV. Usaha Hidup Istiqomah”. Universitas Gunadarma, Bekasi.
Sumiati dan Toto Sugiharto. 2002. “Studi Kelayakan Proyek Pengembangan Perkebunan Pisang Abaca Dengan Menggunakan Analisis Peranggaran Modal”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Jilid 7, No. 3:145-150.
Tri Hartanti. 2004. “Evaluasi Kelayakan Leasing Sepeda Motor Pada Koperasi Karyawan Maxus”. Universitas Gunadarma, Jakarta.
Yinny Rajaratnam, et al. 2006. “Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan Bandara Udara Internasional Minangkabau (BIM)”, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3, No. 2:81-91. 


 
Demi Adidrana
070213073
Tugas Manajemen dan Kewirausahaan

Studi dan Analisa Kelayakan Bisnis
Kita pasti sering mendengar yang namanya studi kelayakan bisnis, tapi banyak juga di antara kita yang tidak mengerti apa pengertian studi kelayakan bisnis tersebut. Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu  aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangan Semua aspek di atas digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan bisnis dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu bisnis atau usaha dapat dikerjakan, ditunda bahkan tidak dijalankan sama sekali.
Tujuan Analisis Kelayakan
Tujuan analisis kelayakan usaha antara lain sebagai berikut :
·Mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi.
·Mengadakan penilaian terhadap alternatif investasi.
·Menentukan prioritas investasi, sehingga dapat dihindari investasi yang hanya memboroskan sumber daya.

Tahap-tahap Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha mencakup beberapa aspek antara lain: aspek pasar, aspek teknis dan operasional, aspek finansial dan aspek lingkungan serta aspek legal. Analisis kelayakan usaha yang disusun merupakan pedoman kerja, baik dalam penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara produksi, cara melakukan pemasaran dan cara memperlakukan lingkungan organisasi. Dalam kenyataannya tidak semua aspek harus diteliti, hanya aspek yang benar-benar dibutuhkan saja yang perlu dianalisis untuk dibahas lebih lanjut.

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran. Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi kelayakan, antara lain:
  • Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak, sebaiknya kegiatan analisis studi kelayakan dihentikan.
  • Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukkan adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi adalah pengembangan.
  • Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang negara ataupun agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus dihentikan.
  • Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar, terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.
Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan pasar, mendefinisikan dan mengukur besarnya kebutuhan pasar tersebut, menentukan produk atau jasa yang dilayani dan program-program yang sesuai untuk melayani pasar yang ada dan meminta setiap jajaran organisasi untuk berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Analisis aspek pasar merupakan variabel pertama dan utama yang perlu dikaji dalam pembahasan studi kelayakan karena bilamana tidak ada pasar pada unit usaha yang dikaji maka keputusan investasi perlu ditinjau kembali. Dalam aspek ini dibahas mengenai peluang pasar, penetapan pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan disamping kebijakan yang diperlukan. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu :

a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.
c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan. Dalam menentukan pasar tersebut maka akan dilakukan survei terhadap populasi yang telah ditentukan. Berikut teori dalam pemilihan populasi, metode sampling, juga penetapan jumlah sampling dalam penelitian :

a. Memilih Populasi Survei
Survei digunakan untuk memprediksi permintaan sebagai dasar untuk membuat keputusan finansial. Dalam memilih populasi survei dengan tingkat akurasi dan representasi tertentu dari fakta keseluruhan dengan pertimbangan teknik, waktu, dan biaya maka dilakukan teknik sampling yang disebabkan banyaknya objek yang harus diteliti. Sampel anggota populasi diharapkan mewakili karakteristik dan sifat anggota populasi, sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan dengan tingkat kepercayaaan tertentu yang merupakan suatu kesimpulan dari objek populasi secara keseluruhan.

b. Metode Sampling
Dalam garis besarnya terdapat dua macam metode sampling, yaitu :
1. Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi memiliki kemungkinan dipilih yang sama besarnya. Terdiri dari Simple Random Sampling, Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified Random Sampling, Systematic Sampling, Cluster Sampling, Multistage Sampling.
2. Non Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama besar, karena tidak diketahui dan dikenal populasi yang sebenarnya. Terdiri dari Convenience Sampling, Judgment Sampling, Quota Sampling, dan Snowball Sampling.

c. Ukuran Sampling
Ukuran sampel yang digunakan didasarkan pada jumlah minimum ukuran sampel yang diperlukan, diperoleh dengan teknik perhitungan melalui suatu rumusan matematis, serta ukuran sampel dalam suatu penelitian akan mempengaruhi valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Teori yang dikemukakan oleh Gervitz dalam bukunya “Developing New Product with TQM, halaman 92” yaitu responden yang dibutuhkan sebagai sampel untuk suatu kuisioner ditentukan dari populasi sebenarnya sebagai berikut :

1. Sampel minimal adalah 30, jika ukuran sampel kurang dari 30 maka biasanya terlalu
kecil untuk menggambarkan kesimpulan yang diambil.
2. Jika populasi lebih dari 500, maka sampel yang diambil berkisar antara 10 persen dari populasi.
3. Untuk populasi sekitar 5.000 sampel, ukuran sampelnya sebaiknya antara 100-500.
4. Untuk populasi yang lebih besar dari 10.000 maka sampel yang diambil seharusnya
berkisar antara 200-1000.
Berdasarkan analisis pasar yang ada, aspek pemasaran harus disesuaikan dengan target market yang akan kita bidik. Perlu diperhatikan empat aspek pemasaran yaitu 4 P :
A.     Product
Produk / Jasa mencakup mutu, kemasan, layanan, rasa, purna jual yang disesuaikan dengan konsumen.
B.     Price atau Harga
Harga harus disesuaikan dengan target konsumen yang akan kita bidik. Harga untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi, menengan, atau bawah. Sesuaikan harga, produk dengan target konsumen.
C.     Place = Tempat Menjual
Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Setiap usaha mempunyai kharakteristik tempat yang disesuaikan dengan jenis usaha dan target  konsumennya. Lakukan survey untuk mencari tempat yang sesuai. Amati potensi pasarnya, potensi permintaanya, dan prospek pengembangan wilayahnya.
D.    Promosi
Promosi tidak harus mahal, brosur, iklan baris adalah salah satu bentuk promosi. Produk yang bagus pun bisa menjadi bentuk promosi mouth to mouth jika produk kta kita memang disukai konsumen. Lakukan promosi yang kontinyu supaya memberikan effek kontinuitas produk kita.

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis berkaitan erat dengan teknis produksi dan operasional. Kita harus merencanakan dengan baik bagaimama produksi berjalan, dimana kita mencari bahan baku, bagaimana proses produksinya, bagaimana cara pengemasannya. Kita sebaiknya memiliki keterampilan yang baku dalam aspek ini supaya menghasilkan produksi yang efisien dan effektif.
  • Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis tersebut selesai dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk start up cost/pra operasional proyek yang akan dilaksanakan.
  • Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Untuk bisnis industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata-letak pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.
Analisis aspek teknis dan operasional antara lain menentukan jenis teknologi pada produk dan jasa yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam jenis teknologi antara lain:

1. Mengkaji implementasi sistem teknis layanan Personal Info Services pada Flexi berdasarkan kondisi real.
2. Teknologi harus mudah untuk diterapkan.
3. Jenis teknologi yang digunakan harus dapat menghasilkan standar mutu yang sesuai dengan keinginan pasar.
4. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produksi yang ekonomis.
5. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan proyek, serta berpengaruh pada biaya.
6. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
7. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat disetarakan dengan baik.
8. Perencanaan lokasi, perencanaan tenaga kerja..


3. Aspek Sumber Daya Manusia
  • Aspek ini membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk membayangkan bentuk organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika berdiri. Setelah gambaran organisasi terbentuk dengan segala kelengkapannya, selanjutnya dianalisis proses pengadaan sumber daya manusianya untuk menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi sesuai dengan yang direncanakan.

4. Aspek Hukum dan Legalitas
Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:
  • Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha yang akan didirikan
  • Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komiditas) yang diperbolehkan atau dilarang undang-undang
  • Cara berbisnisnya melangga hukum agama atau tidak
  • Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/ departemen/dinas terkait atau tidak.

5. Aspek Ekonomi dan Keuangan (finansial)

Aspek yang paling penting dalam studi kelayakan usaha adalah perhitungan matematis untung rugi. Berapa modal yang dibutuhkan. Berapa biaya produksi, biaya promosi sehingga kita bisa menentukan harga jual yang kompetitif dengan memperjuangkan keungtungan yang kita harapkan. Kita juga harus memperhitungkan return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian modalnya. Perhatikan juga arus kas (Cashflow). Selama arus kas masuk lebih besar dari arus keluar berarti usaha kita tetap bisa jalan. Arus kas diibaratkan darah dalam tubuh kita.Perlu diketahui studi kelayakan ini untuk usaaha dalam skala kecil atau rumahan yang tidak memerlukan perhitungan yang rumit.

Ada beberapa sumber data penting yang akan digunakan, yaitu:
  • Data awal aspek pasar dan pemasaran berupa: proyeksi penjualan/permintaan, harga produk, dan anggaran (biaya) pemasaran.
  • Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik sewa maupun beli, harga pokok produksi (bahan baku, TKL, bahan pembantu), dan rencana pengadaan mesin, peralatan, teknologi yang digunakan.
  • Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya pelatihan, biaya upah tetap, tunjangan-tunjangan, dan lain-lain.
  • Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip (misal, DepKeu, DepDag, DepAg, DepHut, DepHub, DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya perizinan operasional (Pemda).
Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi diperlukan perhitungan dan analisis yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis. Ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi :
1. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Suatu proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai NPV positif (lebih besar dari nol), dan jika sebaliknya maka proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan.
Description: npv.jpg
A0 = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0
At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t
r =Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh para pemilik modal dengan
memperhatikan resiko usaha
n = Jumlah tahun / usia ekonomis proyek (atau periode studi)
Internal Rate of Return (IRR)
Perhitungan tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku (Minimum Attractive Rate of Return / MARR ). Jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut dianggap tidak layak untuk direalisasikan. Dengan mempergunakan rumus PW (Present Worth), IRR adalah i’ % pada nilai ini


 
STUDI KELAYAKAN BISNIS
ANDREY  D. RATULANGI
080213027

BISNIS JUAL PAKAIAN (BUTIK)

PENGANTAR
            Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap manusia. Dimana pakaian merupakan kebutuhan primer.
            Pada saat ini perkembangan dari mode pakaian sudah sangat berkembang, jadi dengan berkembangnya mode pakaian maka bisnis jual pakaian lebih berkembang. Pada saat ini banyak cara yang dilakukan para penjual untuk menjual pakaian ada yang membuka toko-toko pakaian, dan sekarang ini ada yang menjual lewat internet seperti facebook dengan menunjukan gambar dan ukuran dari pakaian yang akan di jual. Bisnis pakaian sangat menjanjikan dimana banyak yang terjun di bisnis ini tanpa takut akan mengalami kerugian karena bisnis jual pakaian mencakup semua kalangan dan sangat di butuhkan.

MODAL
            Modal yang diperlukan di sesuaikan dengan jumlah pakaian yang akan di beli digrosir. Pakaian yang akan dijual mencakup pakaian Dewasa (pria, wanita) dan anak-anak.
1.      Baju Dewasa(Pria) di beli 10 lusin dimana 1 lusin berisikan 12 buah baju, dan 1 baju harganya Rp 35.000,- Jadi untuk 10 lusin uang yang di perlukan adalah @120 buah baju/ 10 lusin X Rp. 35.000 = Rp 4.200.000,-
2.      Baju Dewasa(Wanita) di beli 10 lusin, dan 1 baju harganya Rp. 40.000,- Jadi untuk 10 lusin diperlukan uang sebesar @120 buah baju/ 10 lusin X Rp. 40.000 = Rp. 4.800.000,-
3.      Baju anak-anak(laki-laki) dibeli 10 lusin, dan 1 baju harganya Rp. 25.000,- Jadi untuk 10 lusin diperlukan uang sebesar @120 buah baju/10 lusin X Rp 25.000 = Rp.3.000.000,-
4.      Baju anak –anak(perempuan) di beli 10 lusin, dan 1 baju harganya Rp. 30.000,- Jadi untuk 10 lusin diperlukan uang sebesar @120 buah baju/10 lusin X Rp. 30.000 = Rp. 3.600.000,-
5.      Lemari Pakaian di beli 3 buah, dan 1 buah harganya Rp. 2.500.000,- Jadi untuk 3 buah diperlukan uang sebesar @3 buah lemari X Rp.2.500.000 = Rp. 7.500.000,-
6.      Ongkos Kirim per 2 bulan dari Bandung – Tondano 40 lusin pakaian (dewasa, anak-anak) = 15 kg = Rp. 750.000,-

Dan modal pertama yang akan dipakai untuk membeli semua barang-barang yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah di atas yaitu Rp. 23.850.000,-
Dan untuk pembelian pakaian untuk per dua bulan selanjutnya (40 lusin + ongkos pengiriman) yaitu Rp. 16.350.000,-
Modal pertama pada bulan pertama + pembelian dibulan-berikutnya dalam 1 tahun ( Rp. 23.850.000,- + Rp.  81.750.000,- = Rp. 105.600.000)
UNTUK BIAYA PENJUALAN
1.      Pakaian Dewasa Pria 1pcs Rp. 75.000,-
2.      Pakaian Dewasa Wanita 1pcs Rp. 80.000,-
3.      Pakaian Anak-anak Pria 1pcs Rp. 55.000,-
4.      Pakaian Anak-anak Wanita 1pcs Rp. 60.000,-

PEMASUKAN
Pemasukan untuk 1 minggu / 7 hari, terjual 3pcs X 7hari = 21pcs. Maka untuk rata-rata pemasukan pada 1 minggu adalah 21pcs X Rp. 67.500,- = Rp. 1.417.500,-
KEUNTUNGAN
Dari keuntungan dalam 7 hari / 1 minggu maka keuntungan untuk 1 hari adalah Rp. 202.500,- Maka keuntungan per 1 bulan adalah @30hari X Rp. 202.500,- = Rp. 6.075.000,-
Dan untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan di perlukan jangka waktu 4 bulan yaitu Rp 6.075.000 X @4 = Rp 24.300.000,-
Pendapatan yang didapat selama 1 tahun adalah Rp. 6.075.000 X @12 bulan = Rp. 72.900.000 dengan Modal Sebesar Rp 23.850.000,-
Maka Keuntungan yang didapat selama 1 Tahun adalah Pendapatan Selama 1 tahun di kurangi Modal yaitu Rp. 72.900.000 – Rp. 23.850.000 = Rp 49.050.000

JIKA MODAL DI SIMPAN DI BANK
Modal yang diperlukan adalah sebesar Rp. 23.850.000,- dan di tabung didalam bank.
1 Tahun Bank Memberikan Bunga kepada Nasabah sebesar 6%. Maka Bunga uang tersebut setelah di tabung di bank selama 1 tahun adalah 6% X 23.850.000 = Rp 1.431.000,- Maka Total Uang tersebut selama 1 Tahun adalah Rp 23.850.000 + Rp. 1.431.000 = Rp 25.281.000,-

PERBANDINGAN
Dari 2 Kasus di atas yaitu Modal di gunakan untuk Bisnis Jual Pakaian (Butik) dan Modal di simpan di Bank. Dapat dilihat bahwa Pendapatan dari Bisnis ini setelah 1 Tahun adalah Rp. 72.900.000,-. Sedangkan Modal yang disimpan di Bank dan Berbunga 6 % adalah sebesar Rp. 25.281.000,-.

KESIMPULAN
Dari hasil pengujian antara 2 bagian usaha sendiri dengan modal dan menabung di bank dan mendapatkan bunga, dapat dilihat bahwa dengan berbisnis kita akan mendapatkan untung yang besar apabila kita bisa mengelolahnya dengan baik. Memang berbisnis seperti ini sangat melelahkan tetapi menjanjikan untung apalagi untuk kita sebagai pemula untuk membuka bisnis ini. Dan berbisnis menjanjikan untung yang besar asalkan kita kiat, semangat dan rajin untuk bekerja mengolahnya.


Tugas VI: Manajemen dan Kewirausahaan



STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun Oleh
Tapedune Harkitty
070213051








2_Fakultas Teknik









 

UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
MANADO
2010























STUDI KELAYAKAN BISNIS
“ pengelolaan sampah”
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha
Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha pengelolaan sampah dan agribisnis. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.
1.        Kajian Teknis
Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
a.       Lokasi
Lokasi untuk menjalankan usaha ini yaitu : harus di dirikan perusahaan sederhana untuk mengolah sampah.
b.      Tenaga ahli
Satu orang Direktur Utama, bertanggung jawab atas kelancaran keseluruhan proses produksi dan pemasaran, menciptakan sistem produksi dan pemasaran, melakukan negosiasi bisnis, mencari investor, dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan perusahaan dengan dibantu oleh para manajernya
Satu orang Administrasi dan Keuangan, bertanggung jawab mencatat transaksi dan dokumentasi, serta melakukan analisis keuangan
Satu orang Manajer Produksi, bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi serta koordinasi karyawan dan perawatan asset
Satu orang Manajer Pemasaran, bertanggung jawab dalam kelancaran distribusi produk, perluasan pasar, merumuskan sistem pasar, menangani masalah perijinan, dan mampu menangani segala keluhan pelanggan.

Tim Pendukung, terdiri dari :
Dua Belas orang Pembantu Produksi, merupakan pekerja yang membantu dalam proses produksi dengan alokasi karyawan : 2 orang bagian transportasi, 3 orang bagian penggilingan, 2 orang bagian pengemasan, dan 5 orang bagian pembakaran. Pembagian kerja akan dirotasi untuk tiap karyawan dibawah koordinasi manajer produksi.
Tiga orang Sopir, merupakan pekerja yang bertugas mengemudikan kendaraan pengangkut dan bertanggung jawab terhadap perawatan kendaraan
c.Bahan-bahan yang diperlukan
Adapun fasilitas diperlukan untuk menunjang :
 cangkul dan garu
• fermentor untuk pupuk cair
• hand tracktor
• hand truck
• insenerator
• instalasi air
• kendaran transportasi sampah
• mesin pencacah sampah
• seragam insenerator (sepatu boot, baju dan sarung tangan tahan api, helm penahan panas)
• seragam operasional (sepatu boot, topi, baju lapangan, sarung tangan)
c.       Desain
 Luas bangunan 150 m2 berdiri di atas lahan seluas 700 m2. Dengan insfrastruktur yang ada  mampu menampung sampah domestik sebesar 1000 m3 per bulan, atau setara dengan 2,5 kali. Dan juga memiliki kapasitas insenerator 400 m3 per bulan untuk mengolah sampah yang tak layak daur.
Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.



2.        Kajian Ekonomi
Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
a.       Penyerapan Tenaga Kerja
Dari usaha yang terangkum di atas membutuhkan 20 orang karyawan. Ini memungkinkan untuk mengurangi angka pengangguran.
b.      Dampak tehadap usaha sejenis
Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
c.       Dampak bagi lingkunag masyarakat
Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan akan membantu masyarakat untuk mengolah sampah.








3.        Kajian Finansial
Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
a.       Kebutuhan dana investasi
ü  Biaya Pembangunan
Pembelian tanah/lahan                                                        Rp.      50.000.000
Gaji buruh                                                                           Rp.      20.000.000
ü  Pembelian bahan baku
Truk sampah                                                                       Rp.      90.000.000
Keranjang                                                                           Rp.      10.000.000
Asesoris dll                                                                         Rp.        5.000.000
TOTAL                                                                             Rp.   17 5.000.000



b.      Rencana pembelanjaan dan sumber dana
Modal sendiri                                                                     Rp.    250.000.000
Pinjaman di Bank                                                               Rp.    750.000.000
TOTAL                                                                             RP  1.000.000.000
c.       Proyeksi Keuangan
ü  Proyeksi Pendapatan
Pendapatan per hari                                                            Rp.       20.000.000
Pendpatan per bulan                                                           Rp.     600.000.000
TOTAL Pendapatan per tahun                                      Rp    620  .000.000
ü  Proyeksi biaya per bulan
Uang bensin                                                                        Rp.     200.000.000
Gaji karyawan  1 karyawan Rp.  1.000.000 X 20              Rp.         20.000.000
Biaya produksi pupuk                                                        Rp.        44.000.000
PBB                                                                                    Rp.         1.000.000
PPn                                                                                     Rp.       30.000.000
Biaya listrik                                                                        Rp.      20.000.000
Lain-lain (cetak nota dll)                                                    Rp.         1.000.000
TOTAL                                                                             Rp.    126.000.000
ü  Proyeksi rugi/laba
Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
Laba/Rugi  = Pendapatan – Pengeluaran
                    = 620.000.000 – 126.000.000
                    = 494.000.000 per bulan
ü  Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
Diperkirakan hutang dapat dilunasi dalam jangka waktu 5 tahun dengan bunga 10% per tahunnya. Jadi hutang yang akan dibayarkan perbulannya adalah Rp.41.000.000.
ü  Keuntungan Bersih per Bulan
Keuntungan bersih per bulan          = Omset per bulan – biaya operasional
                                                        =620 .000.000 – 210.000.000
                                                        = 410.000.000 per bulan

KESIMPULAN
            Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha daur ulang sampah bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp. 500 juta yakni Rp. 494.000.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut bias mencapai milayaran rupiah. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bias saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

( MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN )
NAMA  : BRENDA PALIT
     NRI      : 070213002





BISNIS SALON KECANTIKAN


Cantik memang dambaan setiap insan wanita namun jika ditelaah dengan pikiran yang terbuka, kecantikan memiliki makna yang begitu luas. Kecantikan tidak hanya dilihat dari fisik. Kecantikan bisa pula dilihat dari rasa percaya diri, keunikan pribadi, dan tidak terpaku pada dimensi visual yang dapat dilihat mata. Kemudian, kepribadian yang menarik bisa membuat seorang wanita terlihat cantik dan menarik. Dan kecantikan bisa terpancar dari karakter, perilaku dan pengetahuan. Jika ditanya apakah seorang wanita ingin selalu tampak terlihat cantik? Tentulah tak seorangpun akan menjawab, tidak! Tampil anggun dan menawan adalah harapan setiap wanita. Banyak wanita yang rela melakukan apa saja agar dapat predikat cantik. Hal ini wajar baik bagi wanita usia muda, maupun yang sudah berumur pun akan senang jika mendapat pujian cantik. Merawat tubuh menjadi prioritas utama dalam rangka mempercantik diri. Dan bicara tentang perawatan tubuh, seperti perawatan rambut dan wajah, tentu akan erat kaitannya dengan salon kecantikan.
Pangsa pasar usaha salon kecantikan masih sangatlah besar karena jumlah orang yang tidak punya waktu untuk merawat sendiri kecantikannya akan semakin besar. Mereka inilah yang membuat potensi pasar usaha salon kecantikan terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun menggeluti bisnis salon kecantikan dalam era sekarang, ternyata tidaklah mudah. Di samping, dituntut menguasai keterampilan dan mutu pelayanan terhadap konsumen harus bagus, yang paling penting adalah suatu perencanaan bisnis yang matang.
Pemilihan bentuk salon yang lebih mengarah pada ciri khasnya akan sangat membantu Anda membuat rencana bisnisnya. Sebaiknya hindari membuka salon kecantikan tanpa rencana bisnis yang jelas, sebab dikhawatirkan usaha akan berjalan tanpa arah, demikian juga dengan usaha lainnya. Rencana bisnis yang dimaksud meliputi modal yang diperlukan, tempat yang strategis, strategi pemasaran kemudian proyeksi keuangannya.

Strategi Pemasaran
Yang dimaksud disini adalah suatu strategi dimana dapat menarik sebanyak-banyaknya konsumen untuk datang ke salon kita dan menjadi pelanggan tetap. Hal ini meliputi :
  • Desain interior dan eksterior. Supaya menarik, kita bisa mendandani interior dan eksterior salon Anda semenarik mungkin. Tujuannya untuk memberikan kesan pertama yang memikat dan selanjutnya membuat pelanggan kembali lagi ke salon Anda
  • Tenaga ahli. Bisnis salon sangat bergantung kesuksesannya pada ketrampilan para karyawan terutama hairstylistnya. Tak jarang pelanggan justru loyal pada hairstylistnya daripada dengan salonnya. Jika hairstylist  tersebut pindah, si pelanggan akan mengikuti kemana dia pergi. Ini sebabnya kenapa dalam bisnis salon rentan pembajakan hairstylist  yang sudah berpengalaman dan punya basis pelanggan cukup banyak.Untuk mencegah pembajakan ini terjadi, ciptakanlah suasana kerja yang nyaman dan kesejahteraan karyawan yang cukup baik.
  • Harga yang kompetitif. Penawaran bonus-bonus tertentu guna menarik pelanggan merupakan salah satu strategi yang bisa dilakukan. Bonus yang dimaksud bisa berupa bonus gratis perawatan, satu paket promosi atau potongan harga selama bulan tertentu. Karena persaingan yang cukup ketat pada bisnis salon kecantikan, pandai-pandailah menarik hati konsumen. Sebab bila tidak, bisa-bisa salon jadi sepi deh.
  • Varian jasa. Selalu berusaha mengikuti tren yang ada, agar kita tidak kehilangan pelanggan. Misalnya jika kita membuka salon kecantikan khusus untuk wanita selain hanya melayani potong rambut, creambath, dan lulur cobalah dengan bertahap bisa dipertimbangkan untuk melayani reflexi dan pijat kaki, totok wajah, spa/mandi rempah, rias pengantin dan masih banyak lagi.Semakin lengkap variasi jasa yang ditawarkan suatu salon maka akan semakin besar peluang untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
  • Pelayanan yang prima. Pelayanan pada pelanggan merupakan kunci yang terpenting yang akan menentukan apakah pelanggan akan kembali lagi ke salon kita atau tidak. Jika pelanggan memang datang lagi, maka bisnis mempunyai potensi untuk berkembang, namun jika tidak maka kita harus mulai mengevaluasi untuk melihat apa yang salah/kurang dari layanan yang diberikan.Layanilah konsumen dengan baik, dimulai dengan senyuman saat awal mempersilakan masuk atau sekedar mengajak ngobrol saat sedang perawatan, namun lakukan hal tersebut dengan tulus dan ikhlas.
  • Promosi. Promosi sangat penting dilakukan untuk membuat salon kita dikenal orang. Dengan membuat program/paket khusus untuk membuat orang tertarik mencoba layanan salon kita. Seperti, diskon khusus saat pembukaan salon, 10 kali potong rambut gratis 1 kali creambath, dsb. Kita bisa memasang spanduk di lokasi strategis disekitar salon, atau menyebarkan brosur ke kawasan pemukiman atau perkantoran di dekat salon.Hitunglah dengan cermat untuk program-program promosi ini. Jangan sampai kita justru tekor gara-gara biaya promosi ini.








1.      Kajian Lingkungan
Lokasi
Carilah lokasi yang strategis yakni lokasi yang mudah dilihat, mudah dijangkau, dan dilalui banyak kendaraan termasuk kendaraan umum. Ini akan memudahkan pelanggan berkunjung ke salon kita. Selain itu juga harus dipastikan lokasi salon mempunyai tempat parkir yang cukup, aman, bebas banjir, serta tersedia listrik, air dan telepon.
Jika lokasi salon relatif susah terlihat dari jalan raya, beri tanda penunjuk yang jelas untuk memudahkan pelanggan untuk datang berkunjung.

2.      Kajian Ekonomis
Harga & Jenis Layanan
Produk yang ditawarkan disalon ini bisa dibilang lengkap mulai dari perawatan rambut, perawatan wajah, perawatan badan, serta perawatan tangan dan kaki juga refleksi. Untuk perawatan rambut harga yang dipatok 20.000 rupiah untuk layanan gunting dan cuci blow hingga 250.000 rupiah seperti untuk rebonding.
Perawatan wajah berkisar antara 35.000 sampai 50.000 rupiah. Perawatan badan seharga 75.000 sampai 150.000 rupiah. Sedangkan perawatan untuk tangan dan kaki berkisar 30.000 rupiah. Salon Jelita juga menyediakan paket “treatment” yang merupakan paket perawatan lengkap dari rangkaian jenis perawatan diatas dari harga 80.000 sampai 115.000 rupiah.
Salon ini memasang tarif mahasiswa, seperti kebanyakan salon lainnya. Hampir tidak pernah libur walaupun tanggal merah.


Peralatan & Bahan

Peralatan yang dipakai dalam usaha salon ini adalah gunting untuk memotong, steamer untuk memanaskan rambut saat proses creambath sehingga obat/vitamin yang dipakai pada rambut dapat cepat meresap pada akar rambut serta alat-alat lainnya seperti hair dryer, catok ikal maupun lurus, catok ion, sisir blow, sisir garpu, sisir catok, body sauna, uap muka, pemotong kuku, sikat kulit kaki, dan alat pengkilap kuku.
Bahan yang digunakan antara lain adalah cat rambut, vitamin rambut, obat untuk rebonding dari berbagai jenis dan merk dari tradisional, merk makarizo, henna, dan wella. Alat-alat kosmetik juga beragam jenisnya dari merk luar negeri seperti “maybeline” sampai buatan dalam negeri seperti “sari ayu” juga “la tulip”. Untuk perawatan badan biasanya dipakai lulur yang khusus didatangkan dari Bali dan scrub.
SDM : untuk tenaga ahli seperti cutting, coloring, dll akan lebih baik
jika owner juga mempunyai ketrampilan disini. Pengetahuan bisa diasah lewat
sekolah maupun kursus berijasah yg sudah banyak diselenggarakan sekarang.
Secara perhitungan bisnis, cutting biasanya memberikan ekstra pemasukan yg lebih dibanding treatment lain yg harus menggunakan alat penunjang. Selain juga cutting treatment biasanya mempunyai interaksi yg asertif kepada
pelanggan. Sebagai pengguna, saya pribadi sangat menghargai jasa art stylist yg mampu berkreasi dgn pas. Secara tidak langsung bila saya merasa sreg dengan guntingan si A, mumpung saya punya banyak waktu luang sekalian deh saya treatment yg lain misalnya crembath, manicure, dll.
Sementara untuk tenaga junior dan pemula (cuci-blow-creambath-massage-dll) bisa dimulai lewat pemasangan iklan baris di harian ibukota. Alternatif lain
mencari tenaga2 potensial di tempat kursus kecantikan dgn cara datang
langsung dan mengobrol dgn mereka.


Penjualan produk-produk rambut/ kecantikan
Banyak bisnis salon yang juga menawarkan berbagai macam produk rambut dan kecantikan, agar dapat memenuhi keinginan seorang pelanggan di satu tempat yang nyaman.                                                                                     
Memilih untuk menjual produk sampo yang terbaik, pelembab untuk sehari-hari dan perawatan, produk untuk rambut seperti mouse, gel, minyak rambut; serta produk khusus rambut lainnya. Menjual produk rambut yang terkenal adalah strategi yang penting untuk mendapatkan pelanggan dan menambah untung. Beberapa bisnis rambut dan salon juga menawarkan service spa, suatu tend di bisnis persalonan. Day spa biasanya menawarkan scrubs, skin lightening, body wrapping, herbal wraps, pijat/ aromatherapy, derma abrasion, stretch mark dan jerawat, facial anti-penuaan, makeup, perawatan kulit, waxing, polishing dan perawatan untuk jerawat.

3.      Kajian Finansial
Modal
Ada kalanya seseorang yang merintis usaha terbentur masalah modal. Namun pada kenyataannya, memulai usaha ini dengan modal yang tidak terlalu besar bukan hambatan. Dengan modal yang minim, utamakan untuk mendanai keperluan inventaris salon, yang tentu saja termasuk peralatannya. Modal pun sebaiknya dipisah menjadi dua, modal utama dan modal cadangan. Modal cadangan akan berguna untuk membayar biaya operasional selama pemasukan usaha salon belum stabil. Agar usaha salon bisa berjalan dengan baik dengan modal yang pas-pasan, maka perlu dilakukan strategi pemasaran yang jitu.


Proyeksi Keuangan
Aspek yang tak kalah penting adalah proyeksi keuangan. Jangan sampai lupa untuk menyelenggarakan sistem pengendalian keuangan, seperti buku transaksi pemasukan dan pengeluaran harian, buku laba rugi bulanan, dan lain-lain. Buatlah sistem pencatatan yang sederhana, yang tujuannya agar Anda dapat menjalankan usaha dengan tertib.

Analisa Ekonominya:
 
 
Pemasukan :
 
Asumsi jika dalam 1 bulan ada :
 
15 orang gunting rambut        : 20 x Rp 20.000,00 = Rp   400.000,00
30 orang perawatan rambut      : 30 x Rp 50.000,00 = Rp 1.500.000,00
30 orang facial                : 30 x Rp 35.000,00 = Rp 1.050.000,00
10 orang perawatan badan       : 10 x Rp 75.000,00 = Rp   500.000,00
10 orang treatment             : 10 x Rp 100.000,00= Rp 1.000.000,00
10 orang perawatan tangan,kaki : 10 x Rp 30.000,00 = Rp   300.000,00 
5  orang rebonding             : 5  x Rp 250.000,00= Rp 1.250.000,00
5  orang Make up               : 5  x Rp 50.000,00 = Rp   250.000,00     
Penjualan produk rambut/kecantikan :               = Rp   500.000,00                                   
Total pemasukan                                   = Rp 6.750.000,00
 
 
 
Pengeluaran :
 
Obat creambath, facial,
lulur scrub dll                                   = Rp   500.000,00
Peralatan Kecantikan                              = Rp   500.000,00
Gaji pegawai                  : 3 x Rp 700.000,00 = Rp 2.100.000,00
Listrik, air dll                                  = Rp.  250.000,00
Total pengeluaran                                 = Rp 3.350.000,00
 
 
Perkiraan keuntungan :
 
Rp 6.750.000,00 - Rp 3.350.000,00                 = Rp 3.400.000,00




Pemasaran:

Mengundang kawan-kawan sebanyak mungkin pada waktu pembukaaan, terutama yg berdomisili disekitar lokasi. Seperti disebutkan Pak R, dengan menyebarkan info sebanyak2nya, 10% saja return customer sudah dapat jadi catatan yang baik untuk usaha. Pasang pengenal yg efektif (spanduk, banner, umbul2, neonboard, dll) dan eye catching. Selalu berinovasi dalam pemasaran, misal bulan ini program diskon, bulan depan program paket, dll. Innovate or die katanya :) Menurut Hermawan Kertajaya di bukunya Marketing in Venus, untuk memasarkan produk kita harus luar biasa kreatif karena
pesaing kita juga akan doubled the brain, atau kita yang akan
mati... Prinsipnya, kalau kita mau berbisnis otak kita harus selalu berputar
keras, tidak boleh diam :)


 
Nama : Vicky Manengal
NRI : 080213104
Tugas 6 bisnis pengetahuan
Agar kita dapat mengerti dengan baik apa itu bisnis pengetahuan, mari kita mengeri dulu apa iau bisnis.
Pengertian Bisnis.
Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

Bentuk dasar kepemilikan bisnis

Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa bentuk yang dianggap umum:
  • Perusahaan perseorangan: Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
  • Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
  • Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
  • Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.


Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Pendidikan
Pendidikan” adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
  • Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
  • Keterpaparan informsi
pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary, adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, databases . Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
Setelah melihat pengertian bisnis dan juga pengertian pengetahuan maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa Bisnis Pengetahuan adalah suatu kegiatan untuk mendapat keuntungan dari suatu hasil ilmu pengetahuan. Jadi sgala penemuan ataupun segala sesuatuyang dihasilkan dari ilmu pengetahuan dan diperjualbelikan maka itu disebut Bisnis Pengetahuan.
Sperti yang telah kita bahas pada tugas tugas sebelumnya yaitu bisnis ketenagalistrikan, bisnis sinyal, bisnis informasi dan lainnya dapat diklasifikasikan sebagai bisnis pengetahuan.

 
ROBERT F. TALUMEWO
070213034

BISNIS OTOMOTIF


Salah satu usaha yang terbukti menjanjikan adalah di bidang otomotif, Selain dapat menyalurkan hobi anda, usaha di bidang otomotif juga dapat memberikan keuntungan yang besar bagi anda,

memulai usaha memang dibutuhkan modal. Namun, menurut perencana keuangan Ligwina Hananto, modal awal tak bisa ditentukan jumlah pastinya. Modal awal bisa berupa uang, barang, bahkan jasa. Bila Anda memutuskan ingin menjadi seorang konsultan seperti yang dijalani Ligwina, misalnya, bisa jadi modal awal yang dibutuhkan bukan berupa uang, melainkan sebuah komputer atau laptop. “Saya meminjam laptop mertua ketika baru memulai bisnis. Tidak apa-apa, yang penting berani menghadapi tantangan dan menjalani secara tekun. Ketika usaha ini sudah berjalan, baru mulai merapikan rencana bisnisnya. Saya pun pernah gagal, kok, dalam berbisnis. Memang, orang cenderung takut gagal karena berurusan dengan uang,” kisah Ligwina soal ihlwal usahanya. Oleh karena itu, Ligwina menyarankan, saat akan memulai bisnis, awali dengan membereskan hal-hal kecil terlebih dahulu di dalam keluarga. Misalnya, menstabilkan dulu kondisi keuangan keluarga. Setelah itu, tetapkan hati mengenai usaha apa yang akan digeluti. Bila bidang yang akan dijalani sesuai dengan minat dan bakat, kata Ligwina, akan lebih mudah menjalaninya. Bahkan, imbuhnya, memulai bisnis tak akan terganjal oleh waktu. Sebelum atau setelah pensiun pun membuka usaha tetap bisa dijalankan. Kendati demikian, bila seseorang baru memulai membuka usaha di usia yang sudah lanjut, kendalanya adalah penyesuaian diri dengan realitas masa kini yang akan menjadi lebih sulit.Tak heran bila kemudian Ligwina menyarankan, bila ingin memulai usaha, lakukan dari sekarang tanpa perlu menunggu pensiun dan usia sudah semakin tua. “Pelan-pelan sajalah membuat rencana dari sekarang, ingin punya bisnis apa sambil menabung untuk mengumpulkan modalnya. Menurut saya, sudah enggak zamannya lagi sekarang hidup hanya mengandalkan dari gaji bulanan saja,” tukasnya.
Bila seseorang tak punya bakat berwirausaha, kata Ligwina, tak perlu berkecil hati dan menyurutkan niat untuk membuka usaha sendiri. Orang tipe seperti ini bisa mengandalkan aset aktif. “Ada tiga aset yang bisa dijalankan, yaitu usaha kecil seperti membuka warung gado-gado atau toko baju anak. Lalu usaha yang lebih besar seperti menyewakan rumah petak, kamar indekos, kios, atau apartemen. Terakhir surat berharga, artinya jika punya uang besar dapat dialihkan ke surat berharga yang bisa menghasilkan uang.” Ligwina menyarankan, sebelum pensiun, idealnya setiap orang sudah memiliki ketiga aset tadi. “Paling tidak, punya satu aset saja, deh. Jadi tidak hanya mengandalkan gaji bulanan saja; dan jangan lupa, kondisi keuangan harus tetap sehat,” ingat Ligwina. Yang tak kalah pentingnya, berapa pun besarnya gaji Anda, usahakan agar selalu ada sisa untuk ditabung.
Namun, terkadang seseorang terkena penyakit panik ketika pensiun mendapat uang dalam jumlah besar. Bila tidak punya rencana yang jelas, kata Ligwina, sebanyak apa pun uang yang dimiliki akan habis percuma. Maka, akan lebih baik bila saat ini belum merencanakan akan membuka usaha, buat rencana jangka panjang yang akan dilakukan selepas pensiun. “Buat rencana matang, uang berjumlah besar itu akan digunakan untuk apa saja, termasuk membuka usaha, misalnya. Jika bingung, serahkan saja persoalan ini ke perencana keuangan. Agar si pemilik uang juga tahu risikonya bila hartanya diinvestasikan; dan ingat, jika ingin berinvestasi, diperlukan mental yang kuat karena risikonya juga cukup tinggi

Setelah terjun pada tahun 2009, penjualan mobil kembali ngebut. Kinerja sektor ekspor otomotif pun tak dapat dipandang enteng. Pulihnya ekonomi global dan membaiknya permintaan domestik mengindikasikan adanya sinyal semakin baiknya bisnis otomotif.

Krisis global dan keuangan pada tahun 2008 cukup telak menurunkan angka penjualan mobil dunia, tak terkecuali Indonesia.

Tengok saja penjualan mobil domestik Indonesia yang terempas hingga 20 persen, dari 607.000 unit pada 2008 menjadi 486.000 unit pada 2009. Hal serupa terjadi di negara tetangga, seperti Thailand, yang penjualannya mengerut 10,8 persen, dan Malaysia turun 2 persen.

Anjloknya penjualan mobil Indonesia menurunkan rasio populasi penduduk terhadap penjualan mobil baru, yaitu 379 (2008) menjadi 477 (2009). Artinya terjadi penurunan kepemilikan mobil baru, dari satu mobil baru di antara 379 penduduk menjadi satu mobil baru di antara 477 penduduk. Rasio ini cenderung lebih rendah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia, yaitu 122 dan 53, pada 2009.

Turunnya penjualan mobil terjadi di semua segmen, baik mobil penumpang maupun komersial. Di kelompok kendaraan penumpang, pertumbuhan penjualan di Indonesia turun dari 35,5 persen (2008) menjadi minus 15,4 persen (2009). Melemahnya daya beli konsumen menyebabkan mereka cenderung menunda pembelian mobil baru.

Kelompok mobil komersial adalah segmen mobil yang penjualannya paling merosot. Kondisi penjualan domestik Indonesia dan Thailand menjadi tolok ukur pasar kendaraan komersial di ASEAN.

Di Indonesia pada 2008, pabrikan mobil niaga mampu melego 178.000 unit, tetapi pada 2009 yang terjual hanya 123.000 unit (anjlok 30,9 persen). Di Thailand, penjualannya hanya 318.000 unit, atau tergerus 17,9 persen untuk periode sama.

Memasuki 2010, harapan membaiknya penjualan mobil kembali terbit. Indikasi positif ini terlihat dari naiknya tren pertumbuhan penjualan mobil sejak November 2009. Pada November 2009, mobil yang terjual mencapai 48.322 unit, (tumbuh 4,9 persen), pada bulan Januari 2010, jumlahnya naik hingga 52.707 unit (tumbuh 67 persen).

Seiring pulihnya ekonomi domestik serta global, dan daya beli konsumen yang terkerek naik, penjualan mobil domestik Indonesia tahun 2010 diprediksi kembali meroket.

Selain memasok permintaan mobil domestik, Indonesia juga menjadi basis produksi sejumlah pabrikan mobil. Hasil produksinya tidak hanya untuk pasar lokal, tetapi juga ekspor.

Di kawasan ASEAN, Indonesia bersama Thailand merupakan eksportir utama kendaraan penumpang (SITC kode 7812). Sedangkan untuk kendaraan barang (SITC kode 7821), dominasi masih dipegang Thailand.

Nilai ekspor mobil penumpang (2008) Thailand 5,2 miliar dollar AS, atau 0,8 persen dari total ekspor mobil penumpang seluruh negara di dunia. Nilai ekspor Indonesia ke dunia 1,2 miliar dollar AS, atau 0,2 persen dari total ekspor dunia.

Pertumbuhan ekspor kendaraan penumpang Thailand cenderung naik dari 31,9 persen pada 2007 menjadi 35,7 persen pada 2008. Sedangkan pertumbuhan ekspor Indonesia melambat dari 129,3 persen menjadi 47,1 persen pada kurun waktu yang sama.

Pasar utama ekspor mobil penumpang Indonesia mencakup kawasan Timur Tengah dan Asia. Dalam kurun lima tahun terakhir terjadi pergeseran akselerasi pertumbuhan permintaan dari Timur Tengah ke kawasan Asia.

Description: Gambar A

Nilai permintaan dari Arab Saudi, dengan pangsa 21 persen dari total ekspor mobil Indonesia ke dunia, saat ini mencatat pelemahan pertumbuhan dari 191 persen (2005) menjadi 36,5 persen (2008). Sedangkan pertumbuhan ekspor ke Malaysia naik dari 43,5 persen menjadi 90,5 persen.

Fakta menarik terlihat dari nilai ekspor mobil penumpang Thailand ke dunia. Berdasarkan data terkini, Thailand adalah pemasok utama kendaraan penumpang di ASEAN, termasuk Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan pasar ekspor Thailand yang gemuk, dengan nilai 603,3 juta dollar AS tahun 2008, atau tumbuh hingga 46,4 persen.
Description: Gambar B

Tidak hanya mobil, Indonesia juga mengekspor suku cadang dan penunjang kendaraan (SITC kode 7843), seperti produk badan mobil, suku cadang mesin, rem, dan aksesori mobil. Nilai ekspor suku cadang Indonesia 1,1 miliar dollar AS tahun 2008, sedangkan Thailand mencapai 4 miliar dollar AS. Meski demikian, pertumbuhan ekspor produk ini terbilang kencang, yaitu 1,5 persen tahun 2007 menjadi 18 persen pada 2008.

Description: Gambar C

Prospek investasi cerah

Tingginya permintaan domestik dan prospek ekspor yang berkembang menjadi daya tarik utama investasi di Indonesia. Perbandingan arus bersih investasi langsung asing (net flow of foreign direct investment) ke negara-negara ASEAN menunjukkan bahwa tahun 2008, Indonesia bersama Myanmar dan Vietnam mencatat pertumbuhan yang positif. Investasi luar negeri di Indonesia tumbuh 14,3 persen, Myanmar 10 persen, dan Vietnam 19,4 persen.

Naiknya nilai investasi asing diikuti kenaikan nilai investasi di industri kendaraan dan aksesori kendaraan. Tahun 2008, nilai investasi asing di industri ini naik hingga 83,5 persen dari tahun sebelumnya, dengan pangsa 16,7 persen dari total investasi ke sektor manufaktur.

Memang pada periode 2009 nilai investasi di industri kendaraan dan aksesori kendaraan cenderung turun. Periode Januari-November 2009, realisasi investasi asing langsung 525,5 juta dollar AS, tergerus hingga 24,6 persen dari tahun lalu. Hal yang sama terjadi pada realisasi investasi domestik senilai Rp 66 miliar, atau anjlok 78,9 persen, pada periode yang sama.

Minat asing dan domestik berinvestasi di sektor otomotif terganggu selama krisis terjadi karena ketatnya likuiditas dan sikap investor asing yang cenderung menunda ekspansi usahanya di luar negeri. Kondisi ini diprediksi cepat pulih mengingat peluang pasar yang menggiurkan dan disokong fundamental ekonomi Indonesia yang menjanjikan.

Dari analisis di atas terlihat kinerja industri otomotif nasional dapat diandalkan. Tentu saja, kebijakan dan aplikasi strategi yang jitu dari pemerintah diperlukan untuk menopang pengembangan investasi dan industri otomotif nasional.


 
Studi kelayakan bisnis pada warnet berbasis linux
Nama   : christopel simanjuntak
NRI      :  070213078
PENDAHULUAN
Kekhawatiran para investor warnet akan tidak lakunya warnet mereka memang harus
menjadi perhatian khusus, dikarenakan memang investasi yang diperlukan dalam membangun warnet tidaklah kecil. Tulisan ini mencoba memberikan gambaran tentang apa saja yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuat Warung Internet baik secara umum, maupun secara khusus Warung Internet Linux.
Membangun bisnis warnet bagi sebagian orang terlihat menggiurkan akan tetapi terlihat mahal dalam investasinya, apalagi dengan adanya aturan HAKI yang mewajibkan setiap software yang ada pada perangkat komputer Legal / Asli., sehingga sejak investasi awal sudah terbeban biaya pembelian software original yang hampir sama dengan harga hadware baru, tergantung software apa saja yang akan kita install pada PC. Namun jika sedikit kreatif bisa menghemat dalam pengeluaran untuk masalah software ini.
Pilihan hemat tersebut adalah menggunakan software dan OS OpenSource (System Operasi terbuka) seperti Linux pada warnet. Namun pilihan kepada Linux ini juga tidak mudah, karena memang membutuhkan kemampuan dan kemauan serta kesabaran dalam mengimplementasikannya, karena masyarakat kita yang selama ini sudah sangat bergantung dengan satu system operasi yaitu ms windows. Namun Distro (Paket Distribusi) Linux sekarang ini sudah sangat familiar dalam pengoperasionalannya, sehingga cuman dibutuhkan sedikit penyesuaian dan pembiasaan dalam menggunakannya. Disamping itu penggunaan OS Linux pada Warung Internet juga merupakan upaya dalam memasyarakatkan Linux, sehingga dengan terbiasanya masyarakat menggunakan Linux
maka ketergantungan akan satu System Operasi dapat dihilangkan. Dengan demikian keharusan membeli Software Komersial khususnya pada Kantorkantor pemerintahan, sekolah dan perusahaan swasta dapat dikurangi sehingga ini merupakan penghematan yang luar biasa.
Analisa bagi bisnis warnet diperuntukan untuk perencanaan bisnis ini supaya membantu para investor yang kurang dalam hal pendanaan untuk bisnis kedepan mendapat infromasi tentang bisnis ini
Dalam hal ini yang akan di tinjau untuk analisis ini adalah aspek finansial,aspek anggaran , aspek teknis dan teknologi.



PEMBAHASAN
1.aspek teknis dan teknologi.
Dalam membangun Warung Internet dibutuhkan persiapan dalam peralatannya adalah sebagai berikut:
1 Memilih Distro Linux
Distro Linux memang banyak pilihan, namun secara umum yang sering digunakan di warnet adalah distro distro besar seperti Mandrake, Fedora, Knoppix, Vector Linux dan Ubuntu/Kubuntu, namun belakangan ini muncul distro distro baru buatan anak negeri yang
memang disusun untuk kebutuhan paket Warung Internet seperti Waroeng IGOS (fedora base), PC Linux (knoppix base), Pinux (redhat base) dan Solite Linux (kanotix base). Pemilihan distro ini memang sangat mempengaruhi kebutuhan hardware, atau sebaliknya pemilihan distro tergantung pada hardware yang sudah dimiliki.
Dari hasil review penulis distro besar seperti Mandrake, OpenSuse dan Fedora Core sangat
cocok untuk hardware dengan spesifikasi setara Pentium VI dengan RAM 512. Sedangkan Ubuntu / Kubuntu berada pada posisi pertengahan yaitu Pentium III 800 dengan
RAM 256. Untuk Knoppix, Pinux dan Solite bisa digunakan pada PII dengan RAM 128192.
Sedangkan untuk spesifikasi komputer dibawah itu bisa menggunakan distro DSL, xubuntu,
atau puppy linux.
2 Memilih Hardware
Secara umum dari pengalaman yang ada Linux lebih mementingkan faktor memory RAM,
sehingga untuk kenyamanan dibutuhkan memori minimal 256 Mb dengan processor Celeron 2,3Ghz atau yang setara, walaupun untuk beberapa distro memori 128 Mb sudah cukup, dengan processor PII 600Mhz. Jika kita memang mempunyai dana yang cukup dan jangka panjang ada baiknya menggunakan hardware baru, misal Celeron 2,3Ghz, atau AMD Sempron 2000 dengan memory 512, dengan pertimbangan kenyamanan dan faktor keterjaminan hardware karena mempunyai garansi. Namun jika memang kita mempunyai sdm yang kreatif dan tahu seluk beluk hardware pilihan menggunakan PII dengan ram 256
adalah pilihan yang jitu, cerdas dan hemat.
3 Interior
Pilihan bentuk interior merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam membentuk
karakter sebuah warnet bahkan kadang kesalahan dalam menentukan interior dapat memberikan kesan tidak nyaman bagi pengguna, atau kadang kesalahan tersebut justru
berakibat pada pemiliknya dikarenakan investasi interior terlalu besar dan mewah.
4 Pengkabelan dan Jaringan
Investasi ini terkadang yang dilalaikan oleh para investor warnet, padahal inilah faktor penting dalam membangun sebuah warnet, tanpa ada instalasi pengkabelan kelistrikan dan
jaringan, maka tentunya komputer – komputer yang ada tidak bisa saling berkomunikasi.
5 Menentukan ISP
Menentukan ISP memang harus dilakukan sebelum kita memutuskan untuk membangun
Warung Internet karena ini menyangkut juga masalah Studi Kelayakan Bisnisnya
Serta hardware apa saja yang dibutuhkan untuk menggunakan sebuah ISP, apakah modem adsl atau perangkat wireless.
6 Sumber Daya Manusia
Ini juga merupakan investasi yang harus difikirkan karena SDM yang tahu akan selukbeluk
internet dan warnet akan sangat membantu dalam kesuksesan membangun warung internet,
terlebih warnet yang akan kita bangun adalah warnet linux, sehingga paling tidak team teknis harus bisa dan tahu tentang linux dan sdm lainnya mempunyai kemauan untuk belajar.
7 Investasi Operasional
Untuk operasional awal sebuah warnet harus didukung dengan dana cadangan paling tidak
2 bulan berjalan dikarenakan pada masa awal tentunya banyak pengeluaran untuk promosi
dan pencarian pasar, modal awal ini sangat penting tetapi tidak mutlak. Investai operasional lainnya adalah Billing System karena ini merupakan bentuk pengaturan management internal khususnya masalah keuangan sekaligus memberikan service kenyamanan bagi pemakai warnet kita.
Secara garis besar yang dibutuhkan untuk mendirikan warnet adalah Personal Komputer baik untuk yang disewakan (client), maupun server gateway dan server billing multimedia, Bilik atau meja dan kursi, pengkabelan listrik dan pengkabelan jaringan, hub switch, printer, scan, heatset dan webcam (optional), billing system, modem adsl atau perangkat wireless / accesspoint, ups minimal untuk billing dan sever, peralatan kantor, media komunikasi semacam telepon / sellular serta layanan pendukung lainnya seperti snack dan minuman ringan.


2.ASPEK ANGGARAN
Dalam membangun bisnis ini setidaknya dibutuhkan anggaran sebagai berikut:

1.hardware dalam 1 computer PC linux untuk client dgn harga yang paling murah Rp.950.000:
-prosesor pentium 4 3.0 Ghz
-memory 256 DDR
-harddisk 80gb
-motherboard foxcon
-dvd drive
Misalkan memakai 10 computer berarti 950.000 x 10 =Rp.9.500.000
2.penyewaan tempat untuk warnet(tidak di hitung jika tempat yang digunakan adalah tempat sendiri) untuk warnet begini adalah Rp.25.000.000/thn jadi 2.083.333/bln
3.pengkabelan dan server
Untuk PC server (1.150.000):
-prosesor pentium D
-memory 512 atau 1 gb
-harddisk 80gb
Untuk pengkabelan dan jaringan:
-kabel Lan 1000/1m anggap di pakai 40m jadi Rp.40.000 dan pemakaian billing di pakai billing freeware
4.ISP biasanya di pakai speedy yang warnet seharga 600.000 /bln dan 7.200.000/thn
5.sumber daya manusia
Untuk sumber daya manusia diperlukan  1 teknisi untuk pembuatan jaringan dan 2 org petugas untuk menjaga warnet.untuk teknisi di bayar 1.000.000 dan 2 org petugas yang bergantian jaga warnet 1 org (1org 10 jam)500.000 jadi 1.000.000/bulan dan 12.000.000/thn;
TOTAL pengeluaran untuk  1 thn adalah: Rp.55.290.000;
Dan total pengeluaran dalam 2bln : Rp.40.290.000
Tapi untuk pengeluaran tahun 2 seterusnya jadi hanya membayar sumber daya manusia saja 2 org petugas yang bergantian jaga warnet 1 org (1org 10 jam)500.000 jadi 1.000.000/bulan dan 12.000.000/thn dan teknisi 4 kali datang dalam setahun jadi 4.000.000 Totalnya adalah 16.000.000/thn utk tahun ke 2 dan seterusnya...

3.ASPEK FINANSIAL
Aspek ini meninjau keuntungan dari warnet misalkan dalam 1 hari 10 computer dipakai full 20 jam dan per jam 4000 jadi 80.000/comp dan 800.000 untuk 10comp/hari..jadi kalau di hitung per bulan jadi 24.000.000 dan keuntungan per tahun jadi 28.800.000 dan
Total untung/rugi 1 thn = 55.290.000 – 28.800.000
                                      = -26.490.000
Jika di lihat sekilas mmg masih rugi tapi coba perhitungan jadi 5 thn dimana anggaran point 1,2,3,4 tidak dihitung lagi.untuk pekerja 16.000.000 x 4thn = 64.000.000 dan pemasukan 55.290.000 x 4thn sisa = 221.160.000
Total untung/rugi untuk  tahun 2-5 = 221.290.000 – 64.000.000
                                                        = 157.160.000
Total untung dalam 5 thn =157.160.000 – 26.490.000(rugi thn pertama)
                                         =  Rp.130.670.000


SUMBER
Djamin, Zulkarnain, 1993. Perencanaan dan Analisis Proyek. Edisi Kedua. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Downey, W.D. dan S.P. Erickson, 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua. Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Gray, C.; P. Simanjuntak; L.K. Sabur; P.F.L. Maspaitella dan R.C.G. Varley, 1997 Pengantar
Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta


Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
STUDI KELAYAKAN GAS LAHAN TPA
1. PENDAHULUAN
Tujuan dari Studi Kelayakan ini adalah untuk melakukan evaluasi potensi proyek pembakaran gas lahan TPA di kota Makassar, Indonesia sebagai proyek Clean Development Mechanism di bawah Kyoto Protocol for Climate Change. Mekanisme ini menyediakan kesempatan komersil bagi kota Makassar untuk menyadari potensi ekonomis sampah organiknya untuk meningkatkan kinerja operasional. Kota Makassar bertujuan menggunakan pembiayaan karbon yang diterima untuk emisi metan yang dipulihkan lewat ekstraksi gas lahan TPA dan pembakaran pada lahan TPA. Kota Makassar (dulunya disebut Ujung Pandang) terletak di Pulau Sulwesi dan merupakan ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Populasinya pada tahun 2006 diperkirakan berjumlah 1,3 juta jiwa, yang bertumbuh dari 1 juta jiwa pada tahun 1993. Kota Makassar, sama seperti kota lainnya di Indonesia, mengalami ketidakmampuan dalam mengatasi bangkitan dan buangan sampah. Bangkitan sampah padat perkotaan (Municipal Solid Waste) diperkirakan sekitar 800 ton/hari (0,70 kg/kapita/hari atau 3.800 m3/hari @ 0,23 ton/m3)1 pada tahun 2006, dan diperkirakan sekitar 458 ton/hari atau 48% (1.991 m3/hari) pada tahun 2007. Kota Makassar bermaksud mengajukan proposal untuk mendapatkan pendanaan karbon terhadap emisi metan yang dihindari atau dipulihkan melalui proses ekstraksi dan penyalaan LFG dan pembangkitan energi listrik LFG untuk keperluan lahan di lokasi TPA Tamangapa. Proyek ini akan menggunakan teknologi dan pendekatan teknik yang telah digunakan dalam ekstraksi dan penyalaan LFG, serta akan mempertimbangkan untuk meningkatkan pemanfaatan gas tersebut sebagai pembangkit listrik untuk penggunaan lain dalam jangka waktu menengah. Agar dapat diklasifikasikan sebagai proyek CDM, proyek tersebut harus dapat mengurangi, menghindari atau memisahkan gas rumah kaca (GHG) yang mengandung karbon dioksida (CO2), gas Metan (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), dan senyawa lainnya lewat pelaksanaan proyek tersebut. Oleh karena itu, proyek tersebut akan memberikan kontribusi dalam meminimalisir perubahan iklim secara global, ”Bertindak Lokal, namun Berpikir secara Global”.
Selama periode proyek CDM, kesuksesan untuk mengurangi atau menghindari gas rumah kaca akan tetap dipantau. Verifikasi data yang telah dipantau ini akan mengarah
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
kepada dikeluarkannya kredit Sertifikasi Pengurangan Emisi GAs (CER). Dibawah mekanisme yang dikeluarkan oleh UNFCCC kredit ini merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan. Nilai pasar CER saat ini adalah sekitar US$ 7/ton CO2e.
2. SISTEM PENGUMPULAN GAS LAHAN TPA
Lahan TPA di daerah yang beriklim tropis memiliki nilai lindi yang tinggi yang mengurangi ekstraksi LFG apabila menggunakan sistem sumur pengumpulan tradisional yang bersifat vertikal. Dengan kondisi saat ini, studi kelayakan ini melakukan evaluasi sistem tradisional sumur pengumpulan vertikal dan sistem sumur horizontal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem pengumpulan kolektif aktif terdiri dari blower mekanik atau kompressor yang tergabung dalam sistem ekstraksi sumur gas atau parit pengumpul. Gradien tekanan dibuat dalam sumur atau parit, dan kemudian memaksa keluarnya gas dari lahan TPA. Kemudian gas tersebut dialirkan lewat pipa ke unit pembakaran atau sistem pengelolaan lainnya. Efektivitas sistem pengumpulan LFG aktif sangat bergantung kepada desain dan operasional sistem tersebut, dan kepada kemampuan pembangkitan gas metan sampah TPA. Sebuah sistem pengumpulan yang efektif harus didesain dan dikonfigurasikan sedemikian rupa untuk: • Mengakomodasi tingkat bangkitan maksimum gas LFG; • Secara efektif mengumpulkan gas LFG dari seluruh area TPA; dan • Memonitor dan menyesuaikan operasional sumur dan parit esktraksi Individual Intrusi udara merupakan pertimbangan utama dalam mendesain sistem pengumpulan gas LFG aktif. Intrusi udara dapat merembes secara alami lewat penutup lahan TPA dan ke dalam sampah. Sistem pengumpulan kolektif memiliki empat komponen utama:
• Sumur ekstraksi gas (atau parit horizontal), termasuk pipa pengumpulan gas. Fungsi pipa pengumpul ini adalah untuk mengumpulkan gas dari setiap sumur dan mengantarkannya ke sistem pembakaran. Sistem ini sebaiknya dibangun menggunakan sistem loop, sistem header atau sistem tunggal dengan pengaturan tertentu. Pipa pengumpul gas sebaiknya dibuat dari PVC dengan diameter 100 mm. Pipa tersebut harus di tempatkan pada permukaan tanah, untuk memudahkan pemeriksaan apabila terjadi kebocoran. Tiap simpul antara pipa dan sumur harus dilengkapi dengan penghubung untuk secara terus menerus memonior kualitas, kuantitasm suhu dan tekanan gas. Sistem perpipaan harus ditempatkan di bagian luar sel pengumpul gas. Pipa pengumpul harus diegkapi dengan titik kondensasi sebelum
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
dihubungkan dengan sistem pembakaran, untuk memudahkan pembuangan cairan dari dalam pipa. • Peralatan pemindah gas; • Unit penanggulangan gas lahan TPA • Unit pembuangan terkondensasi Permasalahan stabilitas pada lahan TPA perkotaan merupakan permasalahan yang cuku dinamis dan dapat mencakup berbagai faktor, seperti: • Lapisan bawah lahan TPA, • Liner lahan TPA, • Kestabilan material sampah, • Bagaimana sampah tersebut dibuang, ditempatkan dan dipadatkan, serta tahapannya, • Kedalaman/ketinggian sampah, • Komposisi sampah, • Nilai lindi • Saluran lindi • Penyerapan curah hujan, • Kebakaran yang terjadi pada lahan TPA, • Stabilitas penutup Di negara-negara yang kurang berkembang konsep desain dan perencanaan lahan TPA belum mencapai tahap penuh dan oleh karena itu langkah-langkah yang dilakukan untuk mengikuti hukum dan peraturan yang berlaku di negara-negara maju, nampaknya bukan merupakan suatu keharusan. Hal yang lebih sering terjadi adalah, banyak lahan TPA yang beroperasi menggunakan sistem yang tidak tepat dengan adanya sistem pengumpulan lindi yang tidak sesuai dengan persyaratan, atau dengan sistem yang terbatas. Kesemuanya dapat memberikan dampak terhadap mekanisme kegagalan yang potensial terjadi suatu saat dalam masa operasi lahan TPA tersebut.
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
Informasi minimum yang akan dibutuhkan adalah: • Informasi yang berkaitan dengan lapisan tanah bawah lahan TPA • Survey topografi lokasi (asli) sebelum konstruksi • Tipe sampah yang diterima dan penempatannya • Konstruksi dan lokasi liner • Informasi mengenai investigasi yang dilakukan sebelumnya di lokasi (apabila ada) • Foto lokasi • Ketebalan sampah • Air tanah dan/atau elevasi lindi, di lapisan bawah dan pada sampah • Survey topografi lokasi saat ini • Preperti material (sampah dan lapisan bawah) termasuk bulk density, moisture content, PSD, D Drained Shear Strength, drained effective stress, • Detail capping Oleh karena itu, sangat penting untuk melihat kestabilan lahan TPA bukan dari segi dampak yang bisa dialami oleh penduduk, kestabilan kemiringan (kemiringan sampah dan lapisan tanah bawah), integritas liner (jika ada), dan lapisan penutupnya saja; namun dampak global secara keseluruhan, termasuk potensi kelemahan bidang lahan untuk membentuk jarak antara bidang permukaan lahan TPA. Faktor-faktor seperti kebakaran yang terjadi di lapisan bawah lahan TPA, penyerapan air permukaan, jebolnya kolam lindi, dsb dapat memberikan dampak yang lebih global. Oleh karena itu, insinyur yang melakukan kajian terhadap kestabilan harus memiliki pengetahuan yang mendetail mengenai kondisi lokasi TPA tersebut. Juga dibutuhkan model geologi dan hidrologi lahan TPA dan daerah di sekitar TPA. Apabila penelitian di lokasi perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi ini, maka desain investigasi harus dibuat sedemikian rupa untuk dapat memperoleh gambaran mengenai properti teknik yang tidak sesuai, yang akan dbutuhkan dalam analisis mengenai penurunan ketebalan sampah, dan perhitungan stabilitas, serta analisis stabilitas kemiringan.
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
3. TEKNIS DAN FINANSIAL
Motivasi dibalik proyek CDM yang diusulkan di Makassar, seperti yang dinyatakan dalam draft PDD, adalah bahwa pembiayaan karbon akan memberikan alat bagi kota Makassar untuk meningkatkan pengumpulan sampah padat perkotaan dan pembuangan tanpa memerikan beban tambahan terhadap penganggaran tahunan. Dengan mempertimbangan hal-hal tersebut di atas, pengkajian finansial harus menjamin bahwa proyek tersebut memenuhi kriteria fundamental dari proyek CDM Kyoto Protokol, dimana, sebuah proyek harus melebihi proyek normal atau proyek yang komersil yang dilaksanakan berdasarkan peraturan. Proyek ini tidak boleh dikatakan sebagai “bisnis biasa”. Harus ditunjukkan pula penghalang yang menghambat pelaksanaan kegiatan proyek ini yang akan berdampak kepada berkurangnya emisi gas rumah kaca. Dari sudut pandang komersil, keputusan untuk berinvestasi dalam kegiatan CDM harus dilakukan dalam prinsip-prinsip bisnis secara umum. Tiga permasalahan utama adalah tingkat pengembalian investasi, resiko yang minim dan periode pembayaran kembali yang sesuai. Di Indonesia belum pernah dilaksanakan proyek penyalaan gas lahan TPA untuk menghasilkan energi walaupun kesempatan dan sumber daya tersedia dalam skala besar dan teknologi terbukti cukup baik d negara maju. Secara umum, hambatan utama untuk pelaksanaan proyek tersebut adalah tingkat “buy-back” saat ini untuk menjual listrik pada PLN. Saat ini nilainya berkisar antara US $ 0,04 sampai US $ 0,05 per kWhr untuk pembangkit listrik skala kecil, yang membangkitkan listrik kurang dari 15 Mwhr. Karena tidak adanya peraturan di Indonesia yang mensyaratkan pemilik lahan TPA untuk mengumpulkan dan membakar gas lahan TPA, tidak ada insentif, berkiatan dengan Protokol Kyoto, yang membuat pemilik TPA untuk melakukan hal tersebut. Dari berbagai opsi untuk mengurangi emisi gas metan dari lahan TPA, pembakaran gas TPA merupakan opsi dengan investasi modal serta biaya pemeliharaan dan operasional terendah. Namun, tanpa adanya penerimaan, beban emisi gas terletak di tangan pemerintah dan masyarakat, yang dapat membuat hal tersebut menjadi beban untuk melaksanakan kegiatan pengurangan gas metan tersebut.
Penghancuran gas metan yang dikumpulkan dari lahan TPA merupakan tujuan utama dari proyek yang diusulkan ini, dengan jumlah total gas metan yang dihancurkan tergantung
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
kepada efisiensi pengumpulan dan penghancuran gas tersebut. Elemen 1 pada tabel 9 memberikan detail mengenai potensi penghancuran dan pengurangan emisi gas metan yang dikumpulkan per tahun dengan tingkat efisiensi pengumpulan 50%, yang berarti sama dengan 1,000,000 ton Co2e selama lebih dari 10 tahun. Elemen 2 adalah potensi pengurangan tambahan dari pergeseran bahan bakar minyak apabila 1Mwhr listrik dibangkitkan dan dijual kepada PLN, 54.468 ton Co2e selama 9 tahun. Item 3,4 dan 5 menyediakan detail potensi penerimaan dari penjualan ER ditambah pendapatan penjualan listrik, sehingga total US $ 10.750.212 selama periode lebih dari 9 tahun. Kelangungan komersil dengan melaksanakan opsi ini, dengan mempertimbangkan investasi modal, biaya operasional perlu dinilai untuk menentukan opsi terbaik dan paling menguntungkan.
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
Tabel Potensi Peluruhan Pengurangan Emisi
Pengkajian finansial kegiatan penyalaan gas lahan TPA yang ditunjukkan dalam tabel di atas secara jelas menunjukkan bahwa tanpa adanya pendapatan dari kegiatan reduksi emisi, maka kegiatan ini tidak akan dapat berlanjut. Tingkat Pengembalian Internal (IRR) terlalu negatif.
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
4. BIAYA TIPIKAL PROYEK
Komponen Listrik Dan Bahan Bakar
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
5. RINGKASAN PROYEK
Tujuan dari proyek penyalaan gas lahan TPA untuk menyediakan sebuah sistem penyalaan gas di TPA untuk mengurangi emisi metan dan mendapatkan pendanaan karbon dibawah CDM. Studi kelayakan ini telah menunjukkan bahwa implementasi dari sistem penyalaan gas TPA dapat mengurangi total metan lebih dari 696,960 ton dari CO2e (lihat bab 3), yang mana dapat menghasilkan pendapatan potensial mendekati US$ 5 juta dari penjualan kredit karbon. Pemerintah Kota merencanakan untuk menggunakan pendanaan karbon untuk meningkatkan pelayanan sampah padat perkotaan. Proyek penyalaan gas TPA membutuhkan investasi finansial US$1,099,300 (US$739,300 investasi awal dan US$ 360,000 biaya operasional). Ada pula masukan teknis yang penting dibutuhkan untuk bagian teknik, desain dan operasi dari sistem penyalaan gas. Seperti dibahas dalam bab 4.2, pemerintah Kota tidak mempunyai dana untuk membuat investasi financial maupun kemampuan teknis untuk mengelola sistem penyalaan. Pemerintah Kota akan tetap menjadi pemilik proyek dan mengadakan traknsaksi untuk kredit karbon untuk pengurangan metan dan membagi penjualan dengan investor luar sebagai pengembalian dari investasi. Sebagai tambahan, sebuah konsultan CDM yang berpengalaman akan diminta untuk mengawasi volume dari penyalaan gas. Untuk didaftarkan di UNFCCC, proyek ini harus disetujui oleh Komnas MPB, kebijakan kewenangan pemerintah, Komisi Mekanisme Pembangunan Bersih. Bagian ini akan menggambarkan penerapan yang direkomendasikan untuk proyek penyalaan gas.
6. KESIMPULAN
Kesimpulan Studi Kelayakan ini adalah sebagai berikut: Teknis dan Finansial
 Observasi lapangan mengindikasikan bahwa bangkitan metan akan stabil pada tingkat 20 L/menit, yang akan membangkitkan sekitar 30% metan di lahan TPA. Ini merupakan bangkitan metan minimum yang biasanya digunakan untuk tujuan komersil. Dalam kondisi ini, konsentrasi oksigen 6-8% akan menjadi nilai yang aman untuk pemulihan gas;
 Volume penangkapan dan penghancuran metan di TPA bergantung kepada efisiensi dan efektivitas desain dan pengelolaan lindi dan gas lahan TPA. Instalasi desain sel tertutup akan menurunkan infiltrasi curah hujan dan emisi gas metan sehingga meningkatkan ekstraksi metan dan penghancuran untuk waktu 10 tahun ke depan. Reduksi emisi dan nilai moneternya akan meningkat jika efisiensi pengumpulan
Tugas MK. Manajemen Kewirausahaan | Dirko G. S. Ruindungan | 070213022 Studi Kelayakan
ditingkatkan dari 30% saat ini ke maksimum 70% yang setara dengan 770.000 ton Co2e atau US $ 5.400.000 (@ US $ 7/ton CO2e). Instalasi pipa pengumpulan LFG horizontal secara berkelanjutan selama pembuangan sampah di sel baru juga akan meningkatkan jumlah tangkapan dan penghancuran gas metan.
 Kestabilan lahan TPA merupakan factor kritis yang harus dipertimbangkan selama tahap desain. Desain stabilitas lahan yang tepat oleh insinyur berpengalaman adalah penting dilakukan sebelum pelaksanaan instalasi dan operasi system pengumpulan gas, termasuk sistem penutup lahan.
 Pengkajian finansial menyimpulkan bahwa kegiatan penyalaan gas LFG dengan metode CDM memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kyoto Protokol dan kebutuhan kota.
Lingkungan
 Selama tahap konstruksi, meningkatnya tingkat kebisingan dan debu dapat terjadi dan berdampak pada masyarakat setempat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi.
 Selama tahap pengoperasian, emisi utama diperkirakan dari penyalaan LFG utamanya terdiri dari Karbondioksida (CO2). Tidak ada peraturan nasional ataupun internasional untuk CO2. Namun, CO2 yang dikenal sebagai gas rumah kaca akan berkontribusi dalam pemanasan global meski dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan metan.
 Selama tahap operasional, ada dampak-dampak fisik potensial terkait dengan kesehatan dan keselamatan, seperti api dan ledakan, serta asphyxia. Selain itu, terdapat kemungkinan dampak untuk dampak berupa nuisance (gangguan) seperti bau dan kebisingan.
Sosial - Ekonomi
 Para pemulung di lokasi TPA Tamangapa adalah kelompok Sosial ekonomi utama yang terkena dampak dari proyek yang diajukan ini.
 Kelompok ini mempunyai persepsi positif terhadap proyek yang diajukan ini selama itu tidak mengganggu kehidupan mereka mencari nafkah. Keterlibatan mereka oleh karenanya diperlukan untuk menjamin tidak terganggunya kehidupan mereka mencari nafkah.
 Dengan peningkatan kualitas TPA maka kualitas hidup para pemulung pun turut meningkat.
Nama  : Tirza Kawengian
NRI      : 070213021
STUDI KELAYAKAN
“BISNIS WARNET (WARUNG INTERNET)”

I.          PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG BISNIS WARNET
Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Beberapa Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya Internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.
Internet merupakan sebuah contoh paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Dimulai dengan penelitian packet switching (paket pensaklaran), pemerintah, industri dan para civitas academica telah bekerjasama berupaya mengubah dan menciptakan teknologi baru yang menarik ini.
Beberapa manfaat dari internet antara lain :
Ø   On-Line News, dalam aktifitas bisnis dan administrasi pemerintahan, dengan internet bias mengurangi biaya pemakaian kertas dan biaya distribusi.
Ø   Sarana Informasi dan Komunikasi yang sangat efektif, cepat, dan murah.
Ø   E-Groverment, mempercepat pertukaran data dan informasi pemerintahan.
Ø   E-Commerce, yaitu fasilitas internet untuk kebutuhan perdagangan.
Ø   Internet Banking, mempermudah transaksi perbankan lewat internet.
Ø   Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang biasanya terhanbat oleh ruang dan waktu. Melalui internet, kita dapat melakukan Konferensi dengan berbagai pihak dimanapun mereka berada.
Internet dengan segala fasilitas yang dimilikinya seperti yang tertera di atas sangatlah dibutuhkan banyak orang sekarang ini. Melihat begitu besarnya kebutuhan akan internet, maka internet bisa menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Contohnya bisnis warnet (warung internet). Orang yang melakukan bisnis warnet jelas tidak akan salah berinvestasi.
Dalam memulai bisnis, studi kelayakan merupakan langkah awal yang penting untuk dilakukan. Studi kelayakan bisnis adalah sebuah penelitian mendalam tentang bisnis yang akan dijalani menyagkut banyak aspek hukum ,sosbud, manajemen keuangan, teknis operasional dan teknologi sampai pada pemasaran. Dengan pertimbangan semua hal tersebut maka hasil Studi kelayakan bisnis akan digunakan sebagi acuan apakah bisnis tersebut layak dilanjutkan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.

II.            KAJIAN-KAJIAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS WARNET
1.        KAJIAN TEKNIS
Warnet dibuka di kawasan yang ramai dikunjungi, seperti persekolahan, kampus, kos-kosan, perkantoran, dll. Untuk contoh saat ini warnet yang dibangun pada kompleks kampus. Ruangannya cukup besar sehingga bisa menampung 25 unit komputer  dengan bilik masing-masing user, 1 komputer operator dan tempat tersendiri sebagai ruang tunggu.  Ruangan dilengkapi dengan AC untuk menjaga kenyamanan. Dan tiap komputer dilengkapi dengan webcam dan headset dengan sistem operasi Windows 7.



2.      KAJIAN EKONOMI
Persaingan yang ketat membuat tiap warnet berusaha untuk mengungguli yang lain. Sehingga warnet sekarang ini bukan hanya menyediakan jasa pemakaian internet, tapi juga dilengkapi dengan penyediaan fasilitas lain, contohnya layanan print foto, pengetikan, dll. Selain itu untuk jasa internetnya sendiri bisa mengakses 1 kali 24 jam. Jadi kapan saja diperlukan pasti selalu ada. Hal ini mengundang pengunjung untuk datang berlangganan di warnet ini. Tarif yang dikenakan per unit komputer yaitu Rp 3000/jam. Pendapatan sehari yang bisa diperoleh 1 unit komputer saja adalah Rp  3.000 x 24 jam = Rp 72.000. Jika seluruh unit komputer digunakan, maka pendapatan warnet 1 hari adalah Rp 72.000 x 25 unit = Rp 1.800.000. Dan dalam sebulan pendapatan yang diperoleh adalah Rp 1.800.000 x 30 hari = Rp 54.000.000. Dalam warnet ini ada 8 orang pekerja dengan gaji per bulan masing Rp 750.000. Jadi pendapatan bersih warnet hanya dari jasa internetnya saja adalah Rp 48.000.000.

3.      KAJIAN FINANSIAL
Sumber dana pembangunan warnet ini adalah dari dana sendiri. Jadi pendapatan yang diperoleh bersih masuk pada pemilik warnet. Rincian biaya yang dikeluarkan untuk membangun warnet:
·         Pembuatan bangunan                                      = Rp  50.000.000
·         Harga 25 set komputer lengkap                      = Rp 125.000.000
·         Harga 25 set meja dan kursi                            = Rp   18.750.000
·         Asesoris ruangan                                              = Rp    10.000.000
·         Dll                                                                     = Rp      5.000.000
Total                                                                 = Rp 208.750.000
Dengan pandapatan bersih 1 bulan sebesar Rp 48.000.000 dan memperhitungkan masa-masa sepi warnet sehingga pendapatan bisa menurun hingga Rp 40.000.000, maka dalam waktu kurang lebih 6 bulan, pendapatan yang diperoleh sudah bisa menutupi pengeluaran awal.



III.            PENUTUP
Membuka bisnis warnet memang menguntungkan mengingat saat ini internet dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya merupakan media yang sangat diminati orang-orang. Dengan strategi bisnis yang baik, seperti pertimbangan letak warnet, pemasangan tarif, pelayanan yang baik, maka hanya dengan waktu yang singkat pengeluaran saat pembangunan warnet sudah bisa ditutupi. Dengan studi kelayakan ini, kita diajak untuk dapat merencanakan, menjalankan dan mempertahankan bisnis yang ada. 

 
TUGAS MANAJEMEN  DAN KEWIRAUSAHAAN

STUDY KELAYAKAN BISNIS
“PERCETAKAN”




OLEH :
NOPRANSI SEMUEL
070213035




UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
MANADO
2010
1.      Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmuh pengetahuan dan teknologi semakin cepat, banyak aktifitas yang dilakukan manusia tergantung pada teknologi. Misalnya pemanfaatan teknoloogi printing, teknologi printing berkembang begitu cepat sehingga memudahkan kita untuk menggunakannya namun tidak semua masyarakat memiliki serta menguasai teknologi ini.
Dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai Pelajar memerluhkan percetakan untuk mencetak tugas-tugas yang diberikan oleh dosen ataupun guru disekolah, sebagai masyarakat umum memerluhkan percetakan untuk mencetak surat-surat ataupun dokumen lain berupa undangan pernikahan, syukuran. Dll. Sebagai pegawai memerluhkan percetakan untuk membuat laporan-laporan hasil pekerjaan. Jadi pada zaman sekarang ini teknologi percetakan sangat diperluhkan oleh masyarakat.
Mengingat akan kebutuhan masyarakat yang meningkat  terhadap percetakan maka saya merencanakan untuk study kasus percetakan baik berupa surat, dokumen, skripsi, makalah undangan serta percetakan foto kilat.

Jenis Usaha
Jenis usaha yang dijalankan  adalah jenis usaha Percetakan

2.      Pemrakarsa
Atas dasar pertimbangan diatas serta survey maka saya merencanakan untuk membuat bisnis  percetakan.

3.      Kepemilikan Usaha
Bisnis ini merupakan usaha perorangan dimana anggota pengurus adalah sebagai berikut
Pemilik / Pimpinan Usaha                    : Nopransi Semuel
Karyawan;
Operator Komputer                             : Nopransi Semuel
                                                               Rudi
Kasir/Penanggung Jawab Pembukuan                        : Ika
4.      Kajian Teknik
Kajian Teknik dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
1)      Lokasi
Lokasi yang dipilih adalah lokasi sekitar kota amurang dipilih lokasi ini karena percetakan pada tempat ini masih kurang sehingga peluang bisnis percetakan sangat menjanjikan dan menjadi target adalah para pelajar dan masyarakat sekitar.
2)      Peralatan dan Sarana Pendukung
Peralatan dan sarana pendukung adalah sebagia berikut :
a)      Bangunan Sipil : Bangunan Sipil berukuran 5 x 5 m.
b)      5 unit komputer
c)      Software komputer berupa Photoshop, Corel Draw, Microsoft Office.
d)     Printer + Scanner
e)      5 Meja untuk komputer dan kasir.
3)      Pengetahuan Operator.
Operator komputer harus menguasai penggunaan Software yang terdapat diatas.

5.      Kajian Ekonomi
Modal usaha merupakan modal pribadi sebesar Rp 35.000.000,-
Dari modal usaha diatas digunakan untuk pembelanjaan sebagai berikut :
No
Jenis Barang
Jumlah Barang
Harga Persatuan
Jumlah Harga
1
Komputer
4
Rp 4,000,000
Rp 16,000,000
2
Printer
3
Rp    800,000
Rp   2,400,000
3
Meja komputer
4
Rp    200,000
Rp      800,000
4
Pemotong Kertas
2
Rp    100,000
Rp      200,000
5
Kertas

Rp 1,000,000
Rp   1,000,000
6
Tinta Printer

Rp 1,000,000
Rp   1,000,000
7
Rak Kaca

Rp 2,500,000
Rp   2,500,000
Jumlah
 Rp 23.900.000
















Selain  Pengeluran Diatas terdapat pengeluran lain yaitu sebagai berikut :
1.      Pemasangan Listrik                                Rp 2.000.000,-
2.      Pengurusan Ijin                                      Rp.      500.000,-
3.      Dll                                                          Rp.   2.500.000,-
                       Jumlah                            Rp.5.000.000,-


Jadi jumlah pengeluran yang diperluhkan untuk usaha ini adalah Rp. 28.900.000,-

5.      Kajian Finansial.

Kajian financial berhubungan dengan perhitungan untung dan rugi usaha.
Biaya oprasional percetakan selama satu bulan .
1.      Gaji Karyawan 2 orang                    Rp.   1.600.000,-
2.      Biaya Listrik                                    Rp.      500.000,-
3.      Tinta                                                 Rp.               500.000,-
4.      Kertas                                               Rp.               500.000,-
5.      Dll                                                     Rp.      500.000,-
                 Jumlah                            Rp 3.600.000,-

Perhitungan Pendapatan
1.      Pembuatan Undangan   +  500 Unit @ Rp 5.000                         Rp.                  2.500.000,-
2.      Print Hitam + 1000 lembar @ Rp 1.000                                       Rp.                  1.000.000,-
3.      Print Warna + 500 lembar @ Rp 2.000                                        Rp.                  1.000.000,-
4.      Scan Dokumen + 100 lembar @Rp 1.000                                    Rp.                     100.000,-
5.      Print Foto + 200 lembar @ Rp 10.000                                         Rp       2.000.000,-
6.      Penjilitan + 100 unit @ Rp 5.000                                                 Rp          500.000,-
                 Jumlah                                                                         Rp       7.100.000,-

Dari data diatas keuntungan dapat dihitung sebagai berikut
-          Pendapatan                                           Rp.      7.100.000,-
-          Pengeluaran                                          Rp.      3.600.000,-
                       Selisih                              Rp.      3.500.000,-

Jadi keuntungan yang diperoleh dalam satu bulan adalah Rp 3.500.000.
Waktu untuk mengembalikan modal adalah kurang lebih 1 Tahun apabila pendapatan diatas stabil selama 1 tahun

Daftar Pustaka

http://adesalbg.wordpress.com/2008/06/10/pembangkit-energi-listrik-tenaga-mikrohidro/
http://ramlan.files.wordpress.com/2007/09/studi-kelayakan-bisnis.pdf
http://hardiyantikarisma.blog.com/studi-kelayakan-bisnis-foto-copy


 
Nama   : Dinan P. Boka
NRI     : 070213065
STUDI KELAYAKAN
BISNIS WARNET

I.          PENDAHULUAN
Internet adalah sebuah jaringan komputer yang terdiri dari berbagai macam ukuran jaringan komputer di seluruh dunia mulai dari sebuah PC, jaringan-jaringan lokal berskala kecil, jaringan-jaringan kelas menegah, hingga jaringan-jaringan utama yang menjadi tulang punggung internet seperti NSFnet, NEARnet, SURAnet, dan lain-lain. Jaringan-jaringan ini saling berhubungan atau berkomunikasi satu sama lain dengan berbasiskan protokol IP (Internet Protocol, RFC 793) pada network layer-nya (layer ke 3 dari 7 layer OSI model) dan TCP (Transmission Control Protocol, RFC 791) atau UDP (User Datagram Protocol, RFC 768) pada transport layer-nya (layer ke 4), sehingga setiap pemakai dari setiap jaringan dapat saling mengakses semua service atau layanan yang disediakan oleh jaringan lainnya.
Manfaat internet antara lain :
·            Gudang Informasi 
Dengan adanya Internet, dunia ilmu pengetahuan semakin terbuka bagi kita, penyebaran informasipun semakin cepat, segala informasi di belahan dunia manapun dapat diperoleh dalam sekejap. Informasi yang tadinya sulit diperoleh, saat ini sudah bukan sesuatu yang sulit lagi. Ini semua dimungkinkan dengan adanya fasilitas Searh Engines, atau mesin pencari dalam dunia Internet, yang artinya adalah pencarian segala informasi yang kita perlukan, yang bisa saja berupa data, file, gambar, musik, maupun film. 
·           Berbelanja Online
Berbelanja dan membeli sesuatu secara instan, saat ini sangat mungkin dilakukan di Internet karena sekarang telah banyak halaman-halaman Web yang ditujukan untuk aktivitas ini, ibarat toko-toko on-line di Internet. Kita tinggal memilih produk atau jasa yang tersedia dan membayarnya secara on-line via kartu kredit, dan esoknya produk atau jasa tersebut sudah dapat hadir di depan pintu rumah kita. 
·           Berita-berita 
Sekarang tidak lagi membutuhkan waktu menunggu hingga pagi, hanya untuk membaca berita, banyak sudah halaman-halaman Web yang menyediakan berita-berita dunia secara up-to-date dan selalu diperbaharui dari waktu ke waktu sesuai perkembangan berita yang ada. Berita-berita yang tersaji dalam halaman-halaman Web tersebut pun terbilang lengkap, mulai dari berit-berita olahraga, politik, keuangan, cuaca dan sebagainya.
·           Perpustakaan 
Selain hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari perpustakaan kelas dunia. Dalam Site ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai dari ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya. 
·           Pendidikan
Salah satu website yang ada di Internet yang dapat membantu kita mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan kita adalah Website yang mengkhususkan pada Informasi seputar Pendidikan. Salah satunya adalah website dengan alamat: www.apasich.com. Website ini bermuatan lokal dan mencakup seluruh informasi, data serta statistik yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan dunia Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan di Tanah Air kita.
Melihat begitu banyaknya manfaat internet bagi kehidupan, menjadikan internet sebagai salah satu peluang bisnis yang paling menjanjikan. Sebagai contoh yaitu bisnis warnet.
Tapi sebelum menjalankan bisnis, perlu dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.




II.          ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS WARNET
1.        Kajian Teknis
Aspek teknis berbicara tentang tata letak, keadaan teknis dari pada warnet ini. Warnet harus terletak di daerah-daerah yang banyak dikunjungi orang. Antara lain kompleks persekolahan, kampus, perkantoran ataupun pusat belanja. Selain itu jumlah unit komputer serta tatanan ruangan akan sangat berpengaruh terhadap jumlah pengunjung.
Contohnya ada warnet yang dibangun dengan strategis di kompleks kanpus. Ruangannya mampu menampung 15 unit komputer, 1 komputer operator dan tersedia konsumsi berupa minuman untuk pelanggannya. Setiap bilik dilengkapi dengan webcam dan headset untuk memaksimal penggunaan fasilitas internet oleh penggunanya. Setiap komputer menggunakan sistem operasi Windows Vista dengan program-program aplikasi dasar seperti Microsoft Office, Mozila Firefox, Yahoo Messenger, dan yang lainnya yang selalu diupdate. Selain itu ruangan dilengkapi dengan AC untuk menjaga kenyamanan. Dan pada bagian luar warnet terdapat area parkir. Pelayanan semacam ini jelas mengundang orang untuk terus datang ke warnet ini.

2.        Kajian Ekonomi
Persaingan dalam bisnis warnet yang kian ketat mendorong tiap pebisnis warnet untuk bersaing sehat dalam peningkatan kwalitas warnetnya. Untuk dapat sukses dalam bisnis warnet ini, kita harus mampu membaca peluang pasar yang ada. Jelas saja saat ini begitu banyak warnet yang menawarkan pelayanan yang baik bahkan hingga 1 x 24 jam.
Misalnya tarif internet adalah Rp 3000/jam. Dalam 1 hari rata-rata pemakaian internet adalah 15 jam. Pendapatan 1 komputer dalam 1 hari adalah Rp 3.000 x  15 = Rp 45.000. Pendapatan warnet 1 hari adalah Rp 45.000 x 15 = Rp 675.000 dan dalam sebulan pendapatannya menjadi Rp 675.000 x 30 = Rp 20.250.000. Dalam warnet ini terdapat 5 orang karyawan dengan gaji 1 bulan sebesar Rp 750.000. Pengeluaran untuk pembayaran Speedy dalam 1 bulan adalah Rp 900.000. Pendapatan bersih dari warnet ini dalam sebulan adalah Rp 15.600.000


3.        Kajian Finansial
Kajian finansial membicarakan tentang modal awal / sumber dana bisnis dan kaitannya dengan pendapatan warnet tersebut.
Sumber dana bisnis warnet ini merupakan dana sendiri. Pengeluaran untuk bisnis warnet ini dirinci sebagai berikut :
·         Pembelian 15 unit komputer+webcam+headset     = Rp 90.000.000
·         Pembelian 15 set kursi dan meja                            = Rp  11.250.000
·         Asesoris Warnet                                                     = Rp  10.000.000
Total                                                                       = Rp 111.250.000
Dengan pendapatan warnet per bulan sebesar Rp 15.600.000, maka dalam waktu kira-kira 8 bulan, modal awalnya sudah bisa dikembalikan.

III.          PENUTUP
Studi kelayakan bisnis warnet bisa membantu pebisnisnya dalam membaca peluang pasar yang ada. Sehingga dalam waktu-waktu yang kurang pengujung pun pebisnis dengan strateginya masih bisa memperoleh keuntungan. Tentu saja dengan melakukan bisnis warnet bagi mereka yang tahu dengan situasi dan perkembangan pasar merupakan investasi yang benar.

Tugas VI: Manajemen dan Kewirausahaan



STUDI KELAYAKAN BISNIS
“Usaha Counter Handphone”










Disusun Oleh
Randi Palit
070 213 031









 














UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
MANADO
2010

STUDI KELAYAKAN BISNIS
“Usaha Counter Handphone”

Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha).

Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha counter handphone dan pulsa. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.

1.        Kajian Teknis
Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
  1. Lokasi Pemsaran
Disini lokasi yang dipilih adalah lokasi yang berada diseputaran mall atau tempat yang banyak dikunjungi orang seperti pusat perbelanjaan atau lainnya. Lokasi yang strategis sangat berpengaruh bagi lancarnya usaha yang akan dijalankan.
  1. Tenaga ahli
Tenaga ahli disini yang akan dipekerjakan adalah tenaga yang mampu dan mengrti dibidang handphone (penyervisan) dan sales untuk memasarkan pulsa maupun handphone yang ada. Untuk sales disini tidak bergantung dari latarbelakang pendidikannya. Karena disini yang dibutuhkan sales, jadi saya berpikir sebaiknya mencari tenaga kerja perempuan.
  1. Bahan-bahan yang diperlukan
Bahan-bahan utama yang akan dibutuhkan pada usaha dagang ini antara lain, handphone (dari berbagai merek), sparepart handphone (baterai dan sebagainya), dan asesoris handphone.
  1. Desain Bangunan
Berkaitan dengan usaha yang akan dijalankan dibituhkan paling kurang memiliki panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Desain dini adalah ruko dengn 2 lantai. Mengapa dirancang demikian, kerena tempat usaha akan berada dilantai dasar sedangkan dilantai dua akan digunakan sebagai gudang sekaligus tempat untuk service handphone.

Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

2.        Kajian Ekonomi
Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
a.       Penyerapan Tenaga Kerja
Dari usaha yang direncanakan dapat ditaksir diperlukan tenaga kerja sebanyak 8 orang dengan 6 orang sebagai sales dan 2 orang sebagai teknisi handphone. Dengan begini dapat mengurangi akngka pengangguran yang ada.
b.      Dampak tehadap usaha sejenis
Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
c.       Dampak bagi lingkunag masyarakat
Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui teknoligi yang terbaru dalam hal ini dibidang handphone.

3.        Kajian Finansial
Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
a.       Kebutuhan dana investasi
ü  Biaya Pembangunan
Pembelian tanah/lahan                                                        Rp.      50.000.000
Pembangunan (pengecatan dll)                                          Rp.    100.000.000
Gaji buruh                                                                           Rp.        5.000.000
ü  Pembelian bahan baku
Handphone (dari berbagai merek)                                      Rp.    200.000.000
Sparepart (handphone)                                                       Rp.      20.000.000
Asesoris dll                                                                         Rp.        5.000.000
TOTAL                                                                             Rp.    380.000.000
b.      Rencana pembelanjaan dan sumber dana
Modal sendiri                                                                     Rp.    250.000.000
Pinjaman di Bank                                                               Rp.    750.000.000
TOTAL                                                                             RP  1.000.000.000
c.       Proyeksi Keuangan
ü  Proyeksi Pendapatan
Pendapatan per hari                                                            Rp.       10.000.000
Pendpatan per bulan                                                           Rp.     300.000.000
TOTAL Pendapatan per tahun                                      Rp.  3.600.000.000
ü  Proyeksi biaya per bulan
Pengadaan handphone                                                       Rp.     150.000.000
Gaji karyawan  1 karyawan Rp.  1.000.000 X 8                Rp.         8.000.000
Biaya listrik                                                                        Rp.         1.500.000
PBB                                                                                    Rp.         1.000.000
PPn                                                                                     Rp.       30.000.000
Lain-lain (cetak nota dll)                                                    Rp.         1.000.000
TOTAL                                                                             Rp.    191.500.000




ü  Proyeksi rugi/laba
Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
Laba/Rugi  = Pendapatan – Pengeluaran
                    = 300.000.000 – 191.500.000
                    = 108.500.000 per bulan
ü  Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
Diperkirakan hutang dapat dilunasi dalam jangka waktu 5 tahun dengan bunga 10% per tahunnya. Jadi hutang yang akan dibayarkan perbulannya adalah Rp.18.750.000.
ü  Keuntungan Bersih per Bulan
Keuntungan bersih per bulan          = Omset per bulan – biaya operasional
                                                        = 300.000.000 – 210.250.000
                                                        = 89.750.000 per bulan

KESIMPULAN
            Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha counter handphone bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp. 90 juta yakni Rp. 89.750.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut berhasil mencapai Rp. 1.077.000.000. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bias saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

SARAN
            Untuk mendapatkan kesuksesan dalam menjalankan usaha, intinya kita harus bekerja keras dan sunguh-sunguh menjalani dan menekuninya. Selain itu untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, tenaga ahli yang kita masukkan dalam daftar kayawan yang dibutuhkan bias saja kita mencari orang yang bias dan mau untuk menyewa di counter kita dengan biaya yang dapat dinegosiasi. Cara lain juga untuk mendapat keunutngan dibidang lainnya, kita bias mengadakan pengisian aplikasi untuk handphone tertentu dan mengadakan penjualn pulsa (dari berbagai operator).
DAFTAR PUSTAKA
2008. Charitsah A, Lantha Y.E, Nuraini, Sasmito D.R, Riyani.  PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA TOKO BUAH IMPOR ; “MyFruits”.   JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”.
YOGYAKARTA.

Tugas VI: Manajemen dan Kewirausahaan



STUDI KELAYAKAN BISNIS
‘’BISNIS SEWA SOUND SYSTEM’’









Disusun Oleh
Enriko K. Walewangko
070213008








 














UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
MANADO
2010


















STUDI KELAYAKAN BISNIS
“Bisnis Sewa Sound System”

Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha).

Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha sewa sound system. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.

        Jika Anda pernah mengadakan acara panggung maupun pesta, seperti pernikahan, ,syukuran dan lain sebagainya, tidak dapat dipungkiri bahwa perlengkapan yang dapat lebih memeriahkan acara adalah peralatan sound system. Namun terkadang panitia acara tidak memiliki sound system sendiri. Dan di sinilah Anda bisa memanfaatkan situasi tersebut dengan berbisnis jasa sound system. Apabila bisa memanfaatkan momen-momen tersebut, Anda bisa meraih omset sampai puluhan juta setiap bulannya. mendirikan sewa/ rental sound system. Selain mudah pengelolaannya, jika Anda mampu memasarkannya maka setiap minggu paling tidak ada satu acara yang membutuhkan
Sebaiknya untuk menjalankan bisnis ini, Anda terlibat langsung karena menyangkut alat-alat yang harganya mencapai puluhan juta rupiah. Acara-acara pesta dan semacamnya bisanya diadakan di akhir pekan dan hari libur, sehingga Anda bisa menjalankannya dan tetap bisa terjun langsung tanpa mengganggu  pekerjaan pokok.


1.        Kajian Teknis
Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
  1. Lokasi Pemsaran
Disini lokasi yang dipilih adalah lokasi yang berada di rumah tempat tinggal pribadi atau tempat yang banyak dikunjungi orang seperti pusat perbelanjaan atau lainnya. Lokasi yang strategis sangat berpengaruh bagi lancarnya usaha yang akan dijalankan.
  1. Tenaga ahli
Tenaga ahli disini yang akan dipekerjakan adalah tenaga yang mampu dan mengerti dibidang elektronika dan sales untuk memasarkan bisnis yang ada. Untuk sales disini tidak bergantung dari latarbelakang pendidikannya.
  1. Bahan-bahan yang diperlukan
Bahan-bahan utama yang akan dibutuhkan pada usaha ini adalah alat music Keyboard,
Speaker,Power Amplifier,Mixer,Mic,dsb.
  1. Desain Bangunan
Berkaitan dengan usaha yang akan dijalankan dibutuhkan paling kurang memiliki 1 buah Ruko yang berada di pusat keramaian ataupun bisa menggunakan rumah pribadi anda sebagai tempat usaha.

Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

2.        Kajian Ekonomi
Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
a.       Penyerapan Tenaga Kerja
Dari usaha yang direncanakan dapat ditaksir diperlukan tenaga kerja sebanyak 4 orang dengan 2 orang sebagai sales dan 2 orang sebagai teknisi elektronika. Dengan begini dapat mengurangi akngka pengangguran yang ada.
b.      Dampak tehadap usaha sejenis
Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
c.       Dampak bagi lingkungan masyarakat
Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui teknologi yang terbaru dalam hal ini dibidang sound system.

3.        Kajian Finansial
Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
a.       Kebutuhan dana investasi
ü  Biaya Pembangunan
Pembelian tanah/lahan RUKO                                           Rp.      50.000.000
Gaji buruh                                                                           Rp.        5.000.000
ü  Pembelian bahan baku
Peralatan (alat lengkap) cash                                              Rp.     70.000.000
Asesoris dll                                                                         Rp.        5.000.000
TOTAL                                                                             Rp.   130.000.000
b.      Rencana pembelanjaan dan sumber dana
Modal sendiri                                                                     Rp.     30.000.000
Pinjaman di Bank                                                               Rp.    100.000.000
TOTAL                                                                             RP    130.000.000



c.       Proyeksi Keuangan
Biaya Operasional
 Gaji 2 pegawai @ Rp 500.000                                         Rp     1.000.000

Transportasi                                                                       Rp       500.000

 Listrik dan Telepon                                                           Rp.       300.000
TOTAL                                                                               Rp     1.800.000
ü  Proyeksi rugi/laba
Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
               Omset** perbulan                       Rp    8.000.000,00



               Laba perbulan                             Rp    1.800.000,00

               Analisis BEP                               > 1 tahun




               pendapatan – pengeluaran = Rp.8.000.000-Rp 1.800.000 = Rp. 6.200.000

             
catatan: 

                           ** Omset tergantung musim dan jumlah pesta


KESIMPULAN
            Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha counter handphone bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp.6.200.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut berhasil mencapai Rp. 74.000.000. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bisa saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

SARAN
            Untuk mendapatkan kesuksesan dalam menjalankan usaha, intinya kita harus bekerja keras dan sunguh-sunguh menjalani dan menekuninya.






DAFTAR PUSTAKA


Tugas VI: Manajemen dan Kewirausahaan



STUDI KELAYAKAN BISNIS
‘’BISNIS SEWA SOUND SYSTEM’’









Disusun Oleh
Enriko K. Walewangko
070213008








 














UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
MANADO
2010


















STUDI KELAYAKAN BISNIS
“Bisnis Sewa Sound System”

Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha).

Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha sewa sound system. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.

        Jika Anda pernah mengadakan acara panggung maupun pesta, seperti pernikahan, ,syukuran dan lain sebagainya, tidak dapat dipungkiri bahwa perlengkapan yang dapat lebih memeriahkan acara adalah peralatan sound system. Namun terkadang panitia acara tidak memiliki sound system sendiri. Dan di sinilah Anda bisa memanfaatkan situasi tersebut dengan berbisnis jasa sound system. Apabila bisa memanfaatkan momen-momen tersebut, Anda bisa meraih omset sampai puluhan juta setiap bulannya. mendirikan sewa/ rental sound system. Selain mudah pengelolaannya, jika Anda mampu memasarkannya maka setiap minggu paling tidak ada satu acara yang membutuhkan
Sebaiknya untuk menjalankan bisnis ini, Anda terlibat langsung karena menyangkut alat-alat yang harganya mencapai puluhan juta rupiah. Acara-acara pesta dan semacamnya bisanya diadakan di akhir pekan dan hari libur, sehingga Anda bisa menjalankannya dan tetap bisa terjun langsung tanpa mengganggu  pekerjaan pokok.


1.        Kajian Teknis
Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
  1. Lokasi Pemsaran
Disini lokasi yang dipilih adalah lokasi yang berada di rumah tempat tinggal pribadi atau tempat yang banyak dikunjungi orang seperti pusat perbelanjaan atau lainnya. Lokasi yang strategis sangat berpengaruh bagi lancarnya usaha yang akan dijalankan.
  1. Tenaga ahli
Tenaga ahli disini yang akan dipekerjakan adalah tenaga yang mampu dan mengerti dibidang elektronika dan sales untuk memasarkan bisnis yang ada. Untuk sales disini tidak bergantung dari latarbelakang pendidikannya.
  1. Bahan-bahan yang diperlukan
Bahan-bahan utama yang akan dibutuhkan pada usaha ini adalah alat music Keyboard,
Speaker,Power Amplifier,Mixer,Mic,dsb.
  1. Desain Bangunan
Berkaitan dengan usaha yang akan dijalankan dibutuhkan paling kurang memiliki 1 buah Ruko yang berada di pusat keramaian ataupun bisa menggunakan rumah pribadi anda sebagai tempat usaha.

Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

2.        Kajian Ekonomi
Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
a.       Penyerapan Tenaga Kerja
Dari usaha yang direncanakan dapat ditaksir diperlukan tenaga kerja sebanyak 4 orang dengan 2 orang sebagai sales dan 2 orang sebagai teknisi elektronika. Dengan begini dapat mengurangi akngka pengangguran yang ada.
b.      Dampak tehadap usaha sejenis
Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
c.       Dampak bagi lingkungan masyarakat
Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui teknologi yang terbaru dalam hal ini dibidang sound system.

3.        Kajian Finansial
Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
a.       Kebutuhan dana investasi
ü  Biaya Pembangunan
Pembelian tanah/lahan RUKO                                           Rp.      50.000.000
Gaji buruh                                                                           Rp.        5.000.000
ü  Pembelian bahan baku
Peralatan (alat lengkap) cash                                              Rp.     70.000.000
Asesoris dll                                                                         Rp.        5.000.000
TOTAL                                                                             Rp.   130.000.000
b.      Rencana pembelanjaan dan sumber dana
Modal sendiri                                                                     Rp.     30.000.000
Pinjaman di Bank                                                               Rp.    100.000.000
TOTAL                                                                             RP    130.000.000



c.       Proyeksi Keuangan
Biaya Operasional
 Gaji 2 pegawai @ Rp 500.000                                         Rp     1.000.000

Transportasi                                                                       Rp       500.000

 Listrik dan Telepon                                                           Rp.       300.000
TOTAL                                                                               Rp     1.800.000
ü  Proyeksi rugi/laba
Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
               Omset** perbulan                       Rp    8.000.000,00



               Laba perbulan                             Rp    1.800.000,00

               Analisis BEP                               > 1 tahun




               pendapatan – pengeluaran = Rp.8.000.000-Rp 1.800.000 = Rp. 6.200.000

             
catatan: 

                           ** Omset tergantung musim dan jumlah pesta


KESIMPULAN
            Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha counter handphone bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp.6.200.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut berhasil mencapai Rp. 74.000.000. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bisa saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

SARAN
            Untuk mendapatkan kesuksesan dalam menjalankan usaha, intinya kita harus bekerja keras dan sunguh-sunguh menjalani dan menekuninya.






DAFTAR PUSTAKA

 
Bab 1
Pendahuluan


I.1.    Latar Belakang

Seperti yang dapat kita lihat, di negara maju ini, masyarakat dituntut untuk bekerja lebih keras danmemanfaatkan setiap waktu yang ada. Bahkan bagi seorang pekerja jika perlu waktu makan siang danjam pulang kantor pun dapat digunakan untuk berbisnis guna meningkatkan profit perusahaan danmenjadi lebih produktif. Hal seperti ini biasanya akan membuat seorang pekerja berada di bawahtekanan yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan stress, dan kinerja pun dapat menurun. Begitupula dengan mahasiswa yang dituntut untuk belajar lebih keras sehingga tidak ada waktu untukbersantai, karena persaingan kerja yang semakin ketat menuntut para mahasiswa untuk bersaingmemperebutkan nilai terbaik guna mendapatkan posisi kerja yang terbaik. Dengan memperhatikankebiasaan masyarakat yang seperti ini, kami melihat sebuah peluang investasi yang cukup menjanjikandari bidang usaha yang kami pilih, sehingga kami memutuskan untuk mendirikan sebuah coffee shop yangkami namakan “The Prince Coffee Shop”.

Mengapa dinamakan The Prince Coffee Shop? The Prince, yang artinya pangeran, disini melambangkansetiapservice yang kami sediakan oleh manajemen coffee shop adalah dengan memberikan kehangatan danketulusan hati terhadap pelanggan layaknya melayani seorang pangeran, sehingga kami selalu berusahauntuk mengerti dan memahami keadaan psikologi setiap individu, dengan menempatkan diri dalamposisi setiap individu yang menjadi target pasar kami. Selain itu, kami berusa mencari dan mencobamemenuhi apa yang dapat meringankan beban mereka, apa yang mereka butuhkan agar di sela-selakesibukan mereka pun tetap dapat menikmati indahnya hidup ini, kami melakukan semuanya denganketulusan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, tetapi tercermin secara nyata dalam setiap service yang kami sediakan, dalam keharuman setiap cangkir kopi yang kami sajikan, dalam suasan coffee shop yang membawa kedamaian dan ketenangan, kami menyediakan semua yang terbaik untuk customer, dan yang berasal dari hati kami yang terdalam yang bisa kami berikan.
The Prince Coffee Shop, sebuah coffee shop yang dapat memberikan suasana baru yang dapat menenangkan pikiran dan jiwa, dengan rasa kopi yang beraneka ragam, keharuman kopi yang menggiurkan, disertai dengan menu pelengkap yang menggoda selera, serta didukung dengan suasan nyaman yang tercipta dari interior coffee shop yang kami tata sedemikian rupa sehingga memancarkan ketenangan dankenyamanan serta berada dalam alam terbuka, diiringi dengan musik lembut yang dapat menciptakansuasana tenang bagi peminat yang berada di dalamnya. Coffee shop ini juga kami rancang sedemikian rupahingga bisa dijadikan tempat untuk berbicara masalah bisnis karena dilengkapi dengan akses free hotspot untuk internet, sekedar duduk sambil menikmati suasana, perkumpulan mahasiswa, acarakeluarga, ataupun sebagai tempat sarapan dan bersantai di sore hari.

Selain itu, The Prince Coffee shop juga menyediakanservice guna memenuhi kebutuhan masyarakat di jam-jam sibuk dengan disediakannya beberapa Mobile Coffee Shop. Sebuah kendaraan yang membawa seluruhkehangatan coffee shop dan dapat ditemui di beberapa titik tempat keramaian yang banyak dikunjungiorang terutama dalam jam-jam sibuk seperti di daerah perkantoran dan perkuliahan. Membagikankenyamanan, kehangatan serta kesegaran yang dibutuhkan masyarakat di saat jam-jam sibuk mereka.Kendaraan yang didesain sedemikian menarik yang mencerminkan arti terdalam dari “The Prince Coffee Shop” itu sendiri. Dengan segala cintanya yang dibawa bersama dan dibagikan kepada setiap individu yang ditemui, Mobile Coffee shop ini menyediakan berbagai macam minuman kopi baik hangat maupun dingin.

I.2.    Tujuan
Studi ini dimaksudkan untuk menganalisa secara jelas dan detail semua aspek dari segala bidang guna mencari tahu kelayakan dan manfaat bagi masyarakat dalam usaha pendirian sebuah usaha bisnis coffee shop, dan mengetahui apakah bisnis ini merupakan investasi yang menguntungkan atau tidak. Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk menghindari terjadinya risiko kegagalan atau mengurangi kemungkinan keterlanjutan investasi yang merugikan. Dan tujuannya dibuat usaha coffee shop ini adalahuntuk menyediakanservice yang menyediakan tempat kumpul sambil menikmati harumnya dankehangatan kopi guna memenuhi kebutuhan masyarakat di sela-sela kesibukan mereka.























Bab 2
Aspek pasar dan pemasaran

II.1.  Permintaan, Proyeksi Permintaan dan Penawaran

Berdasarkan dari hasil pengamatan data lapangan, didapatkan gambaran pasar total dan pasar potensial yang ada saat ini (lihat Gambar 2.1) yaitu sebesar10%, sehingga masih sangat memungkinkan sekali untuk terjun di bisnis coffee shop. Pada Gambar 2.2, dapat dilihat dari 100% pasar potensial yang ada ternyata pasar yang sudah dikuasai masih sekitar 5%,pasar yang dilayani sebanyak 10%, ketersediaan pangsa pasar yang memenuhi syarat sebanyak 20%, dan pasar yang tersedia masih ada sekitar 40%.

Description: 000.jpg
Gambar 2.1. Gambaran Pasar Total dan Pasar Potensial yang ada saat ini

Hasil estimasi pasar potensial sesuai dengan kondisi yang ada, bahwa dari 100% pasar potensial yang ada, Diperkirakan saat kondisi bagus (bulan Maret-Mei, Agustus-Oktober)dapat diraih 60% dari jumlah target pasar yang diasumsikan adalah mahasiswa dikampus terdekat dengan gerai coffee shop.
Diperkirakan saat kondisi biasa (bulan Januari-Februari) dapat diraih 30% dari jumlah target pasar yang diasumsikan adalah mahasiswa di kampus terdekat dengan gerai coffee shop. Diperkirakan saat kondisi buruk (bulan Juni-Juli, November-Desember) dapat diraih 10% dari jumlah target pasar yang diasumsikan adalah mahasiswa di kampus terdekat dengan gerai coffee shop.
Indonesia adalah negara penghasil kopi ketiga di dunia setelah Brazil dan Columbia. Produksi kopi Indonesia pada Tahun 1998 tercatat sebesar 39 ribu ton dan masih di bawah Brazil dan Columbia yang berturut-turut memproduksi 146 ribu ton dan 63 ribu ton biji kopi. Ekspor kopi Indonesia bekontribusi terhadap devisa negara sebesar USD 605 juta, merupakan pangsa kedua terbesar komoditi perkebunan setelah karet alam. Komoditi kopi jelas sangat prospektif sebagai salah satu motor pembangunan agribisnis dan agriindustri Indonesia, asalkan ditangani secara baik dan professional.
Tabel 2.1. Produksi Kopi per Bulan di Indonesia, 1999 (Ton)

Perdagangan dunia didominasi oleh jenis kopi Arabica (70%) dan Robusta (30%), dan pada kenyataan yang ada, kopi yang ditanam di Indonesia adalah jenis Arabica (10%) dan Robusta (90%). Di Indonesia sendiri, Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah sentra produksi kopi dengan luas area pertanaman mencapai 62.285 hektar. Berdasarkan Disbun Sulsel, rata-rata produksi kopi Sulawesi selatan mencapai 18 ribu ton setiap tahunnya. Disini dapat kita lihat bahwa bisnis coffe shop yang kami buka dapat membuka peluang yang sangat besar guna mendorong pembangunan agribisnis dan agriindustri di Indonesia. Konsumsi rata-rata kopi dunia dalam kurun waktu satu decade terakhir telah mencapai 92,93 juta karung, dan untuk lima tahun terakhir telah mencapai 95,78 juta karung. Pada Tahun 1986, konsumsi dunia baru mencapai 86,09 juta karung, Tahun 1991 sebesar 94,26 juta karung dan pada Tahun 1997 telah mencapai 96,1 juta karung.

Secara umum, Indonesia termasuk salah satu konsumen kopi utama dengan pangsa konsumsi sebesar 1,93% atau 1,85 juta karung dari konsumsi total dunia pada Tahun 1997. Konsumsi kopi Indonesia dalam periode Tahun 1986-1997 mengalami kemajuan yang cukup pesat dengan lajus ebesar 7,7% per tahun, bahkan untuk periode 5 tahun terakhir laju pertumbuhannya sudah mencapai angka 10,3% per tahun. Pada Tahun 1986, konsumsi kopi di Indonesia baru mencapai 0,95 juta karung, dan pada Tahun 1991 naik sebesar 0,4 juta karung menjadi 1,35 juta karung, serta pada Tahun 1995 sudah mencapai 1,85 juta karung. Namun demikian, konsumsi kopi per kapitaIndonesia relatif rendah dibanding negara lain. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi kopi Indonesiahanya meningkat 6% yaitu 0,33 menjadi 0,56 kg per kapita per tahun. Dengan konsumsi sebesar 560gram per kapita per tahun, Indonesia termasuk dalam kategori tingkat konsumsi yang amat rendah didunia, dibawah 1 kg per kapita per tahun. Rendahnya konsumsi kopi Indonesia dipengaruhi oleh aspek psikologi dan aspek ekonomi.

II.2.  Produk

The Prince Coffee shop menyediakan berbagai produk makanan ringan dan minuman pilihan dengan menu-menu unggulan yang berbeda-beda disesuaikan dengan suasana yang ingin ditampilkan dan juga keadaan cuaca sehingga kesempurnaan kenikmatan dalam secangkir kopi dapat dinikmati secara nyata serta membawa kegembiraan dan kenikmatan tersendiri bagi mereka yang meminumnya. Dengan menuyang bervariatif dan disertai dengan menu-menu baru setiap bulannya yang dirancang sebagai berikut:
1.      Minuman Kopi
2.      Minuman Buah
3.      Minuman Cokelat
4.      Minuman Lainnya
5.      Sandwich
6.      Roti Perancis
7.      Tiramisu, Opera
8.      Cake & Tart
II.3.  Harga

Penentuan harga dari The Prince Coffee shop ditentukan dengan menyesuaikan biaya-biaya yang akan dikeluarkan serta ditekan sedemikian rupa dan juga disesuaikan dengan tingkat kemampuan rata-rat konsumen yang menjadi target pasar kami, sehingga harganya dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Harga setiap produk pun bervariatif sebagai berikut:
Harga dalam ribuan rupiah
·         Untuk minumanCoffee, berkisar antara : 10- 18 / cangkir

·         Untuk minuman Chocolate, berkisar antara: 12- 18 / cangkir

·         Untuk minuman Buah, berkisar antara : 8.5- 11 / gelas

·         Untuk minuman lainnya, berkisar antara : 6- 7.5 / botol

·         Untuk menu Sandwich, berkisar antara: 10-16.5 / porsi

·         Untuk menu Roti Perancis, berkisar antara : 10-13.5 / porsi

·         Untuk menu Tiramisu, Opera, berkisar antara: 9.5-12 / porsi

·         Harga Cake/Tart per Loyang berkisar antara : 135 - 210 / loyang