Minggu, 12 Desember 2010

deryanus kassa/060213051

BISNIS PENDIDIKAN
Apa itu Bisnis Pendidikan? Menurut sebagian orang, bisnis ini adalah bisnis yang menyediakan layanan konsultasi di bidang pendidikan dan juga pengajaran. Biasanya target dari bisnis ini adalah untuk mencapai kapabilitas keilmuan peserta guna meraih nilai yang baik atau kelulusan dari atau di sebuah institusi pendidikan.
Di masyarakat kita, bisnis semacam ini sudah merebak. Kita bisa saksikan bagaimana bimbingan belajar mampu berjaya meraih hati ribuan siswa yang membutuhkan bimbingannya. Atau setidaknya banyak orang tua yang terenggut hatinya, dan akhirnya menyerahkan anak-anaknya untuk dibimbing oleh lembaga bimbingan belajar tersebut.
Tentu hal itu berdampak pada kesuksesan usaha bisnis belajar itu sendiri. Memang, selain sukses mendapatkan keuntungan yang melimpah ruah, bisnis pendidikan juga sangat bermanfaat bagi pencerahan masyarakat dan bangsa.
Inilah manfaat ganda dalam menjalani bisnis di bidang pendidikan.
Mengelola bisnis pendidikan, merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghasilkan laba yang menggiurkan. Hal ini disebabkan karena bisnis di dunia pendidikan merupakan bisnis yang tidak akan pernah kehabisan customer.


“Bisnis pendidikan amat menguntungkan karena bisnis ini tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi. Kan meski Negara krisis, pendidikan tidak boleh berhenti,”
Bisnis pendidikan adalah salah satu jenis bisnis yang tidak akan pernah mati, namun merupakan bisnis yang akan terus berkembang dan menguntungkan, seiring dengan bertambahnya para pelajar yang ingin menimba ilmu di dunia pendidikan. bisnis jenis ini akan terus berjalan, karena setiap warga negara, sangat membutuhkan pendidikan. Selain itu tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dan masa depan seseorang.
Bisnis di bidang pendidikan, sangatlah menguntungkan. ini bisa dilihat dari beberapa perusahaan besar, yang berlomba – lomba membuka Universitas, itu dapat dilhat dengan : Gramedia grup… yang rela melepaskan sahamnya di tv7 untuk membuka Universitas Cyber Multimedia (mungkin namanya salah, saya juga gak inget2 banget). Sampoerna dengan gedung sampoerna strategic square nya saat ini tidak terlalu fokus ke pendidikan tinggi tetapi lebih kepada course2. mungkin kedepan akan condong kearah universitas, lalu ada lagi Bakrie grup yang berencana membuka universitas, (waktu itu saya telah melihat master plannya disebuah iklan surat kabar). dan mungkin masih banyak lagi perusahaan lain yang akan mengikuti bisnis ini.
Perusahaan – perusahaan tersebut berlomba – lomba, mencari mangsanya dengan memberikan janji – janji, bahwa lulusan dari universitas yang mereka bangun akan ditempatkan langsung ke unit – unit bisnis didalam grupnya, sehingga tidak diragukan lagi untuk tidak mendapat pekerjaan, dan menjadi pengangguran (itu pun kalo janjinya terbukti).
Sehingga, sekarang orang – orang makin dibingungkan dengan bagaimana caranya mencari universitas yang berkualitas.!!! (walaupun masih terdapat PTN-PTN favorit yang Jatah masuknya telah dikurangi oleh orang – orang yang dapat membayar lebih tinggi).
Dan yang saya heran, saat ini banyak sekali lembaga2 pendidikan atau yayasan – yayasan, yang beredar dimana – mana. hampir di setiap bagian di Jakarta ini, mau timur,barat dan selatan maupun utara. Terdapat sekali sekolah tinggi dan sebagai mana macam jenisnya… yang menawarkan pendidikan dan ijazah dengan biaya murah..
Sekolah internasional pun tidak mau ketinggalan, kalo kita melewati jalan arteri pondok indah menuju jalan panjang jakarta barat. terdapat beberapa sekolah yang menawarkan program pendidikan internasional, belum lagi di waktu yang akan datang, Universitas chang / chong klo tidak salah (saya lupa namanya) berbasis mandarin akan di buka di sebuah kota di jawa. Itu saya lihat iklannya di sebuah Tv swasta beberapa waktu yang lalu. para investor dari dalam maupun luar berlomba – lomba menawarkan pendidikan. belom lagi universitas yang sudah branded seperti monash yang sudah membuka based college di jakarta. itu semua dilakukan untuk dapat menjaring mahasiswa yang biaya untuk hidup di luar negri pas-pasan. sebenarnya banyak universitas2 luar negri yang membuka kampus di jakarta ini.(walaupun berpedoman pada kurikulum luar).
Jadi, kalo menurut saya. Pendidikan di Indonesia ini, benar – benar membingungkan. mau dibawa kemana tidak jelas. (ini dapat dilihat dengan munculnya universitas2…(sorry to say : yang Gak Jelas). apalagi dengan munculnya universitas2 yang membawa bendera perusahaan besar. Sehingga kita tidak dapat mengetahui sejauh mana kualitas dari setiap universitas.
Yah, kalo boleh saran. sebelum amburadul seperti yang lain (bisnis perhubungan), yah tolong pemerintah mengeluarkan aturan yang ketat. tentang kualitas pendidikan. jangan sembarang ngasih ijin kepada orang – orang yang hanya mau menyedot uang tapi tidak mau memajukan bangsa. Dan itu semua kembali ke pribadi kita masing – masing. karena menurut saya lembaga-lembaga pendidikan itu hanya merk yang kita bawa saja. semua tergantung dari diri kita. apakah bisa mempraktekkanya. maka untuk teman – teman yang kuliah atau sedang menempuh pendidikan di universitas yang tidak / kurang reputable jangan berkecil hati. Tetap lah bersemangat. (ora et labora) !!!.
Yang pasti. bisnis pendidikan sangatlah menguntungkan dan berprospek cerah. itu pun kalo dikelola dengan baik dan benar. dan bertujuan memajukan bangsa. Toh entar konsumen sendiri dapat menilainya.

Bisnis Pendidikan Online
Jika tadi kita membahas tentang bisnis dalam bidang pendidikan yang dijalankan secara normal dalam artian pengelola bisnis ini menyediakan tempat untuk belajar dan objek bisnis ini harus mengunjungi tempat yang telah disediakan, sekarang adakah kita pikirkan konsep bisnis di bidang pendidikan yang dijalankan secara online?
Sehingga sasaran dari bisnis ini bisa lebih luas lagi. Selain itu biaya untuk mendapatkan layanan ini juga bisa lebih murah. Dan tentunya hasil yang didapat oleh pengelola bisnis ini juga bisa semakin meningkat; karena layanan yang semakin luas dan terjangkau oleh objek bisnis tersebut.
Itulah ide cerdasnya. Dengan demikian selain Anda –sebagai pelaku bisnis pendidikan- mendapatkan peningkatan keuntungan, Anda juga semakin memberikan manfaat bagi pencerahan masyarakat dan bangsa kita.
Selain itu, tentunya usaha semacam ini memberikan manfaat bagi perilaku anak-anak bangsa ini dalam berinteraksi dengan dunia internet. Anak-anak semakin mendapatkan pilihan lainnya yang lebih bermanfaat saat mengakses internet.
Tak lagi hanya game online, tetapi munculnya bimbingan pendidikan online akan mengisi waktu-waktu mereka bersama internet. Hal itu tentu lebih bermanfaat dibandingkan jika mereka hanya bergelut dengan game online.
Belajar dari AsianBrain.com
Hal semacam itu sangat memungkinkan. Apalagi di era yang serba canggih ini, apapun bisa terwujud. Apalagi jika ditangani oleh ahlinya.
AsianBrain.com bisa membuktikannya. Anda bisa berkonsultasi kepadanya, dan meminta tutorial darinya. Jangan ragu, karena AsianBrain.com sudah membuktikan kelihaiannya dalam mengelola bisnis online.
Yang Anda perlukan sekarang adalah segera mengunjungi AsianBrain.com dan bergabunglah dengannya. Anda tidak akan merugi. Karena dengan bergabung bersama AsianBrain.com, Anda akan mendapatkan beragam informasi tentang pengelolaan bisnis online.
Melirik Potensi Bisnis Pendidikan Ala LP3I
Di era globalisasi ini, persaingan di dunia kerja sangatlah ketat yang berdampak semakin tingginya angka pengangguran di Indonesia.
Hal tersebut tentunya harus dapat segera diantisipasi oleh pemerintah, juga harus didukung oleh dunia pendidikan. Dimana dunia pendidikan harus dikembangkan ke arah pendidikan yang berbasis profesi dan kompetensi. Sehingga diharapkan pendidikan yang diberikan dapat memberi keahlian tertentu sekaligus daya saing kepada lulusannya. Berkaitan dengan itu LP3I (Lembaga Pendidikan Pengembangan Profesi Indonesia) telah dan akan terus membuktikannya. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Syahrial Yusuf di Jakarta, 29 Maret 1989, LP3I telah menghasilkan ribuan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja. Sehingga tak bisa dipungkiri jika lulusan lembaga ini banyak terserap di berbagai sektor industri baik swasta maupun BUMN, juga lembaga kepemerintahan. Seiring dengan perkembangan dan potensi pasar kerja yang membutuhkan media skill leader, serta kebutuhan masyarakat akan pendidikan. LP3I yang bermula dari sebuah kursus jangka pendek, akhirnya mengembangkan pendidikan profesi multi program dengan masa 6 bulan, 1 tahun dan 2 tahun. Selain itu, lembaga ini terus berusaha mengembangkan cabangnya di berbagai daerah di tanah air. Demikian diungkapkan Agus Prayitno, S.Pd.,M.Pd., selaku Direktur LP3I Cabang Semarang. Agus Prayitno pun mengutip perkataan Rizal Diansyah, SE.Ak., Presiden Direktur LP3I. Dikatakan kunci keberhasilan LP3I terletak pada kurikulumnya yang link and macth. Yakni penerapan kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan dinamika industri. Mengenai standar kurikulum yang diterapkan sangatlah up to date dan disertai uji kompetensi dan sertifikasi dari dunia industri. Kembangkan Waralaba Yang menarik dari sistem pengembangan cabangnya adalah penerapan pola waralaba (franchise). Pola ini telah diterapkan sejak tahun 1990. Hingga kuartal pertama 2006 ini sedikitnya telah ada 50 cabang yang 85%-nya menggunakan pola waralaba. Keseluruhan cabang tersebut sudah tersebar di dua pertiga wilayah Indonesia, kecuali Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua. Untuk LP3I Cabang Semarang dibuka per 1 Februari 2006, dan bertempat di Jl. Indraprasta No. 92 Telp. (024) 3556603. Cabang ini merupakan generasi ketiga, karena sebelumnya di Semarang pernah berdiri LP3I. Keberhasilan pembukaan cabang LP3I ini tak lepas dari program dan keuntungan bisnis yang menggiurkan. Semua program yang ditawarkan serba memberikan ketrampilan teknis dan fungsional kepada mahasiswa untuk 100% siap masuk kerja. Maklum, rata-rata program yang ditawarkan LP3I mempunyai nilai strategis dan berorientasi pada dunia industri. Untuk bergabung dengan waralaba (franchise) LP3I sangat gampang, yang pertama investor harus mempunyai visi dan idealisme pendidikan. Kemudian investasi yang ditanamkan sebesar Rp839 juta sudah termasuk fee selama tujuh tahun, sewa gedung dan biaya operasional lainnya. Dengan investasi sebesar itu, investor sudah memiliki usaha yang prospektif. Perhitungan kembali modal (BEP/Break Event Point) dapat dicapai tidak lebih dari dua tahun. Bahkan yang lebih menguntungkan dengan menjadi franchise LP3I biaya marketing atau promosi secara nasional ditanggung oleh seluruh cabang. Sehingga dapat dikata, franchise LP3I merupakan jalan pintas membangun usaha. Mengapa Harus LP3I Investasi di bisnis pendidikan mempunyai faktor resiko lebih kecil dibanding berinvestasi di bidang lain. Beberapa keuntungan berinvestasi di dunia pendidikan adalah usaha pendidikan tidak terpengaruh secara signifikan oleh dampak krisis ekonomi karena telah menjadi kebutuhan pokok. Nilai investasi terus meningkat karena nilai dan biaya pendidikan juga ikut meningkat. Di samping mendapatkan profit, usaha ini memberikan sumbangsih besar kepada bangsa dan memberi manfaat luas bagi orang banyak. Mengapa harus bermitra dengan LP3I, dan keuntungan apa yang dapat diperoleh? Jawabnya adalah: 1. Sejak berdiri tanggal 29 Maret 1989, LP3I memiliki pengalaman dengan sistem manajemen yang telah teruji selama 18 tahun dalam mengelola bisnis pendidikan. 2. Pelopor Pendidikan Profesi dengan konsep Link & Macth antara dunia pendidikan dan dunia industri serta dunia kerja. Konsep pendidikan ini relatif lebih unggul karena sangat memungkinkan pengembangan kurikulum dan model penyelenggaraan pendidikan akan selalu up to date dan sesuai dengan perkembangan dunia industri. Dan karena itu pula mutu lulusan lebih mudah terserap kerja. 3. Telah memiliki 44 cabang yang tersebar di 20 kota pada 14 propinsi di Indonesia, yang terdiri dari 6 cabang milik LP3I Pusat, 2 cabang model kerjasama dan 36 cabang dalam bentuk franchise. (per Januari 2006). 4. Setiap tahun menghasilkan lebih 7.500 alumni yang siap kerja. 5. Telah membina dan memiliki hubungan kerjasama dengan Institusi Luar Negeri antara lain AAD (American Association Degree), MDIS Singapura, Kangen Batman Australia serta beberapa perguruan tinggi internasional lainnya. 6. Memiliki jaringan ribuan perusahaan relasi yang membantu Magang dan Penempatan Kerja bagi alumni LP3I Group. 7. Dibina oleh tokoh-tokoh nasional dan masyarakat yang peduli dengan pendidikan. 8. LP3I juga ikut andil secara proaktif memberikan manfaat yang besar lainnya bagi bangsa dan negara.
Pendidikan, sebagaimana konsultan, sebagaimana arsitek adalah usaha berbasis jasa. Tidak ada produk yang dihasilkan, jualannya adalah konsep, oret-oretan, saran dll dkk yang pada tingkat-tingkat tertentu terlihat sangat abstrak. Misalnya konsultan untuk strategi pemasaran, hasil oret-oretan mengenai bagaimana seharusnya perusahaan menjual barang bisa dihargai sangat mahal. Tapi bagaimana dengan dampaknya, apakah sebanding? bagaimana pengendalian mutunya? pada prakteknya hal ini sangat sulit untuk diukur.
Penerimaan siswa baru atau PSB yang menjadi hajatan tahunan sekolah telah usai. Sama seperti tahun-tahun sebe­lumnya, penyelenggaraan PSB masih diwarnai sejumlah masa­lah, terutama mahalnya biaya yang mesti dikeluarkan orangtua murid untuk memperoleh "kur­si" sekolah. Tak terkecuali pada tingkat SD dan SMP.
Kini, kursi kosong telah terisi, penyelenggaraan sekolah mulai berjalan, namun masalah yang dihadapi orangtua belum usai. Karena banyak sekolah yang membuat keputusan mengenai biaya pada bulan pertama ke­giatan belajar-mengajar (KBM). Persoalan lain adalah kewajiban membeli buku pelajaran yang berfungsi membantu guru dan murid dalam proses KBM.
Penelitian Indonesia Cor­ruption Watch (ICW) tahun 2005 pada SD di Jakarta, Garut, Semarang, dan Kupang mem­perlihatkan, dari delapan biaya langsung yang dianggap mem­beratkan oleh orangtua murid, buku pelajaran menempati urut­an ketiga. Jumlah rata-rata biaya yang dikeluarkan di empat da­erah tersebut mencapai Rp 205.600 per tahun.
Setidaknya ada tiga faktor yang membuat buku pelajaran jadi masalah. Pertama, buku di­jadikan bahan sekali pakai. Per­gantian dilakukan tidak hanya setahun sekali, tapi sudah tiap semester. Tak ada lagi cerita me­ngenai buku warisan untuk sau­dara atau adik kelas.
Kedua, buku yang mesti dibeli berjumlah banyak. Satu mata pelajaran umumnya mengguna­kan dua atau tiga jenis buku. Selain buku pokok, juga ada bu­ku penunjang atau pendarnping, serta lembar kerja siswa (LKS).
Ketiga, harga buku pelajaran mahal, baik yang dijual sekolah maupun di toko.Tergambar jelas dalarn peng­adaan buku di sekolah kepen­tingan bisnis mengalahkan ke­pentingan pedagogis murid. Pergantian buku yang cepat me­mungkinkan keuntungan yang diperoleh lebih cepat pula. Se­lain itu, semakin banyak buku yang dibeli, semakin besar pula keuntungan yang akan didapat.
Tidak ada hal baru dari bisnis buku di sekolah, tapi sayangnya juga tidak ada terobosan baru dari pemerintah untuk mengan­tisipasi. Peraturan Mendiknas No 11/2005 mengenai Buku Teks Pelajaran yang diharapkan bisa membawa perbaikan ter­nyata tidak memiliki pengaruh besar. Sebab, dalam peraturan itu diasumsikan buku pelajaran hanyalah kepentingan bisnis pe­ngelola sekolah seperti guru.
Tidak mengherankan apabila langkah yang diambil pemerin­tah hanya sebatas memindahkan tempat jual beli buku dari se­kolah ke pasar. Seperti disebut­kan dalam Pasal 9 bahwa guru, tenaga kependidikan, satuan pendidikan, atau komite sekolah tidak dibenarkan melakukan penjualan buku kepada peserta didik. Padahal, bila dicermati se­lama ini birokrasi di atas sekolah yang justru menikmati ke­untungan besar dari praktik bis­nis buku pelajaran. Mereka yang memproduksi banyak katebelece yang akan digunakan penerbit untuk menekan pihak sekolah agar menerima dan menjual bu­ku yang diterbitkannya.
Walau orangtua murid diberi keleluasaan untuk memilih toko buku, mereka tidak memiliki ke­wenangan dalam menentukan jenis buku yang akan digunakan sekolah. Padahal, murid tak akan mau menggunakan buku yang berbeda dengan guru. Ka­rena itu, mau tidak mau yang akan dijadikan rujukan dalam pembelian buku adalah sekolah.
Di sisi lain, birokrasi pendidikan, seperti dinas pendidikan, masih bebas melakukan kontrol atas sekolah. Mereka dengan mudah bisa mengarahkan seko­lah untuk membeli buku dari penerbit tertentu.
Tidak ada jalan lain, dalam persoalan buku pelajaran pemerintah wajib intervensi. Bukan ikut menentukan buku yang akan digunakan sekolah, tetapi menyediakan dana untuk peng­adaan buku pelajaran pokok. Buku penunjang diserahkan pada mekanisme pasar, dengan memberi rambu-rambu pada sekolah agar tidak memaksa murid membeli atau memilik­inya. Mekanisme dalam penen­tuan dan pengadaan buku-po­kok maupun penunjang dise­rahkan kepada sekolah dengan melibatkan guru,komite, atau perwakilan orangtua dan masya­rakat.

Bisnis Pendidikan Bahasa Inggris Selalu Dibutuhkan Pasar

Kemampuan berbahasa Inggris merupakan sebuah kebutuhan di jaman ini. Saat ini kebanyakan orang tua mengarahkan anaknya untuk mengikuti kursus yang menunjang kemampuannya berbahasa Inggris. Berbagai lembaga pendidikan bahasa inggris pun menjamur di seluruh sudut kota Solo. Salah satu lembaga pendidikan bahasa Inggris tersebut adalah English First (EF).
Lembaga pendidikan yang beralamat di Jalan Dr. Radjiman ini sudah ada di Solo sejak tahun 2002. EF sendiri adalah lembaga pendidikan franchise, yang berpusat di Boston, Amerika Serikat. Marketing Coordinator EF, Ike Suryokusumo, saat ditemui Timlo.net di pameran pendidikan di Solo Square, Jumat (05/03) menyatakan bahwa bisnis di dunia pendidikan ini prospeknya sangat bagus. Untuk hal ini Ike memberi alasannya, “Pedidikan bahasa Inggris akan selalu dibutuhkan oleh pasar. Inilah yang memotivasi kita untuk terus memajukan EF.”
Saat ini tercatat 400 siswa dan 8 tenaga pengajar di EF. Lembaga pendidikan yang ada di Solo sejak delapan tahun yang lalu itu merupakan lembaga pelopor yang mendatangkan guru dari luar Indonesia. Tenaga pendidik yang notabene adalah native speaker itu berasal dari beberapa negara antara lain Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Lebih lanjut Ike juga menambahkan bahwa kurikulum yang diajarkan pun merupakan standarisasi internasional. “Jadi kursus EF di Solo, pelajarannya akan sama dengan kursus EF di Amerika.”, tutur pria ini. Hal tersebutlah yang membuat EF lain daripada yang lain.
Dengan tujuan mengembangkan dan menjaring siswa sebanyak-banyaknya, EF juga mempunyai rencana ke depan untuk membuka beberapa cabang baru di Solo. Berbagai media promosi pun digunakan antara lain melalui media massa, radio, brosur, pameran, serta website. Ike juga menambahkan bahwa bisnis dalam dunia pendidikan itu tidak bisa instan. Dengan kata lain memerlukan proses yang panjang karena pihak orang tua juga mempunyai pertimbangan tertentu saat memasukkan anaknya ke dalam sebuah kursus. Yang terpenting adalah menonjolkan keunggulan yang beda daripada yang kebanyakan ada.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar