Senin, 29 November 2010

Nopransi Semuel - 070213035 - Bisnis Ketenagalistrikan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang.
          Pada zaman sekarang ini, di negara kita (Indonesia) sering terjadi
pemadaman listrik secara bergilir. Hal tersebut menandakan bahwa negara kita
sedang dilanda krisis energi khususnya energi lisrik, bukan hanya di negara
Indonesia bahkan sampai di berbagai negara juga sering terjadi hal yang
demikian.

          Dampak dari krisis energi lisrik ini sangat dirasakan oleh masyarakat
yang hidup di zaman yang modern ini, sebab berbagai aktivitas manusia sangat
tergantung dengan energi listrik, maka dapat dibayangkan apabila terjadi pemadan
listrik secara terus menerus, berbagai kegiatan manusia akan terhambat, misalnya
pabrik-pabrik akan berhenti beroperasi, dll. yang secara langsung akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

          Banyak kalangan yang menganggap bahwa PLN (Perusahaan Listrik Negara)
tidak berhasil mengelola penyediaan listirk, sehingga muncul wacana bahwa
pengelolaan listrik harus melibatkan pihak swasta. Jika sebagian penggelolaan
ini diserahkan kepada swasta maka bisnis ini akan sangat menjajikan, karena
mengingat gaya hidup masyarakat zaman sekarang sangat tergantug pada Listrik.

1.2        Tujuan Penulisan.
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen dan Kewirausahaan.
2.      Mengetahui Bisnis-bisnis yang terkait dengan Tenaga Listrik.
3.      Megetahui peluang bisnis tenaga lisrik di Indonesia



1.3        Manfaat.
Manfaat dari Penulisan Karya tulis ini :
1.      Dengan penulisan makalah ini, mahasiswa dapat memahami dan mempelajari
akan peluang bisnis yang berkaitan dengan tenaga listrik.
2.      Dapat digunakan sebagai bahan referensi
















BAB 1I
PEMBAHASAN.
Kebutuhan Listrik Nasional
Dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan listrik yang diakibatkan oleh
pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 6.2%, maka sampai dengan tahun 2002/2003
telah dipersiapkan perkiraan perkembangan kebutuhan listrik Nasional sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel-1.  Tabel-1 Prakiraan Kebutuhan Listrik Nasional


PLN Demand Unit 1993/94 1998/99 2002/03
1. Java-Bali System -energy
-Peak Load (GWh)
(MW) 43,400
6,512 78,400
13,373 112,700
18,832
2. Outside Java -energy
-Peak Load (GWh)
(MW) 19,500
3,900 36,900
7,011 58,500
10,530
3. Total Indonesia -energy
-Peak Load (GWh)
(MW) 63,300
10,412 115,300
20,384 171,200
29,362
Untuk memenuhi kerkiraan kebutuhan listrik tersebut telah dibuat Prakiraan
Pembangunan Pembangkitan sampai dengan Tahun 2002/2003 seperti dituangkan pada
Tabel-2 dan Tabel-3.

 
Tabel 2
Prakiraan  Pembangunan Sarana Pembangkitan Jawa-Bali
Tambahan 97/98 98/99 99/00 00/01 01/02 02/03
Jawa-Bali
PLTA
PLTP
PLTU b. bara
PLTGU
PLTG 533
165
600
280
0 26
0
0
0
0 0
55
0
0
400 0
0
800
0
0 1360
0
0
0
0 0
0
0
0
0
Total 26 455 800 1.360 0 0
 
 



Tabel3
Prakiraan  Pembangunan Sarana Pembangkitan di Luar Jawa-Bali
Tambahan
Di luar Jawa Bali 97/98 98/99 99/00 00/01 01/02 02/03
PLTA
PLTP
PLTU b. bara
PLTGU
PLTG
PLTD 142
2
165
132
340
74 202
0
65
280
100
73 223
18
330
0
140
0 483
0
65
0
60
0 482
0
0
66
65
0 445
0
0
0
155
0
Total 855 720 711 608 603 600
Terlihat peranan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal sangat dominan sebesar 73%.
Untuk pembangunan seluruh rencana kapasits terpasang tersebut maka selain PLN,
juga telah diminta pada pihak swasata untuk memberikan kontribusi dalam
pembangunan Pembangkit Listrik.

Sumber Daya Nasional
Sumber Daya Energi
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal telah memakai beberapa sumber daya
energi yakni :
ü  Minyak
ü  Batu Bara
ü  Panas Bumi
ü  Gas Alam
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah dalam hal Diversifikasi Energi, bahan bakar
minyak telah dijadikan komoditi ekspor, dan dengan ketersediaan bahan bakar lain
seperti batu bara, gas dan panas bumi yang cukup banyak, maka dalam pembangunan
pusat listrik tenaga thermal telah dilaksanakan untuk menggunakan bahan-bahan
bakar tersebut.
Sumber Daya Manusia
Dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal diperlukan Sumber Daya
Manusia yang mempunyai kemampuan dan pengalaman. Penanganan design dan
enjiniring pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal dilakukan oleh tenaga
asing dan nasional. Tenaga ahli nasional terdiri dari enjinir-enjinir PLN PPE
dan konsultan nasional. 

Secara bertahap kemampuan tenaga nasional telah diberi peluang untuk
ditingkatkan dengan mengikutsertakan mereka secara aktif di dalam proyek yang
pendanaannya berasal dari Pemerintah dalam bentuk APBN dan APLN. 

Untuk mencapai kemandirian dalam melaksanakan enjiniring proyek, telah mulai
ditetapkan perusahaan konsultan nasional sebagai leading company dengan bantuan
perusahaan asing, dengan tenaga ahli luar negeri sebagai penunjang. 

Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan memperbesar peranan enjinir nasional untuk
semua proyek-proyek thermal sehingga secara bertahap porsi tenaga ahli luar
negeri akan berkurang dan akhirnya tenaga ahli nasional menjadi "Lead Engineer".
Khusus dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal yang dilaksanalan
oleh perusahaan swasta keterlibatan Sumber Daya Manusia Nasional di bidang
design dan enjiniring masih sangat kecil. Untuk ini perlu dipikirkan suatu
kebijaksanaan untuk melibatkan perusahaan nasional dengan tenaga ahli nasional
dalam setiap Proyek Listrik Swasta. Namun di pihak lain, penyediaan
tenaga-tenaga enjinir nasional yang cukup dan berkualitas masih sangat terbatas.
Perlu langkah-langkah yang pasti untuk peningkatan jumlah dan kualitasnya. 

.
Pabrik/Manufacturing
Dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal sudah banyak peran serta
Pabrikan Nasional yang mempunyai spesialisasi, antara lain pekerjaan Pabrikasi
Boiler/Heat Recovery Steam Generator (HRSG), Condenser, Feed Water Heater,
Cooling Water Piping, Structural Steel, Ducting, Critical Piping, Coal Silo, Air
Heater, Coal Handling, Ash Handing dan lain-lain dan diharapkan dimulai juga
dengan Turbin. Dalam surat Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT No.
161/M/BPPT/IV/1994 telah diterbitkan daftar komponenpembangkit tenaga listrik
yang sudah dapat dibuat di dalam negeri dan harus diperhatikan oleh PLN. 

Data monitoring penggunaan komponen lokal dalam pembanguna proyek-proyek thermal
sampai saat ini menunjukkan presentasi yang masih kecil (rata-rata 20%). 

Ini berarti untuk masa-masa mendatang penggunaan kemampuan lokal masih perlu
dikembangkan dan ditingkatkan kwantitasnya (enjiniring/manufacturing). Untuk
proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal yang dikelola oleh perusahaan
swasta disarankan juga untuk menggunakan produksi nasional sebesar-besarnya.
Konstruksi
Tenaga nasional telah banyak dipakai dalam pelaksanaan konstruksi dan manajemen
proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal dan untuk konstruksi sipil
diperkirakan sudah mancapai 90%. Dalam bidang mekanikal dan elektrikal masih
perlu ditingkatkan karena porsinya diperkirakan masih sekitar di bawah 50%. 

Peningkatan ini akan terlaksana bila keterlibatan tenaga nasional secara
berkesinambungan pada proyek-proyek thermal dapat direalisir termasuk juga
proyek-proyek yang dikelola oleh swasta. Dengan demikian secara bertahap porsi
tenaga asing akan berkurang. 

Namun pula perlu dipersiapkan penambahan tenaga-tenaga terampil seperti pemasang
(erector), pengelas (welder) dan lain-lain. Demikian pula tenaga-tenaga
operatornya.
Sumber Dana
Pembanguna proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal dibiayai oleh
pinjaman-pinjaman luar negeri yang berbentuk pinjaman lunak (soft loan) dan
pinjaman tidak lunak (semi commercial loan) serta sebagai akibat cara pendanaan
tersebut penggunaan komponen/kandungan lokal menjadi terbatas. 

Dengan perubahan bentuk badan ussaha PLN dari Perusahaan Umum menjadi Persero,
maka kesempatan bagi PLN untuk melibaatkan peranan modal masyarakat menjadi
makin besar dalam bentuk pemilikan saham-saham dalam anak-anak perusahaan yang
akan dibentuk. Di samping itu, PLN bersama perusahaan swasta nasional dapat
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Hal ini akan memudahkan pemakaian
dan penggunaan kemampuan nasiional mulai dari enjiniring, manufaacaturing dan
konstruksi sebesar-besarnya.
Energi terbarukan

Listrik mandiri, mengacu pada suatu upaya penyediaan listrik untuk memenuhi
kebutuhan satu keluarga, satu kelompok masyarakat atau komunitas dengan
menggunakan tenaga yang bisa diperoleh secara lokal, terbaharukan dan ramah
lingkungan. Kita punya sumberdaya itu dan sangat mungkin untuk dikembangkan.
Beberapa sumber yang potensial adalah tenaga matahari, tenaga angin, tenaga air,
tenaga biomassa dan tenaga panas bumi. Indonesia memiliki tenaga semua potensi
itu. Yang perlu adalah menentukan di mana potensi-potensi itu berada sehingga
suatu strategi dapat dibangun untuk memanfaatkan tenaga-tenaga tersebut. Secara
umum negara kita memiliki potensi yang besar seperti tenaga matahari. Kita
berpotensi membangkitkan tenaga listrik sebesar 4,8 kWh per meter persegi jika
tenaga ditangkap dengan panel surya, tenaga angin dengan rata-rata 3-6 meter per
detik sanggup menggerakkan kincir turbin skala kecil. Selain itu kita memiliki
banyak sungai-sungai beraliran air deras di wilayah pedesaan yang berpotensi
memproduksi listrik mikrohidro serta potensi biomassa yang tinggi seperti sampah
rumah tangga, daun-daunan dan ranting pohon untuk menggerakkan mesin listrik
dengan gasifikasi atau dengan biofuel dari tanaman jarak maupun kelapa dan tebu.
Teknologi yang ada sangat memungkinkan kita memanen tenaga dari sumber-sumber
tersebut untuk membangkitkan tenaga listrik.


Keuntungan menggunakan listrik mandiri sudah jelas. Telah banyak proyek
percontohan dilakukan dan memberikan hasil yang nyata. Keuntungan utamanya,
tenaga listrik yang hampir gratis. Biaya listrik dapat ditekan karena tidak
perlu membeli bahan bakar minyak dan pada jangka panjang, investasi yang
dikeluarkan pada saat awal akan terbayar dengan sendirinya. Malah pada negara
tertentu yang telah menerapkan sistem “smart grid” atau “reversible meter”
pelanggan yang memproduksi listrik sendiri dan memiliki kelebihan tenaga listrik
dapat menjual listriknya ke jaringan dan mendapat keuntungan ataupun pemotongan
biaya listrik sesuai dengan neraca akhir produksi-konsumsi tiap bulan. Selain
itu tentunya kita tak perlu takut dengan pemadaman listrik oleh PLN, karena
listrik tak lagi tergantung dengan PLN.


Selain itu, keuntungan listrik mandiri bertenaga terbarukan ini adalah ramah
lingkungan dan berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan
mempraktikkan listrik mandiri, kita telah menyumbang kepada dunia dalam
melakukan pencegahan atau upaya mitigasi perubahan iklim. Sehingga risiko-risiko
yang tak pernah terperkirakan sebelumnya bisa kita hindari.


Kendala
Sebegitu banyak keuntungannya tetapi kenapa kita tidak memulainya? Ada beberapa
faktor yang menentukan. Pertama, masalah mental. Listrik yang disediakan oleh
PLN selama ini telah meninabobokkan kita. Membuat kita merasa sulit berpindah
dan menyesuaikan diri. Kedua, masalah intermitensi atau keterputus-putusan
tenaga listrik. Contohnya listrik tenaga surya yang hanya bisa menyerap tenaga
pada siang hari atau tenaga angin yang fluktuatif membuat orang enggan untuk
menggunakan teknologi ini. Ketiga, masih mahalnya investasi awal, sehingga kalah
bersaing dengan teknologi berbasis bahan bakar fosil yang telah dikembangkan
puluhan tahun sebelumnya. Hal ini membuat calon pemrakarsa listrik mandiri
berpikir dua kali untuk berinvestasi walaupun mereka sudah sadar manfaatnya.
Masalah terakhir, keterbatasan sumberdaya manusia yang memahami soal kelistrikan
mandiri ini, seperti belum banyak tenaga terampil untuk instalasi maupun
perbaikan. Namun demikian, masalah-masalah tersebut bukanlah masalah yang tidak
bisa terpecahkan. Di banyak tempat masalah tersebut sudah diselesaikan. Untuk
masalah pertama, masalah mental, hal ini terkait dengan kesadaran dan
pengetahuan. Proyek-proyek percontohan adalah cara yang tepat untuk
memperkenalkan teknologi ini kepada masyarakat dan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk menilai seberapa handal teknologi yang tersedia dan memikirkan
solusi atas kekurangannya. Untuk Indonesia, peran Dinas Pertambangan dan Energi,
universitas serta lembaga-lembaga non pemerintah sangat penting untuk
memperkenalkan teknologi listrik mandiri. Masalah kedua, soal intermitensi bisa
diatasi dengan kombinasi dua atau lebih sumber energi. Misalnya di pedesaan,
kombinasi tenaga surya dan tenaga angin, tenaga surya dengan listrik dari
biodiesel atau kombinasi lain sesuai dengan potensi lokal yang ada. Selain itu
untuk perkotaan, tenaga listrik surya dengan kombinasi tenaga listrik dari PLN
dapat menekan kebutuhan listrik yang membebani PLN selama ini.  Untuk masalah
ketiga, yaitu masalah investasi awal yang tinggi dapat diselesaikan dengan cara
subsidi dari pemerintah melalui anggaran daerah, mengundang investor dengan
memberikan keringanan pajak atas impor barang-barang untuk listrik mandiri
seperti panel surya atau menggunakan skema pendanaan alternatif seperti melalui
Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean development mechanism/CDM), salah satu
bagian dari Protokol Kyoto untuk mengatasi perubahan iklim. Di mana proyek
energi terbarukan (renewable energy) bisa mendapatkan kredit karbon untuk
dipertukarkan dengan uang di pasar karbon internasional. Dana dari mekanisme CDM
ini bisa digunakan untuk mengembangkan penggunaan listrik mandiri di pedesaan
maupun di kota-kota. Masalah terakhir, masalah sumberdaya manusia. Tentunya
peran perguruan tinggi, balai-balai latihan kerja sangat diharapkan untuk
membantu mempersiapkan tenaga-tenaga terampil dalam hal listrik mandiri. Listrik
mandiri sangat mungkin dikembangkan di indonesia dengan segala potensi yang
telah dijelaskan di atas. Kerjasama dan komitmen para pihak sangat diperlukan
untuk mewujudkan kemandirian listrik di Aceh. Listrik mandiri dapat menopang
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik di perkotaan maupun
di pedesaan.Pemerintah selain diharapkan aksinya melalui kebijakan-kebijakan dan
proyek percontohan, juga diharapkan sebagai contoh nyata melalui program listrik
mandiri untuk kantor-kantor pemerintah. Paling tidak bisa mengurangi beban
anggaran pembayaran listrik yang sering terdengar keluhan PLN atas tunggakan
listrik kantor pemerintah dan tidak ada alasan pelayanan kepada masyarakat
terhenti karena mati lampu.

Peran Listrik Swasta
Dari beberapa pemaparan diatas, energy listrik yang diperoleh dari sumber energy
terbarukan adalah suatu bisnis yang sangat menjanjikan, dimana pada setiap rumah
dipasang panel surya ataupun pembangkit skala kecil lainnya, apabila mempunyai
kelebihan energy maka dapat dipasok ke PLN sehingga dapat mengurangi biaya
penggunaan listrik.

Oleh karena itu peran lisrik swasta sangat diperluhkan untuk menjawab
permasalahan yang dialami sekarang ini. Pihak swasta dapat membuat suatu
pembangkit sehingga energy yang dihasilkan dapat dijual kepada PLN.



BAB 1II
PENUTUP
Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan antaralain sebagi
berikut :
1.      Kebutuhan Listrik di Indonesia belu terpenuhi.
2.      Potensi energy terbarukan di Indonesia sangat banyak.
3.      Diperluhkan kerjasama dengan pihak swasta untuk mengembangkan potensi
energy terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia.
4.      Peluang bisnis dibidang kelistrikan terbuka lebar untuk dikembangkan.
Saran
Agar kelistrikan dinegara kita berkualitas dan andal, maka diharapkan kepada
semua pihak yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan energy listrik
terbarukan, karena energy listrik yang diperoleh dari energy terbarukan seperti
Suraya, Ai, dll. Dapat menjadi alternative.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar