Minggu, 12 Desember 2010

Franklien R. Rattu 070213018




Tugas...!!! BISNIS PENGETAHUAN

“MANAJEMEN PENGETAHUAN & KOMPETENSI BISNIS DALAM PROFESIONAL IT”


            Pengetahuan dipandang sebagai sebuah komoditi atau sebuah aset intelektual. Karakteristik pengetahuan:
1. Penggunaan pengetahuan tidak akan menghabiskannya
2. Perpindahan pengetahuan tidak akan menghilangkannya
3. Pengetahuan itu berlimpah, tetapi kemampuan terbatas untuk menggunakannya
4. Banyak pengetahuan berharga hilang begitu saja

            ‘Era Industri à Era Pengetahuan’
            Di Era Pengetahuan, organisasi harus dapat belajar, mengingat, dan bertindak berdasarkan informasi, pengetahuan, knowhow yang tersedia. Memiliki dasar pengetahuan (knowledge base) à lessons learned dan best practice yang berharga.
            Jenis dan bentuk pengetahuan:
§  Tacit knowledge
Pengetahuan yang sulit diartikulasikan, dituliskan dalam kata-kata, teks, maupun gambar.  Berada di dalam benak orang yang mengetahui.
§  Explicit knowledge
Pengetahuan yang telah ditangkap dan dinyatakan dalam kata-kata, teks, maupun gambar. Telah ada dalam bentuk konkrit/nyata.
Semakin tacit sebuah pengetahuan, maka semakin berharga pengetahuan tersebut

           

Klasifikasi Pengetahuan :
1. Pengetahuan Inti:
§ pengetahuan level dasar yang dibutuhkan untuk bisa menjalankan bisnis.
§ jenis pengetahuan yang dapat menciptakan “tembok penghalang” bagi organisasi lain untuk masuk ke dalam bisnis yang sama.
2. Pengetahuan Lanjut:
§ pengetahuan yang dapat membuat organisasi menjadi kompetitif.
§ memungkinkan organisasi untuk membedakan produknya dari milik pesaing melalui keunggulan pengetahuan yang dimiliki dalam beberapa hal tertentu.
§ memungkinkan organisasi untuk berkompetisi dengan pesaing pada pasar dan pelanggan yang sama.
3. Pengetahuan Inovatif:
§ memungkinkan organisasi untuk memimpin industri hingga batas-batas yang membedakannya dalam kompetisi.
§ memungkinkan organisasi untuk mengubah aturan main dalam industri


Knowledge Management (KM)

            Knowledge Management (KM) adalah manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage).

Dari perspektif proses/teknologi:
§  KM adalah sebuah konsep dimana informasi diubah menjadi pengetahuan dan tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan bagi orang yang membutuhkan.
§  KM System adalah penyimpanan virtual terhadap informasi relevan yang kritis untuk tugas-tugas harian pada organisasi.
§  KM adalah pendekatan sistematis untuk mengelola penggunaan informasi untuk meyediakan aliran pengetahuan yang memungkinkan pengambilan keputusan yang efisien dan efektif.
           
            Tujuan dasar KM adalah untuk memanfaatkan pengetahuan untuk keunggulan organisasi.
Tujuan lainnya adalah:
§  Fasilitasi masa transisi orang lama dengan orang baru.
§  Minimalisasi hilangnya “pengetahuan” karena keluarnya karyawan.
§  Mengetahui sumber daya dan area pengetahuan kritis yang dimiliki.
§  Mengembangkan metode untuk mencegah hilangnya kekayaan intelektual perusahaan.

            Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dimaksudkan untuk mewakili pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin penggunaan penuh dasar pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan ide individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan efektif. Definsi awalnya, proses penerapan pendekatan sistematik untuk menangkap, menyusun, mengelola, dan menyebarkan pengetahuan di seluruh organisasi untuk mempercepat kerja, menggunakan best practice, dan mengurangi biaya pengerjaan ulang dari proyek ke proyek.
            Dewasa ini dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terus-menerus. Dalam rangka dapat bertahan, dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah bisnis yang berdasarkan labor based business (bisnis berdasarkan tenaga kerja) ke arah knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), dengan karakteristik utamanya adalah ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang memiliki karakteristik berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) maka keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri.
Secara umum, intellectual capital management digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara nilai pasar (market value) dan nilai buku (book value) suatu perusahaan. Sedangkan lebih spesifik lagi, intellectual capital adalah kepemilikan pengetahuan, pengalaman yang diterapkan, teknologi organisasi, hubungan dengan pelanggan dan keahlian profesional yang dapat memberikan keunggulan kompetitif perusahaan di pasar.
Dalam berbagai literatur, definisi intellectual capital management seringkali dimaknai secara berbeda. Stewart (2002) menjelaskan bahwa intellectual capital management dapat dipahami dalam tiga hal. Pertama, keseluruhan dari apapun yang seseorang ketahui di dalam perusahaan yang dapat memberikan keunggulan bersaing. Kedua, materi intelektual pengetahuan, informasi, intellectual property, pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ketiga, paket pengetahuan yang bermanfaat. Sedangkan Heng (2001) dalam Sangkala (2006) mengartikan intellectual capital sebagai aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis kompetensi inti perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan daya tahan dan keunggulan perusahaan.
Kelebihan dari perspektif intellectual capital management adalah menyediakan kerangka kerja untuk menjelaskan proses penciptaan nilai (value creation process) dalam kaitannya antara sumber daya dengan shareholders value. Selain itu intellectual capital management memberikan pandangan menyeluruh mengenai perusahaan dan lebih bersifat praktik daripada konseptual, artinya intellectual capital management sangat praktis dan dapat dilakukan dari pendekatan manajerial.
Fenomena intellectual capital management mulai berkembang di Indonesia terutama setelah munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital, namun lebih kurang intellectual capital management telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No.19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.
Peranan intellectual capital management semakin strategis di tengah pemulihan krisis global. Bahkan akhir-akhir ini intellectual capital management memiliki peran kunci dalam upaya melakukan peningkatan value di berbagai perusahaan. Beberapa tahun terakhir ini sudah ada beberapa perusahaan yang melengkapi laporan kinerjanya dengan laporan intellectual capital. Langkah ini didorong oleh kesadaran bahwa laporan keuangan tradisional telah kehilangan relevansinya. Perhatian perusahaan terhadap pengelolaan intellectual capital beberapa tahun terakhir ini semakin besar. Hal ini disebabkan adanya kesadaran bahwa intellectual capital management merupakan landasan bagi perusahaan untuk unggul dan bertumbuh. Kesadaran ini antara lain ditandai dengan semakin seringnya istilah knowledge based company muncul dalam wacana bisnis. Istilah tersebut ditujukan terhadap perusahaan yang lebih mengandalkan pengelolaan intellectual capital management sebagai sumber keunggulan dan long term growth-nya.
Knowledge based company adalah perusahaan yang diisi oleh komunitas yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan. Komunitas ini memiliki kemampuan belajar, daya inovasi, dan kemampuan problem solving yang tinggi. Ciri lainnya adalah perusahaan ini lebih mengandalkan knowledge dalam mempertajam daya saingnya. Hal ini digambarkan dengan semakin mengecilnya investasi yang dialokasikannya untuk physical goods, sementara untuk soft factors mendapat alokasi investasi yang semakin besar. Investasi dalam soft factors ini disebut sebagai investasi di bidang intellectual capital. Sebagai akibatnya, value dari knowledge based company utamanya ditentukan oleh intellectual capital management yang dimiliki dan dikelolanya.
Pada sistem manajemen yang berbasis pengetahuan (knowledge based) ini, maka modal yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing (Rupert, 1998 dalam Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
            Perlunya Knowledge Management karena semakin meningkatnya peran aset pengetahuan dalam menentukan daya saing, nilai kapitalisasi pasar banyak perusahaan moderen jauh melebihi nilai fisiknya, perusahaan makin padat pengetahuan, bukan padat modal, atau padat karya, serta persaingan global menuntut perusahaan mampu mengakses, mendifusikan dan memproses informasi dan pengetahuan secara cepat.
           
Knowledge Managenent untuk individu :
  • Membantu orang mengerjakan tugas
  • Membangun ikatan komunitas dengan organisasi
  • Membantu orang tetap up-to-date
  • Menyediakan tantangan dan kesempatan untuk berkontribusi

Knowledge Management untuk komunitas :
  • Mengembangkan keahlian professional
  • Mendorong mentoring
  • Memfasilitasi networking dan kolaborasi yang efektif
  • Mengembangkan kode etik professional
  • Mengembangkan “bahasa” yang sama

Knowledge Management untuk organisasi :
  • Membantu mendorong strategi
  • Menyelesaikan masalah lebih cepat
  • Menerapkan best practice
  • Meningkatkan pengetahuan dalam produk dan layanan
  • Membangun “memori” organisasi

            Strategi manajemen pengetahuan yang efektif tidak hanya sekedar strategi teknologi tetapi kombinasi seimbang antara teknologi, perubahan budaya, sistem penghargaan baru, dan focus bisnis yang sejalan dengan strategi bisnis.






Strategi Manajemen Pengetahuan









Kompetensi Bisnis dalam Profesional IT

            Kompetensi Bisnis dalam Profesional IT didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan bisnis dan hubungan interpersonal dan keahlian yang dimiliki oleh profesional IT yang memungkinkan mereka memahami domain dari bisnis, berbicara bahasa bisnis, serta berinteaksi dengan rekan bisnis mereka. Kompetensi ini mencerminkan pemahaman mengenai bisnis dalam setiap dimensinya dan menggambarkan kepandaian bisnis profesional IT yang akan mempengaruhi pendekatan mereka dalam memberikan solusi IT.

Pengetahuan sebagai indikator kunci dari kompetensi memiliki 2 jenis, yaitu:
  • Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan formal yang dapat dikirimkan secara jelas menggunakan bahasa yang sistematis. Pengetahuan ini sering dipandang spesifik pada suatu domain tertentu.
  • Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman, yang mendasari kemampuan dan potensi yang mendukung perolehan dan penggunaan pengetahuan tersebut. Pengetahuan ini fokus pada perilaku dan dapat dihubungkan dengan konsep lainnya seperti “mengetahui-bagaimana” dan keterampilan. Keterampilan adalah kemampuan untuk menunjukan sekumpulan perilaku dan proses yang berhubungan dan mencerminkan kemampuan memiliki informasi.

            Kedua jenis pengetahuan tersebut mencakup 3 faktor yang ditemukan dalam kompetensi dari professional IT. Faktor-faktor tersebut yaitu pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Profesional IT banyak yang terlibat dalam proyek yang berada pada area fungsional yang berbeda, maka dikembangkan framework kompetensi profesional yang lebih luas. Dalam hal ini, kompetensi dipandang sebagai hal yang tidak rutin, termasuk kemampuan untuk mengatasi hal yang kompleks dan lingkungan yang berubah-ubah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar