Senin, 01 November 2010

BISNIS KETENAGALISTRIKAN - Maria Barry


Peluang Usaha dan Bisnis Genset


Krisis energi listrik di Indonesia belakangan ini dirasakan semakin mengganggu semua kalangan masyarakat. Mulai dari bisnis hingga kereta listrik terkena dampaknya. Untuk mengatasi krisis kelistrikan ini maka PLN sebagai perusahaan yang diberikan mandat untuk mengatur penggunaan listrik di Indonesia perlu membangun pembangkit-pembangkit listrik baru kecuali melakukan pengaturan yang lebih baik atas pelanggan yang sudah ada saat ini maupun calon pelanggan listrik yang baru. Namun untuk membangun sebuah pembangkit listrik bukan hanya diperlukan dana yang tidak sedikit namun juga waktu yang tidak sebentar. Sehingga krisis ini cenderung akan berkepanjangan menurut pendapat Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, Ketua Magister Sistem Teknik Konsentrasi Mikrohidro, Universitas Gadjah Mada.

Krisis listrik ini dapat dilihat dari 2 segi yakni keprihatinan dan peluang. Bila kita melihat dari segi peluang usaha dan peluang bisnis maka krisis yang kemungkinan tidak akan dapat teratasi dalam waktu yang singkat ini maka telah membuka satu peluang usaha baru yakni usaha dan bisnis genset (generator set). Ada 2 jenis penawaran yang dapat diberikan yakni sewa atau menjual dengan fasilitas kredit mengingat meningkatnya penjualan genset akhir-akhir ini.

Peluang Usaha ada dimana-mana ,itu adalah kalimat yang sering diulang-ulang di Webblog jerman ini,tidak pernah lelah kami menyajika informasi-informasi dan ide baru tentang pengembangan sebuah Peluang Usaha,baik yang akan dimulai ataupun yang sudah dijalankan.

Kali ini Peluang Usaha yang kami angkat adalah sebuah Peluang Usaha Penyewaan Genset atau Rental Genset yang memang sangat diperlukan oleh masyarakat,Tujuan Jual Genset atau Rental Genset ini seiring dengan semakin diperlukan untuk kegiatan - kegiatan yang hampir sebagian besar masyarakat jalankan secara rutin seperti misalkan :
1.Pernikahan (Rental Gazebo)
2. Arisan keluarga besar
3. Ulang tahun
4. Acara Sunatan
5. Seminar atau Acara Kantor
6. Peresmian gedung atau mall
7. Perayaan Hari Nasional
8. Pembikinan Film

Bahkan terkadang juga datang dari kalangan industry atau pabrik bisa juga jasa,biasanya untuk kasus ini penyewaan Genset dengan melakukan sebuah kontrak,bisa bulanan atau tahunan,kebutuhan ini biasanya untuk keperluan :
1. Backup listrik atau/ listrik cadangan kantor
2. Backup listrik Mall
3. Backup listrik Bank
4. Backup listrik Rumah Sakit
5. Backup listrik Hotel
6. Backup listrik Perumahan Tertentu
7. Backup listrik Tempat Wisata
8. Kebutuhan Pabrik (Wood Flooring)

Guna mencapai kemulusan dalam memulai Peluang Usaha Penyewaan Genset atau Rental Genset ini adalah yang terpenting sahabat harus selalu mengetahui Harga Genset yang termurah,kuat dan punya merek yang dapat dipertanggung jawabkan.

Selain Mengetahui Harga Genset,untuk memenangkan persaingan dengan yang lain adalah sahabat harus menambahkan service yang berbeda misalkan,Rental Genset yang di sewa sudah termasuk BBM, Installasi Genset, Operator, Kabel Power 50 meter, dan Transportasi Genset.

Pangsa Pasar
Pangsa pasar dari usaha dan bisnis genset ini dapat datang dari dunia usaha mikro dan kecil termasuk rumah tangga. Usaha menengah dan besar tidak termasuk dalam target pasar usaha ini karena kebutuhan listrik yang dibutuhkan juga tidak kecil. Usaha mikro dan kecil ini termasuk wartel, warnet, konfeksi, home industry,  foto copy, rumah makan termasuk tempat pesta pernikahan. Untuk kalangan rumah tangga datang dari rumah tangga yang memiliki anak kecil/bayi dan ac dirumah.

Hal-hal Yang Dibutuhkan
Hal pertama yang dibutuhkan adalah tempat untuk menata genset yang akan ditawarkan kepada konsumen. Ruangan yang tertata rapi (tidak perlu mewah) akan memberikan kesan yang enak bagi calon pelanggan/pembeli pada saat mereka datang. Hal kedua yang dibutuhkan adalah petugas yang dapat memberikan keterangan yang baik sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Kendala
Cukup maraknya penjualan genset belakangan ini dapat menjadi salah satu kendala. Namun bila anda dapat menawarkan suatu nilai tambah kepada konsumen maka mungkin krisis kelistrikan ini dapat menjadi berkah untuk anda.

Tips
Bila anda ingin berhasil dalam bisnis ini maka hal yang perlu anda tanyakan kepada diri anda sendiri adalah “Mengapa konsumen harus membeli dari anda bila ada pesaing anda yang dapat menawarkan barang yang sama dengan harga yang sama?”

Salah satu hal yang dapat anda lakukan adalah dengan bekerjasama dengan usaha yang melakukan servis genset khususnya untuk konsumen yang membeli genset. Bagi penyewa genset mungkin anda dapat berikan discount setelah mereka menyewa genset dari anda untk kesekian kalinya. Atau tidak dikenakan ongkos angkut bila sipenyewa minta untuk diantar, dsb. Alternatif berikutnya adalah menawarkan kepada kelompok-kelompok arisan terutama didaerah yang sering mengalami pemadaman listrik seperti yang telah dilakukan oleh kelompok arisan ibu-ibu di Palembang.

Merawat Genset
Untuk mengoptimalkan umur generator anda ada beberapa hal pokok yang harus menjadi perhatian serius. Hal ini berlaku baik generator anda menggunakan engine 2-tak, 4-tak maupun mesin genset engine diesel. Kita harus melakukan perawatan seperti di tempat jasa sewa genset, rental genset yang rutin melakukan perawatan. Adapun langkah perawatan kurang lebih adalah:
  • Pastikan oli mesin yang anda gunakan sesuai dengan kapasitas mesin, tambahkan jika oli anda kurang dan ganti jika sudah cukup lama anda gunakan atau dapat dilihat dari kekentalan oli mesin. Pastikan oli yang anda gunakan adalah oli dengan kualitas yang baik.

  • Pemanasan mesin dibutuhkan bagi genset atau generator anda, dengan jangka waktu tergantung dari jensis generator tersebut. Bisa seperti engine genset. Jenis generator dengan starter elektik membutuhkan pemanasan mesin paling tidak satu minggu sekali. Ini dikarenakan generator menggunakan aki yang membutuhkan pengisian aki yang konsisten. Terlalu lama tidak menghidupkan generator anda akan menyebabkan aki kosong dan jika anda membutuhkan sewaktu-waktu tidak akan menyala dan membuat anda harus menghidupkan dengan tarikan tuas atau sistem recoil.

Generator yang tidak menggunakan sistem elektrik starter dapat lebih lama jangka waktunya untuk tidak menghidupkan mesin genset. Jangka tiga minggu sampai satu bulan tidak menghidupkan mesin bukan lagi masalah, namun ada baiknya memanaskan tidak lebih dari itu. Gunanya bukan lagi untuk aki, namun lebih untuk sirkualsi oli mesin genset dalam ruang mesin. (beberapa jasa rental genset seperti sewa truk kadang-kadang menyediakan rent genset termasuk rental forklift).

  • Untuk memperpanjang umur generator anda, gunakan generator dalam kapasitas continous bukan kapasitas maksimumnya. Misalkan generator dengan rated current 2,0 kva dan max. Current 2,2 kva sebaiknya digunakan dalam kapasitas maksimal 2,0 kva atau sekitar 1.600 watt. Salah satu jenis genset misalnya silent genset, yang tersedia di tempat sewa genset atau rental genset.

  • Gunakan generator dengan pemberian beban bertahap. Jangan beri beban tinggi dalam suatu masa yang sama. Misalkan dengan menghidupkan ac secara bertahap, jangan berbarengan. Silent sewa genset, dan jenis genset lain bisa rusak karenanya.

            Berikut adalah kisah dari beberapa orang yang sukses dalam menjalankan bisnis sewa genset. Semoga kisah dibawah ini dapat memberi ispirasi bagi yang membacanya.


Kisah Dudy berbisnis sewa genset
Dari seorang helper di perusahaan milik kakaknya, Dudy belajar seluk-beluk bisnis genset. Ia pun mendirikan perusahaan jual beli genset sendiri. Krisis ekonomi tidak membuatnya tiarap, justru mengalihkan usaha ke sewa genset yang juga menguntungkan.

Kata pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah itu tampaknya diterapkan oleh Dudy Supriadi. Sekarang Dudy memang menikmati tetes rezeki dari mesin gensetnya. Ia memiliki 65 unit genset yang besarannya dari mulai 100 kilowatt hingga 1.000 kilowatt. Omzet bisnis Dudy menggapai angka Rp 800 juta sebulan.

Dudy tentu saja tidak menciptakan bisnisnya itu hanya dalam jentikan jari semata. Ia memulainya pada tahun 1980. Selepas lulus STM, kala itu, Dudy bekerja sebagai pelayan mekanik (helper) di perusahaan kakak iparnya yang bernama PT Garuda Power. Perusahaan itu merupakan sole agent genset Detroit Diesel. Gaji Dudy waktu itu sekitar Rp 50.000 sebulan. Toh, Dudy betah bekerja di situ sampai tujuh tahun kemudian.

Setelah bekerja, ternyata Dudy jadi ingin meneruskan kuliah. Lulusan STM swasta di daerah Grogol ini menjatuhkan pilihan ke jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasila. Lulus sarjana, Dudy kembali ke Garuda, tapi kali ini ia bekerja sebagai salesman. Sebenarnya Dudy tidak menyukai pekerjaan tersebut, karena merasa dirinya pemalu. “Terus terang saya ini orangnya pemalu. Jadi, waktu ditempatkan sebagai sales saya merasa enggak cocok,” celetuk Dudy.

Tapi, yang namanya karyawan tentu harus menurut kata bos. Dudy pun menjalani pekerjaan sebagai sales sampai tahun 1995. Pada tahun itu juga, Detroit Diesel mengalihkan hak distribusinya ke perusahaan lain. Walhasil, Garuda jadi bangkrut.

Karena itulah, Dudy tergerak untuk mendirikan usaha penjualan genset sendiri. Setelah bisa membikin usaha sendiri, Dudy malah bersyukur pernah menjadi sales. “Karena, kalau tidak ditempatkan di sales, saya tidak bisa bisnis. Kalau orang usaha kan nomor satu kita harus bisa dagang,” ucap Dudy.

Eh, sebelum merasakan sedapnya rezeki hasil menjual genset sendiri, krisis ekonomi keburu menghampiri. Selama berbisnis jual beli genset, Dudy berhasil menjual tiga buah genset. Itu pun dilakukan secara serabutan karena menyambi jadi kontraktor. Ketika krisis terjadi dan nilai rupiah anjlok, harga genset Dudy jadi melambung tinggi. Tak aneh jika jualan Dudy tidak menarik di mata orang lain yang sedang sibuk mencari selamat dari krisis ekonomi.

Mendapatkan inspirasi dari iklan koran
Dudy mengamati, banyak rekan pengusaha genset lain yang lebih tertarik menjual dagangan mereka ke luar negeri. Mereka tergiur nilai tukar dolar yang sangat tinggi. Tapi, Dudy berpikiran lain. Lelaki asal Sukabumi ini malah mengalihkan focus bisnisnya ke penyewaan genset. Ia tidak tertarik menjual gensetnya ke mancanegara. “Kalau jual, bisa terbentur masalah harga dan kompetisinya lebih keras. Harganya sudah tidak masuk akal lagi,” kenang Dudy.

Selain enggan berkompetisi, Dudy punya alasan mengapa mengalihkan usahanya ke penyewaan. Saat itu, Dudy melihat banyak perusahaan minyak yang masih bisa beroperasi mengumumkan tender penyewaan genset di koran-koran. Dari pengumuman itulah Dudy terinspirasi untuk banting setir. Bermodal dua unit genset yang belum terjual, ia mengincar perusahaan minyak dan tambang sebagai target pasar penyewaan gensetnya. “Oil company kan dari dulu dananya enggak macet, apalagi kayak sekarang ini,” tandas Dudy.

Kontrak pertama penyewaan genset diperoleh dari PT Perkasa, perusahaan minyak yang kini telah menjadi anak perusahaan Medco Energi. Tidak tanggung-tanggung, Dudy mendapat kontrak penyewaan untuk dua genset sekaligus. Berbekal kontrak itulah Dudy berani melakukan penambahan kapasitas. Ia membongkar tabungan untuk membeli genset lain.

Hitung punya hitung, Dudy memerlukan Rp 800 juta. Tapi, uang tabungannya tidak cukup dijadikan uang muka. Dudy lantas memutar otak untuk mendapatkan uang Rp 200 juta untuk uang muka. Selain pinjam kanan kiri, Dudy mendapat pinjaman dari sebuah lembaga modal ventura. “Saya diberi pinjaman karena saya sudah mengantongi kontrak penyewaan,” kenang Dudy.
Saat pertama kali memulai usaha rental itulah yang dianggap Dudy sebagai masa terberatnya. Maklum, ia harus memiliki uang ratusan juta rupiah untuk dapat memiliki mesin genset baru. “Modal pertama saya sedikit, dari tabungan saya. Modal terbesar saya keberanian saja,” tambahnya.

Untung saja, masa-masa sulit itu perlahan lewat. Tak lama kemudian Dudy bisa mencatat omzet Rp 200 juta sebulan. Uang yang diperoleh dari penyewaan lantas disimpan untuk dibelikan genset baru. Kini ia memiliki 65 unit genset.
Pelanggan Dudy juga tidak jauh dari perusahaan pertambangan. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang sudah menjadi pelanggan tetap Dudy dan mengontrak gensetnya secara tahunan. Misalnya saja Petrochina yang menyewa enam buah genset di Tanjung Jabung, Jambi, dan tujuh buah di Tuban. Selain itu, klien pertama Dudy, PT Perkasa, masih setia memakai gensetnya.
Berkat lancarnya rezeki yang mengalir dari mesin gensetnya, Dudy mampu membeli ruko baru berlantai empat di bilangan Matraman Raya. Selain itu, ada workshop seluas 1.100 m2 di Jati Sampurna Bekasi yang juga telah menjadi miliknya. Karyawan Dudy kini sebanyak 60 orang. Ketika awal-awal memulai bisnis penyewaan genset, karyawan Dudy cuma tiga orang.

Dudy tidak ingin memberi tahu besarnya sewa genset dari perusahaan tersebut. “Saya susah ngomongnya, nanti kompetitor saya tahu,” ujar Dudy kalem. Maklum, urusan sewa-menyewa genset ini hawa persaingannya cukup kencang. Salah sedikit saja bisa-bisa Dudy akan terkapar lagi seperti waktu krisis 1998. Sebenarnya, Dudy merasa bisnisnya masih tergolong kecil dibandingkan dengan pemain lain yang lebih besar seperti Grup Trakindo. “Pemain asing juga sekarang sudah banyak yang masuk lagi. Padahal, setelah krisis 1998 dulu mereka sempat pergi,” kata Dudy.

Tapi, Dudy masih sangat yakin perusahaannya bisa berkembang. Ia merasakan bahwa saban tahun bisnisnya masih baik-baik saja. Lagi pula, menurut pria berusia 44 tahun ini, bisnis penyewaan genset ada enaknya juga. Untuk mencari pasar, Dudy cukup memelototi iklan di koran. “Pelanggan itu kan sebenarnya perlu. Mereka yang nyari kita,” tuturnya.

Banting Setir Sekali lagi
Sejak BBM melambung tinggi September 2005, Dudy Supriadi mulai berpikir untuk membeli genset berbahan bakar gas. Maklum, harga solar yang sekarang Rp 5.000 seliter untuk industri tergolong sudah tinggi. Sayang, mesin genset berbahan gas masih kena bea masuk 10% oleh pemerintah. Sebaliknya, mesin diesel yang berbahan bakar solar bea masuknya 0%. “Harusnya yang nol persen itu genset berbahan bakar gas,” kata Dudy.

Dudy mengakui bahwa ia harus mengikuti tren, karena di luar negeri sudah banyak genset yang berbahan bakar gas. Maklum saja, bahan bakar gas jauh lebih murah. Harga genset berbahan bakar gas lebih mahal dan susah dicari di pasar. “Satu unit bisa inden enam sampai delapan bulan,” kata Dudy yang belum punya satu pun genset berbahan bakar gas.

Siti Hartati Murdaya

Siti Murdaya yang bernama lengkap Dra. Siti Hartati Tjakra Murdaya terlahir di Jakarta, 1946 adalah Orang terkaya di Indonesia no. 13 menurut majalah Forbes 2008. Pemimpin Central Cakra Murdaya / Berca Group yang juga Ketua umum WALUBI ini terkenal sebagai pengusaha yang berjiwa Philanthropic.

 

Latar belakang

Beliau adalah anak sulung dari tujuh bersaudara. Ayahnya Tuan Tjakra Bhudi adalah mantan wartawan yang kemudian beralih menjadi pengusaha kayu. Terlahir dari keluarga Buddhis yang sangat taat, beliau sangat rajin membersihkan, menyapu dan mengepel Wihara serta mencuci jubah bhikkhu. Ia bercita-cita menjadi seorang biarawati, bahkan sempat menimba ilmu agama hingga ke Sri Langka. Namun keluarganya melarang dan memaksanya terjun ke dunia bisnis.

Pendidikan

  • Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti - Jakarta
  • National University of Singapore
  • Stanford University

 

Bisnis

Binisnya dimulai dari usaha alat kelistrikan dan genset dibawah bendara PT Kencana Sakti Indonesia. Pada 1992 usahanya merambah ke proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tanjungpriok. Usahanya melebar ke bidang properti, perkayuan, agroindustri, dan kontraktor listrik. Ia juga menggarap usaha sepatu merek Nike dan Leugue, printer HP dan pabrik kabel listrik . Selain itu, ia juga membuka kebun kelapa sawit di lahan seluas 70 ribu hektare di Sulawesi, membangun kawasan industri seluas 300 hektare di Balaraja, Tangerang - Banten dan membeli PT. Jakarta International Expo (PRJ) senilai lebih dari Rp. 1 Triliyun.
Setelah empat puluh tahun lebih malang melintang di dunia bisnis, kini ia memiliki lebih dari 42.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 36 perusahaan dibawah bendera Central Cakra Murdaya / Berca Group.


1 komentar:

  1. Ya ampun,.
    qt pe nama Maria Barri,,.
    bkn Maria Barry,.
    bgnm ini ka JOSH???

    BalasHapus