Senin, 29 November 2010

Nopransi Semuel - 070213035 - Bisnis Ketenagalistrikan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang.
          Pada zaman sekarang ini, di negara kita (Indonesia) sering terjadi
pemadaman listrik secara bergilir. Hal tersebut menandakan bahwa negara kita
sedang dilanda krisis energi khususnya energi lisrik, bukan hanya di negara
Indonesia bahkan sampai di berbagai negara juga sering terjadi hal yang
demikian.

          Dampak dari krisis energi lisrik ini sangat dirasakan oleh masyarakat
yang hidup di zaman yang modern ini, sebab berbagai aktivitas manusia sangat
tergantung dengan energi listrik, maka dapat dibayangkan apabila terjadi pemadan
listrik secara terus menerus, berbagai kegiatan manusia akan terhambat, misalnya
pabrik-pabrik akan berhenti beroperasi, dll. yang secara langsung akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Ardiandty Fitria Thamin - 080 213 083 Bisnis Ketenagalistrikkan


BAB I
PENDAHULUAN

            Bisnis berasal dari dari bahasa inggris yaitu business atau busy (sibuk). Sibuk yang dimaksudkan adalah sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Konteks bisnis terkait pada individu, komunitas ataupun masyarakat. Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society) [Huat, T Chwee,1990]. Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan[Griffin & Ebert].
1.Aspek-aspek bisnis:
ü  Kegiatan individu dan kelompok
ü  Penciptaan nilai
ü  Penciptaan barang dan jasa
ü  Keuntungan melalui transaksi
2. Fungsi bisnis dilihat dari kepentingan mikroekonomi dan makroekonomi
a.         Fungsi Mikro Bisnis
Kontribusi terhadap pihak yang berperan langsung.
ü  Pekerja/ Karyawan
Pekerja menginginkan gaji yang layak dari hasil kerjanya sementara manajer menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan besarnya omzet penjualan dan laba.
ü  DewanKomisaris
Memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, memastikan kegiatan akan berjalan mencapai tujuan.
ü  PemegangSaham
Pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap perusahaan.
b.         Fungsi Makro Bisnis
            Kontribusi terhadap pihak yang terlibat secara tidak langsung.


ü  Masyarakat sekitar perusahaan
Memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan.
ü  Bangsa dan Negara
Tanggung jawab kepada bangsa dan Negara yang diwujudkan dalam bentuk kewajiban membayar pajak.
3. Elemen dan Sistem Bisnis
ü   Modal (capital) merupakan Sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan bisnis.
ü   Bahan-bahan(materials) Merupakan faktor produksi yang diperlukan dalam melaksanakan aktifitas bisnis untuk diolah menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
ü   SumberDayaManusia(SDM), Kualifikasi SDM;  Memiliki kemampuan kompetitif dan berkualitast tinggi.
ü   Keterampilan Manajemen (Management Skill), sistem manajemen yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tatakerja manajemen.

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia
Keberadaan ketenagalistrikan nasional, tidak terlepas dari penemuan listrik dan teknologi pendukungnya sebelum era revolusi industri di Eropa. Berdasarkan dokumen sejarah yang dimiliki oleh Perusahaan Listrik Nasional (PLN), ketenagalistrikan nasional di perkenalkan pada masa penjajahan. Di masa pendudukan Belanda akhir abad 19 untuk pertama kalinya pembangkit tenaga listrik didirikan. Pembangkit tersebut adalah milik perusahan Belanda yaitu pabrik gula dan pabrik teh yang berfungsi untuk mendukung operasi produksinya. Sedangkan pemanfatan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai oleh perusahaan swasta Belanda yaitu N V. Nign, yang semula bergerak di bidang gas dan kemudian memperluas usahanya di bidang penyediaan listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB) , yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan , PLTA Bengkok Dago , PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu di beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.
Di masa pendudukan Jepang, segala aset yang dimiliki Belanda di Indonesia dimabil alih. Termasuk didalamnya adalah perusahaan listrik dan personel yang ada di perusahaan tersebut. Singkatnya masa pendudukan Jepang (3,5 tahun) dan politik bumi hangus yang diterapkan Jepang pada saat itu menjadikan industri ketenagalistrikan tidak berkembang pada masa era ini.
Penguasaan industri ketenagalistrikan oleh bangsa Indonesia dimulai ketika memasuki masa kemerdekaan. Dipelopori oleh pemuda, buruh, dan pegawai di perusahaan listrik dan gas dengan mengambil alih perusahaan listrik yang sebelumnya dikuasai oleh Jepang.  Kelompok buruh dan pegawai perusahaan listrik ini, kemudian membentuk delegasi untuk menghadap dan melaporkan hasil perjuangan mereka pada Komite Nasional Indonesia (KNI) Pusat yang diketuai oleh M. Kasman Singodimedjo, bulan September 2009. Selanjutnya, delegasi bersama-sama dengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno, dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No. 1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga. Tanggal 27 Oktober ini kemudian ditetapkan menjadi hari Listrik dan Gas.
Penguasaan perusahaan listrik oleh bangsa Indonesia ini tidak serta merta diterima oleh Belanda. Melalui Agresi Belanda I dan II, perusahaan-perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda sebagai pemilik awal.  Buruh dan pegawai listrik yang tidak menerima penguasaan kembali ini kemudian mengungsi dan menggabungkan diri pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah Republik Indonesia yang tidak diduduki oleh Belanda.
Tahun 1952 Pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomer 163, tanggal 3 Oktober 1953 Tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik Milik Bangsa Asing di Indonesia. Nasionalisasi akan dilakukan Pemerintah Indonesia kepada perusahaan listrik asing jika waktu konsesinya habis. Lima tahun pasca duterapkannya kebijakan tersebut, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomer 86 Tahun 1958 tanggal 27 Desember 1958 Tentang Nasionalisasi Semua Perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah Nomer 18 Tahun 1958 Tetang Nasionalisasi Perusahaan Listrik Dan Gas Milik Belanda.
Hal ini mengawali era penguasaan sektor ketenagalistrikan nasional oleh pemerintah. Untuk menjalankan fungsinya kemudian pemerintah membentuk Perusahaan Listrik Nasional (PLN) untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Pada tahun 2004 PLN yang sebelumnya merupakan perusahaan umum (Perum) dirubah statusnya menjadi Perusahaan Terbatas (PT). setahun setelah pergantian tersebut PT. PLN membentuk anak perusahaan, yaitu PT Pembangkitan Jawa-Bali I (PJB I)  dan Pembangkitan Jawa-Bali II (PJB II).





























BAB II
PEMBAHASAN

            Kehidupan modern perlu pasokan listrik. Pertumbuhan ekonomi 6 persen per tahun perlu pertumbuhan listrik 9 persen per tahun. Baru 65 persen rumah tangga di Indonesia mendapat sambungan listrik, terendah di kawasan ASEAN. Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2009-2018, perlu dana investasi 83,689 miliar dollar AS untuk dapat memenuhi kebutuhan dari 23.411 MW menjadi 57.887 MW. Upaya penyediaan tenaga listrik merupakan upaya padat modal, teknologi tinggi, dan waktu pengadaan relatif lama. Pemadaman listrik bergilir di luar Jawa-Bali yang sudah sejak lama terus terjadi terabaikan. Pemadaman listrik bergilir Oktober 2009 menyentak Ibu Kota, pusat pemerintahan di Jakarta. Semoga kegagalan secara nasional ini dapat dijadikan momentum untuk menata kembali pengelolaan listrik secara lebih profesional.
            PLN dengan cakupan wilayah kerja yang luas dan dengan jumlah pelanggan 36 juta (2008) berpotensi menjadi perusahaan listrik kelas dunia E-7 (seperti Tokyo Electric Power Company, EdF di Perancis, dan RWE di Jerman). Masalahnya, bagaimana meningkatkan mutu pelayanan (jumlah gangguan kurang dari 0,1 hari per tahun) dan tingkat perolehan ROR menjadi sekitar 10 persen per tahun. Sesuai dengan UU no 15/1985 mengenai Ketenagalistrikan, sistem kelistrikan di Indonesia ditangani oleh PLN sebagai BUMN listrik. Sistem kelistrikan  dibagi menjadi beberapa wilayah yang terinterkoneksi yaitu Sistem Jawa-Bali, Sumatera  Bagian Selatan (Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan sebagian Riau), Sumatera bagian Utara ( Sumatera Utara dan NAD). Selebihnya di Pulau-pulau lain belum ada sistim interkoneksi seperti di Jawa dan Bali.
            Dengan terus melambungnya harga minyak dunia, dalam beberapa tahun terakhir, mendorong PLN mengalihkan pemakaian sumber energi pembangkit dari BBM ke non BBM seperti batubara, panas bumi, gas alam dan lainnya. Pemakaian batubara terus meningkat dalam lima tahun belakangan ini, jika pada 2003 total pemakaian batu bara hanya 15,2 juta ton maka pada 2007 mengalami peningkatan hingga 100% atau mencapai 31,4 juta ton. Namun ketergantungan pada BBM belum sepenuhnya dapat dilepaskan. Pemakaian BBM masih berfluktuasi, pada 2003 tercatat sebesar 7,6 juta kilo liter dan sempat naik menjadi 9,0 juta kilo liter pada 2006. Namun lemudian turun lagi menjadi hanya 5,1 juta kilo liter pada 2007 lalu. Menurunnya pemakaian BBM selain karena harganya yang kian melambung tinggi, juga berkat keberhasilan usaha PLN mengkonversi bahan bakar dari BBM ke non BBM terutama batubara. Maka dari itu PLN dan pihak terkait mencari sumber energy lain yang dapat menghasilkan listrik. Yakni dengan menggunakan sumber energy terbarukan (energy air) dan sebagainnya.

1.        Bisnis Sumber Energi Terbarukan (energy air)
Dewasa ini usaha pemanfaatan sumber daya energi air sebagai energi terbarukan menjadi sangat penting, ketika konsumsi listrik cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 10% per tahun,dari 27,7 TWh pada tahun 1990 menjadi 87,1 TWh pada tahun 2002. Dengan melihat kecenderungan peningkatan kebutuhan listrik tersebut, maka diperkirakan sampai pada tahun 2020 kebutuhan listrik akan terus tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 6,5% per tahun. Pemanfaatan sumber daya energi air sebagai energi alternatif pembangkit listrik merupakan hal yang relevan dan rasional untuk dilakukan mengingat potensinya yang cukup besar belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sumber daya ini memiliki potensi sebesar 75 GW, dimana pemanfaatannya saat ini hanya sebesar 4,2 GW atau sekitar 5,6%. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pemerintah merencanakan pemanfaatan sumber daya energi air pada pembangkit listrik sebesar 8% antara tahun 2008 sampai tahun 2010.
Pemanfaatan energi air sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik dilakukan dengan memanfaatkan energi air yang bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Dengan kata lain, energi potensial air pada ketinggian tertentu diubah menjadi energi kinetik sebagai akibat kecepatan yang ditimbulkan oleh pergerakan air menuju tempat yang rendah. Energi kinetik tersebut selanjutnya digunakan untuk memutar poros turbin melalui blade yang dirancang sedemikian rupa yang kemudian akan menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik dengan kapasitas tertentu. Itu semua hanya sebagian kecil dari prospek pemanfaatan energi yang kita miliki. 
Potensi konservasi energi yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan tenaga listrik diantaranya adalah: biofuel, biogas, biomassa, panas bumi, panas surya, angin, ombak laut, nuklir dan lain sebagainya. Tetapi dalam jangka waktu dekat ini pemerintah berdasarkan Perpres No.71/2006 memfokuskan diri untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara (PLTU Batubara). Jumlah PLTU yang akan dibangun sampai dengan 2010 sebesar 12.375 MW (termasuk out going), terdiri dari 8.301 MW di Jawa-Bali (12 lokasi) dan 4.605 MW di luar Jawa-Bali (29 lokasi). Untuk mendukung hal tersebut pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 70/2006 tentang pembebasan bea masuk atas impor barang modal dalam rangka usaha penyediaan tenaga listrik oleh swasta.
Berdasarkan data PLN tentang proyeksi pemakaian bahan bakar pada pembangkit listrik digambarkan bahwa pemakaian bahan bakar fosil (oil) pada tahun 2010 akan dikurangi pemakaiannya hingga 5% saja. Sedangkan pemakaian bahan bakar non fosil (terbarukan), pemakaiannya akan mengalami peningkatan yang sangat signifikan sampai tahun 2010, yakni gas rata-rata 20%, geotermal 6 - 7%, air 8 - 9%, dan yang terbanyak adalah batubara 40 - 60%.

2.        Bisnis Energi Panas Bumi
Indonesia memiliki sumber daya panas bumi (geothermal) terbesar di dunia. Sekitar 30 persen energi panas bumi ada di Indonesia. Energi tersebut tersebar di 65 lokasi di seluruh Indonesia. Antara lain di jalur gunung api Sumatera Jawa, Bali Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulut dan Maluku Utara yang mampu membangkitkan tenaga listrik skala besar diatas 100 mega watt (MW).
Dari segi komersial, potensi sumber daya panas bumi ini mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 28.000 MW. Kapasitas tersebut setara penghematan bahan bakar minyak 12 miliar barel. Untuk mencapai target rencana tersebut pembangunan PLTP harus diprioritaskan pada lapangan-lapangan panas bumi milik Pertamina. Saat ini PLTP yang sudah berproduksi sekitar 1.189 MW. Angka ini setara dengan penghematan penggunaan BBM sebesar 500 juta barel. PLTP tersebut semuanya milik PT Pertamina (Persero)
Pemerintah mentargetkan tahun 2012. kapasitas PLTP sebesar 2.000 MW dan tahun 2014 meningkat menjadi 3.900 MW. Mengapa sampai saat ini pembangunan PLTP belum berkembang atau sebagian kecil dibangkitkan? Masa lalu harga minyak terlalu rendah, sehingga PLN mencari pembangkit dengan bahan bakar murah yaitu BBM.
Kurang berkembang atau terlambatnya pertumbuhan pembangunan PLTP antara lain disebabkan harga bahan bakar minyak (BBM) relatif murah dibandingkan sumber bahan bakar seperti batubara dan panas bumi. Sehingga penggunaan BBM waktu itu lebih menguntungkan dibanding batubara, panas bumi dan sumber energi lainnya. Namun dengan adanya Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 31 tahun 2009 dan Nomor 32 Tahun 2009 tentang pembelian tenaga listrik oleh PLN dari pembangkit listrik panas bumi dengan harga patokan tertinggi 9,7 sens dolar AS per kwh itu bisa mengembangkan PLTP dimasa-masa mendatang.
Dari segi biaya pembangunan PLTP mmang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pembangunan pembangkit listrik diluar panas bumi seperti pembangkitan menggunakan batubara maupun gas bumi. Untuk membangun PLTP diperlukan biaya sekitar 3 juta dolarAS per MW, dibandingkan pembangunan pembangkit listrik non panas bumi yang hanya memerlukan investasi sekitar 1 juta dolar AS per MW.
Investasi tersebut digunakan mulai dari studi awal hingga PLTP berproduksi selama 30 tahun kedepan. Namun keuntungannya untuk selama 30 tahun, kita tidak perlu membeli energi, karena bahan bakar panas buminya sudah tersediam sehingga PLTP relatif lebih murah.
Selama ini harga energi selalu dikaitkan atau dikatrol oleh harga minyak mentah. Bila harga minyak mentah dunia naik, maka harga batubara juga ikut naik. Tetapi untuk panas bumi tidak perlu naik, karena harga panas bumi tidak bergantung harga minyak.

























BAB III
PENUTUP

            Energi terbaharui mendapatkan energi dari aliran energi yang berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti sinar matahari, angin, udara yang mengalir proses biologi, dan panas bumi. Untuk Aspek dari penggunaan energi terbaharui di masyarakat modern lihat pengembangan energi terbaharui. Untuk diskusi umum, lihat pengembangan energi masa depan.

a.         Energi panas bumi  berasal dari penguraian radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari dalam, dan dari matahari, yang membuat panas permukaan bumi. Dia dapat Digunakan dengan tiga cara:

§  Listrik geothermal
§  Pemanasan geothermal, melalui pipa ke dalam Bumi
b.        Pemanasan geothermal, melalui sebuah pompa panas.Energi surya  Panel surya (photovoltaic arrays) di atas yacht kecil di laut dapat Mengisi baterai 12 V sampai 9 ampere dalam cahaya matahari penuh dan langsung. Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah "energi surya" istilah ini sedikit membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan langsung dari cahaya matahari.
c.         Energi angin, Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata, maka terbentuklah angin. Energi Kinetik dari angin dapat Digunakan untuk Menjalankan Turbin angin, Beberapa mampu memproduksi tenaga 5 MW. Keluaran tenaga Kubus adalah fungsi dari kecepatan angin, maka Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m / d (20 km / j), dan dalam praktek sangat sedikit wilayah yang memiliki angin yang bertiup terus menerus. Namun begitu di daerah Pesisir atau daerah di ketinggian, angin yang cukup Tersedia KONSTAN.
d.        Tenaga udara, Udara Energi dapat Digunakan dalam bentuk gerak atau Perbedaan suhu. Udara Karena ribuan kali lebih berat dari udara, maka aliran udara yang pelan pun dapat menghasilkan sejumlah energi yang besar. Ada banyak bentuk: Hydroelectric energi, Tidal daya, Tidal stream kekuasaan, Gelombang daya, Samudera konversi energi termal (OTEC), Deep pendingin air danau,

e.       Listrik tenaga air mungkin bukan pilihan utama untuk masa depan produksi energi di negara maju karena sebagian besar situs utama di negara ini dengan potensi pemanfaatan gravitasi dengan cara ini mungkin telah dieksploitasi atau tidak tersedia karena alasan lain seperti pertimbangan lingkungan. Membangun bendungan banjir sering melibatkan daerah yang luas lahan, perubahan habitat, dan sementara energi pembangkit tenaga listrik pada dasarnya tidak menghasilkan karbon dioksida, laporan baru-baru ini telah dikaitkan PLTA ke metana, yang membentuk membusuk terendam dari tanaman yang tumbuh di bagian-bagian kering dasar pada masa kekeringan.

f.       Biomassa, tumbuhan biasanya Menggunakan fotosintesis untuk Menyimpan tenaga surya, udara, dan CO 2 </ sub>. Bahan bakar bio adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - Organisme atau produk dari metabolisme mereka, seperti tai dari sapi.























DAFTAR PUSTAKA






Billy R. Rompas - 070213053 - ARTIKEL BISNIS KETENAGALISTRIKAN

A. Pasar Ketenagalistrikan
Struktur Pasar dan Operasi
Sebelum suatu pasar ketenagalistrikan dideregulasi, kepemilikan dan pengusahaan sistem tenaga listrik (STL) dilakukan oleh badan usaha yang terintegrasi secara vertikal dari pembangkitan, transmisi sampai distribusi dikuasai di satu tangan. Dalam hal ini, PLN adalah badan usaha ini, yang memegang kuasa usaha ketenagalistrikan di Indonesia. Di dalam BUMN ini terdapat bagian yang berfungsi sebagai pusat kendali sistem ketenagalistrikan yang mengatur sistem manajemen energi (SME), dalam hal ini adalah P3B untuk sistem Jawa Madura Bali. SME ini berbasis SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) yang mempunyai fasilitas
2
perencanaan dan analisis fungsi-fungsi operasi ini bertujuan mengoptimumkan sistem pembangkitan dan penyaluran energi listrik.
Fungsi-fungsi SME: Prediksi beban dalam jangka pendek Menetapkan komitmen unit Dispatch (perintah) pengoperasian pembangkit listrik Mengendalikan daya reaktif Memperkirakan kondisi sistem Mengendalikan pembangkit listrik secara otomatis Pencegahan dan pengendalian keamanan kondisi darurat
Pusat kendali ini juga mengatur aliran daya antar daerah untuk meningkatkan keamanan sistem dan cadangannya. Selain pusat kendali, biasanya juga ada badan yang menetapkan kriteria keandalan dan perencanaan STL. Namun karena belum dideregulasi, lagi-lagi kriteria ini ditetapkan oleh PLN sendiri.
Ciri-ciri khas STL yang masih dikuasai oleh badan usaha yang terintegrasi secara vertikal: Monopoli (secara alami terjadi karena sifat investasinya yang sangat besar), tapi diatur oleh UU Mengandalkan prinsip “biaya termurah” (least cost) untuk perencanaan dan operasi Biaya ini meliputi pembangkitan, transmisi dan distribusi sampai dengan titik sambung di konsumen Tarif listrik yang ditetapkan atau diatur ini terdiri dari biaya produksi ditambah laba yang ditetapkan pemerintah, namun sering kali terjadi distorsi harga akibat intervensi politik. Aturan rate of return tarif listrik ini bertujuan untuk memastikan produsen dapat menutup semua biaya produksinya
Contoh tarif yang terdistorsi ini yang paling nyata terjadi di Indonesia, pada jaman Orba, tarif listrik disubsidi sangat besar sehingga rakyat merasa menikmati listrik “murah”. Lebih

Filemon Ginting - Bisnis Ketenagalistrikkan - 080213124

.        Pendahuluan


Upaya Pemerintah Indonesia untuk me-restrukturisasi sektor ke-tenagalistrikan Indonesia menuju sektor yang kompetitif telah berjalan lebih dari dua tahun. Pembentukan sektor ketenagalistrikan kompetitif yang umumnya ditandai dengan adanya pasar listrik kompetitif memerlukan dilaksanakannya serangkaian kegiatan yang tidak sederhana. Kegiatan ini antara lain meliputi penataan peraturan-perundangan yang mendukung, Badan Pengatur yang kredibel, struktur dan aturan pelaksanaan pasar listrik, serta mekanisme pentarifan yang sesuai untuk bidang usaha yang masih secara natural bersifat monopoli.

Di samping itu agar implementasi pasar listrik dapat berjalan efektif diperlukan prasyarat terhadap kondisi sistem yang ada, seperti sistem harus dalam keadaan over-supply, kendala transmisi yang minimal, keseimbangan posisi pelaku pasar, dan telah dilengkapi oleh sistem pengukuran (metering system) dan sistem yang mengelola pasar listrik (disebut dengan Market Operation System, MOS (Fungsi MOS umumnya meliputi pengelolaan penawaran pelaku pasar, penentuan harga/scheduling, setelmen dan penagihan. MOS berinteraksi dengan sistem metering dan SCADA/EMS, serta memerlukan perangkat IT seperti komputer, software aplikasi dan sistem komunikasi). yang sesuai dengan Market Rules yang berlaku.

Sartika veronika Angdrie - 070213017

BISNIS KETENAGALISTRIKAN

I . PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam banyak memiliki kendala dalam dunia ketenagalistrikannya. Sumber daya alam yang melimpah seperti minyak bumi, gas, panas bumi, dan tenaga air tidak menjamin ketersediaan energi listrik bagi rakyatnya. Padahal sumber energi primer inilah yang menjadi bahan bakar bagi produksi energi listrik melalui PLTA, PLTD, PLTP, PLTM, dan pembangkit-pembangkit lainnya.
Data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi tahun 2007, sumber daya gas alam indonesia mencapai 164.99 TSCF dan gas bumi sebesar 8,403.31 MMSTB. Tenaga air memiliki potensi energi sebesar 42,853.3 MW dan yang lebih potensial sebagai sumber energi di Indonesia adalah panas bumi dengan potensi panas bumi yang diperkirakan mencapai 27.5 Gwe dan merupakan potesi terbesar di dunia sebesar 40% potensi panas bumi dunia. (Data RUKN melalui keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 2682 K/21/MEM/2008 ).
Jumlah rumah tangga yang mendapat pasokan listrik tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara maju, bahkan rasio elektrifikasi ini masih relatif kecil dibandingkan sasaran yang telah diterapkan oleh pemerintah. Saat ini Indonesia mencapai rasio elektrifikasi sebesar 64.34 % dengan rasio terkecil sebesar 24.24 % berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur dan rasio terbesar berasal dari provinsi Jawa-Madura-Bali sebesar 76.11 %. Keterbatasan energi listrik ini ditambah dengan masih banyaknya daerah yang terisolasi dari sistem listrik Jawa-Madura-Bali, sangat ironis mengingat justru pasokan sumber energi primer sebagian besar berasal dari luar pulau Jawa-Bali. Pemenuhan energy listrik dalam negeri menjadi prioritas terutama. Apalagi masih banyak daerah yang memiliki krisis energy. Oleh karena itu sangat di butuhkan pengembangan dalam bidang ketenaga listrikan demi menungkatnya kualitas kelistrikan. Dengan adanya makalah ini akan sedikit menjelaskan tentang pengembangan dalam bidang ketenaga listrikan

II. PEMBAHASAN
II. 1 PENGERTIAN BISNIS
Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan 1 orang atau lebih individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan/laba.
Bisnis merupakan sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap untung & siap rugi. bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang. reputasi, keahlian, ilmu, sahabat & kerabat dapat menjadi modal bisnis.
Sistem Informasi Bisnis ialah Bisnis → berasal dari kata business → busy → sibuk yang artinya sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan, suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya” .
Beberapa definisi Bisnis menurut para ahli :
1. Definisi bisnis menurut Mahmud Machfoedz
Bisnis adalah usaha perdanganan yang dilakukan sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenihi kebutuhan konsumen.
Usahawan atau pelaku bisnis harus mampu memadukan 4 macam sumber day a yaitu :
a. Sumber daya materi
b. Sumber daya manusia
c. Sumber daya keuangan
d. Sumber daya informasi
Tujuan bisnis
Setiap bisnis batau perusahaan berusa mengolah bahan untuk dijadikan produk yang di perlukan oleh konsumen produk dapat berupa barang atau jasa. Tujuan perusahaan membuat produk adalh untuk menapatkab laba yakni imbalan atas penyediaan suatu produk untuk konsumen.


Senin, 22 November 2010

NOVA GAMA - 070213016 - Bisnis Informasi


BAB.I
PENDAHULUAN
1.1  Latarbelakang Masalah
Bagi sebuah organisasi, informasi menjadi sebuah aset berharga yang bisa menentukan kelangsungan hidup organisasi. Sebegitu pentingnya informasi, kemudian berkembanglah sebuah sebuah disiplin ilmu yang khusus mempelajari bagaimana pengembangan dan penerapan teknologi pengolahan data dan informasi. Dewasa ini kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan relevan semakin meningkat, terlebih lagi dengan tren persaingan yang semakin mengglobal. Hanya organisasi yang bisa mengolah dan mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan relevan saja yang bisa memenangkan persaingan ini.
Suatu sistem tanpa informasi akan tidak berguna, karena suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan mengalami kemacetan dan akhirnya berhenti. Dengan demikian informasi sangat penting bagi suatu sistem. Informasi sendiri berasal dari data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.(McFadden, dkk 1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sehingga mempunyai arti dan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.
Informasi adalah salah suatu aset penting dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup  bisnis dan disajikan dalam berbagai format berupa : catatan, lisan, elektronik, pos, dan audio visual. Oleh karena itu, manajemen informasi penting guna  meningkatkan kesuksusesan yang kompetitif dalam  semua sektor ekonomi. Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai  penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam informasi bisnis  manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui teknologi informasi modern. Sebagai konsekwensinya , meningkatkan harapan dari para manajer bisnis, mitra usaha, auditor, , dan stakeholders lainnya menuntut adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan dan memimise dampak peristiwa keamanan.

1.2 Perumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah  melalui Penulisan Karya Tulis ini adalah: 
1.      “Defenisi dari  Bisnis Informasi?”.
2.      “Tujuan atau Manfaat dari  Bisnis Informasi?”

1.3 Tujuan Penyusunan Karya Tulis
            Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas maka karya tulis ini bertujuan:
3.      Untuk mengetahui ”Defenisi dari  Bisnis Informasi”.
4.      Untuk mengetahui “Tujuan atau Manfaat dari  Bisnis Informasi” .

1.4 Manfaat Penyusunan Karya Tulis
     1. Memberikan wawasan mengenai Bisnis Informasi dalam kehidupan kita.
     2. Hasil karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca pada umumnya     dan bagi penulis bagi khususnya.










BAB.II
PEMBAHASAN

“ BISNIS INFORMASI “

v  PENGERTIAN BISNIS
Berikut merupakan sumber-sumber yang menerangkan tentang pengertian bisnis. Secara harfiyah Bisnis berasal dari kata business →busy → sibuk. “Sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan”. Suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya (ilmu ekonomi).
Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society) [Huat, T Chwee,1990].
Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atauj asa yang bertujuan untuk mendapat kankeuntungan [Griffin & Ebert].
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melaluitransaksi
Secara etimologi, Bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.