Senin, 22 November 2010

Joshua I. Maanari - 070213046 - Bisnis INFORMASI



Kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan perkembangan aplikasi software (e-commerce), telah memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk melakukan efisiensi sehingga mampu bertahan dalam iklim persaingan usaha yang terasa semakin ketat dan keras. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce).
Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana perusahaan-perusahaan di Yogyakarta menyikapi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menjalankan bisnisnya. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang bagaimana perusahaan-perusahaan di Yogyakarta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan kendala-kendala apa yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan penggunaan e-commerce untuk kepentingan bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Yogyakarta telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalankan usaha, meski belum optimal, karena terkendala keterbatasan kemampuan perusahaan dalam menyediakan anggaran koneksi internet dan kurangnya tenaga TIK.











D.     Definisi dan Pengertian E-commerce


Dalam Kamus Praktis Internet disebutkan e-commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui perantara halaman web di internet. Kelebihan dari e-commerce disbanding dengan perdagangan biasa terletak pada kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan.

E-commerce adalah aplikasi perangkat lunak yang di desain khusus untuk melakukan transaksi informasi di antara pihak-pihak yang bersepakat.
E-commerce merupakan hasil penerapan (aplikasi) teknologi informasi, yang memungkinkan terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen melalui internet.
Transaksi informasi melalui media elektronik adalah transaksi yang dilakukan melalui jaringan internet untuk memberikan layanan (fasilitasi) bisnis, jual beli,barang,jasa dan informasi antara sejumlah pihak.

Menurut Dian Andriana Definisi E-Commerce ( Electronic Commerce) adalah suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) .

Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut:
§  Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan.
§  Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
§  Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor   Kartu Kredit).
§  Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online) dan penanganan transaksi

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-commerce bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
§  Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah.
§  Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya.
§  Mengurangi keterlambatan dengan mengunakan transfer elektronik / pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung dicek.
§  Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.

Konsorsium industri E-commerce didefinisikan sebagai “penggunaan jejaring komputer (komnputer yang saling terhubung) sebagai sarana penciptaan relasi bisnis. Sementara kalangan akademisi memberikan pengertian E-commerce sebagai cara memperbaiki kinerja dan mekanisme pertukaran barang, jasa, informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi berbasis jaringan peralatan digital.
Dari berbagai definisi dan pengertian di atas, dalam penelitian ini penulis memberikan pengertian E-commerce sebagai suatu proses kegiatan usaha mulai dari promosi, jual beli barang, pemesanan, pembayaran dan penagihan dilakukan dengan menggunakan media internet.

Penggunaan Komputer oleh Dunia Usaha


Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah merubah pola pikir dan pola kerja masyarakat, dimana dengan berkembangnya teknologi informatika telah memberikan berbagai kemudahan bagi pekerjaan pekerjaan yang dulunya sulit dan membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya menjadi mudah dan cepat. Teknologi komputer merupakan peralatan kerja yang dewasa ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagaian orang baik dalam dunia usaha, pemerintahan, maupun dunia pendidikan. Komputer bukan saja menjadi alat kerja biasa, tapi dengan komputer orang dapat berhubungan dengan orang lain di tempat yang sangat jauh dari kita. Dukungan teknologi telematika memungkinkan semakin besarnya arti penting komputer tidak lagi hanya sebagai sarana kerja, namun juga menjadi sarana komunikasi antar manusia, antar bangsa yang jauh tempatnya.

Namun demikian Komputer tetap saja sebuah alat atau sarana yang perlu diperlakukan khusus oleh penggunanya. Manfaat yang dapat diambil dari komputer tetap amat sangat tergantung dari pengguna bukan oleh kecanggihannya. Komputer mau dijadikan sekedar alat ketik, pemroses data atau sebagai sarana komunikasi tergantung dari penggunanya. Alhasil pola pikir dan pola kerja serta pengetahuan manusia tetap manjadi kunci optimalisasi manfaat penggunaan perangkat komputer.
Penggunaan komputer oleh dunia usaha nampaknya memang telah menunjukkan angka yang signifikan dengan perkembangan teknologi informasi dan tuntutan akan kecermatan dan ketepatan hasil yang diharapkan. Table di atas menunjukkan betapa dunia usaha khususnya di Yogyakarta telah memanfaatkan teknologi modern yakni komputer sebagai alat bantu di dalam menjalankan bisnisnya. 97,9 persen merupakan angka yang sangat tinggi bagi penggunaan komputer di dalam dunia usaha (bisnis). Kondisi ini akan membawa percepatan pencapaian tujuan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera.

Perkembangan penggunaan komputer oleh perusahaan nampaknya memang sejalan dengan perkembangan teknologi informatika yang memang baru mulai demikian pesat dalam dasa warsa terakhir ini. Dimana perkembangan telematika dan teknologi informasi (IT) global telah mempengaruhi segala aspek kehidupan kita, baik di dalam dunia usaha, pendidikan, kesehatan, dan di dalam pemerintahan (birokrasi). Untuk dapat mengikuti arus perkembangan global harus ada kemampuan penguasaan ilmu tersebut, kalau tidak ingin terlindas arus globalisasi dan menjadi semakin kerdil di dalam percaturan dunia.

Untuk itu sumberdaya manusia perlu dipersiapkan, sayangnya bagi kita masalah SDM ini masih saja menjadikan kendala yang cukup serius guna menerima inovasi teknologi baru. Gambaran tersebut bisa kita lihat dari hasil penelitian yang ada selama ini, dimana sebagian besar dunia usaha menyatakan kurang dari 50 persen karyawannya yang terbiasa menggunakan komputer. Memng kondisi ini bukan menunjukkan yang sebenarnya, namun merupakan indikasi bahwa memang masih diperlukan upaya untuk lebih memasyarakatkan teknologi modern ini pada masyarakat terutama karyawan.






Penggunaan komputer bagi dunia usaha yang terbanyak ada pada bagian administrasi, baru kemudian bagian keuangan sementara penggunaan komputer pada bagian keamanan masih cukup memprihatinkan, yakni hanya pada angka 2,9 persen. Ada dua kemungkinan yang bisa dipridiksikan dari kondisi demikian. Pertama iklim usaha di Yogyakarya memang sehat dan kondisi/jaminan keamanannya cukup bagus, sehingga masalah pengamanan belum menjadi prioritas untuk dibiayai sementara bagian yang lain dinilai lebih strategis dan membawa keuntungan. Kedua, memang kondisi perusahaan-perusahaan di Yogyakarta pada umumnya masih belum memahami betul arti sebuah teknologi (komputer) bagi terciptanya keamanan kerja dan usaha. Kalau ini yang terjadi maka perlu adanya upaya sosialisasi yang intensif perihal teknologi informasi dan komuniikasi bagi penggunaan yang tak terbatas termasuk dalam persoalan kemanan.

Pemanfaatan Internet


Internet yang merupakan produk gotong royong atau perpaduan dari teknologi informasi dan komunikasi serta telematika kian hari kian menampakkan perkembangan yang demikian pesat. Booming internet sebagai akibat perkembangan teknologi informasi sedang melanda Indonesia tidak luput Yogyakarta mengalami gejala serupa. Warung internet tersebar di hampir penjuru kota, bahkan sudah merambah sampai ke daerah pedesaan. Perkembangan penggunaan internet semakin hari menjadi semakin luas, tak hanya terbatas dari kalangan terpelajar, namun hampir di semua profesi telah terlanda demam internet. Percepatan perkembangan penggunaan internet juga banyak dipengaruhi oleh makin banyaknya operator seluler yang memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan koneksi ke internet. Data untuk pengguna internet dengan memanfaatkan teknologi seluler (telepon genggam/HP) sebagai sarana koneksi memang tidak/belum ada, baik yang melalui jalur GSM maupun CDMA. Seandainya ada keakuratannya memang masih terbuka untuk dikoreksi, mengingat dengan sarana ini sulit dilakukan pemantauan karena kini koneksi sudah bisa dilakukan oleh pengguna kartu prabayar.

Dunia usaha tak ketinggalan setelah di awali dari usaha perbankan yang telah lama memanfaatkan teknologi informasi komunbikasi dan telematika dengan layanan ATM dan layanan On-line yang sering dikenal dengan internet banking. Kini penggunaan internet telah tumbuh dan berkembang untuk usaha-usaha lain seperti industri, perdagangan dan usaha kerajinan, termasuk usaha di bidang jasa transportasi dan perhotelan.

Biaya koneksi internet di Indonesia disinyalir banyak kalangan masih cukup tinggi, dan ini yang menjadikan salah satu sebab lambatnya perkembangan pengguna internet baik oleh dunia usaha maupun perorangan. Hasil penelitian yang ada sekarang ini ternyata juga memperkuat sinyalemen tersebut, yakni dari jumlah responden dari suatu lembaga survey  yang tidak memanfaatkan internet, 58,6 persen responden beralasan biaya koneksi atau operasional internet masih tinggi (mahal). Selain biaya koneksi yang masih tinggti, alasan lain tidak memanfaatkan internet adalah mereka (perusahaan) belum memiliki tenaga teknologi Informasi (48,3 %) yang mampu mengoperasionalkan/mengelola internet. Sementara yang menyatakan bahwa internet kurang ada manfaatnya bagi perusahaan sebesar 27,6 persen. Pandangan tentang tiadanya manfaat internet bagi perusahaan ini menunjukkan masih kurangnya sosialisasi manfaat internet bagi kemajuan usaha, untuk itu peluang bagi pemerintah untuk melakukan kegiatan desiminasi untuk meningkatkan literasi masyarakat khususnya dunia usaha akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi dan komunikasi.

Namun demikian penggunaan internet sebagai sarana transaksi bagi perusahaan-perusahaan ternyata masih dalam prosentase yang kecil. Hal tersebut terlihat ketika kepada 51 perusahaan yang telah memanfaatkan internet sebagai alat bantu perusahaan dalam menggapai konsumennya diajukan pertanyaan berapa persen kira-kira dari omset perusahaan yang dilakukan melalui internet, ternyata sebagian besar masih berada di bawah 50 persen. Yakni yang menyatakan 0-25 %  ada 45,1 persen, 37,3 perusahaan menyatakan berkisar antara 26-50 % dan yang menyatakan antara 51-100 % hanya ada 17,6 persen.

Pemilikan Web Site


Web site merupakan aplikasi dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memberikan kemudahan bagi pengguna internet untuk lebih memperluas hubungan dengan dunia luar, khususnya dengan konsumen. Dengan web site perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan mulai dari promosi, hingga melakukan transaksi tanpa harus bertatap muka dengan konsumennya. Dengan demikian aplikasi ini memberikan suatu kemudahan yang pada akhirnya akan memangkas beaya operasional, sehingga akan mampu memberikan keuntungan yang lebih besar. Namun demikian memang tidaklah mudah bagi perusahaan untuk mampu mewujudkan atau membangun sebuah web site sebagai sarana usahanya.

Untuk membangun sebuah web site diperlukan berbagai persiapan yang cukup matang, mulai dari beaya, tenaga sampai pada informasi apa yang akan dimasukan dalam web site agar mampu memberikan manfaat atau nilai tambah bagi perusahaan. Untuk mampu membuat web site yang menarik, tidak saja isi dari web site tersebut penuh dan berbobot serta banyak manfaat, baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen. Lebih dari itu lay out atau tampilan halaman web site juga perlu dibuat sedemikian rupa sehingga akan mampu menarik peselancar dunia maya sehingga jumlah pengunjungpun menjadi banyak. Dengan demikian sangat diperlukan adanya sumber daya manusia yang mampu mengelola aplikasi tersebut hinggga mampu memberikan nilai tambah sebagaimana yang dukehendaki perusahaan,

Web site merupakan jendela perusahaan yang akan memberikan segala informasi tentang perusahaan baik produk maupun manajemen perusahaan dapat dilihat oleh konsumen atau masyarakat pengguna internet lainnya. Dengan demikian dengan membuat/mengelola web site sebuah perusahaan sudah dengan sendirinya melakukan promosi. Web merupakan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang dapat juga digunakan sebagai sarana transaksi selain fungsi sebagai sarana promosi perusahaan. Dengan demikian web site langkah strategis bagi perusahaan-perusahaaan yang ingin meluaskan jaringan bisnisnya dengan memanfaatkan TIK.

Berdarkan lembaga survei ini diketahui bahwa perusahaan-perusahaaan di yogyakarta masih belum banyak yang memiliki web site sendiri. Dari 140 perusahaan yang dijadikan sample hanya 32,9 persen saja yang menyatakan telah memiliki web site perusahaan, sisanya menyatakan belum memiliki web site sendiri. Alasan paling banyak bagi perusahaan yang hingga saat penelitian ini dilakukan belum memiliki web site adalah karena mereka belum memiliki tenaga IT (66%), kemudian yang menyatakan tidak memiliki dana untuk membangun web sendiri ada 18,1 % dan yang 16% lainnya mempunyai pendapat bahwa web site kurang mempunyai manfaat bagi perusahaan.

Nampaknya masalah Sumber Daya Manusia (SDM)  yang mempunyai keahlian dan ketrampilan di bidang Teknologi Informasi dan komunikasi masih dirasakan kurang, sehingga menyebabkan banyak perusahaan yang belum memiliki tenaga IT yang representatif. Hal ini kemungkinan besar terjadi mengingat  masalah perkembangan IT di Indonesi baru dimulai pada tahun 90 an, sehingga tenaga-tenaga ahli dan trampil belum banyak dimunculkan dunia pendidikan. Seandainya ada kebanyakan dari mereka dimanfaatkan oleh perusahaan besar yang secara finansial mempunyai kemampuan lebih. Dari Survey yang ada sekarang ini juga diketahui bahwa prosentase terbanyak mengenai lama perusahaan menggunakan / memiliki web site adalah antara satu sampai lima tahun, yakni mencapai angka 54,3 %, sedang yang menyatakan telah lebih dari limatahun sebesar 23,9 % % dan yang menyatakan memiliki web site kurang dari satu tahun sebesar 21,7 persen. Pengelolaan web site juga menjadi masalah yang memerlukan penanganan tersendiri, mengingat aplikasi ini membutuhkan pemeliharaan yang rutin, sehingga mampu menarik pengunjung dan mampu berfungsi maksimal. Lebih-lebih bagi perusahaan yang telah memanfaatkan aplikasi ini sampai pada tahap transaksi maka dituntut untuk pengelolaan yang lebih professional lagi. Mengenai masalah pengelolaan web saat ini, dari 46 perusahaan yang telah menggunakan internet, 54,3 menyatakan dikelola sendiri oleh staf perusahaan, 30,4 persen dikelola sendiri oleh staf perusahaan dengan dibantu tenaga ahli dari luar, dan 15,3 persen perusahaan mempercayakan pengelolaan web site nya pada pihak lain.
Berbicara mengenai e-commerce tak akan lepas pula dari pengunjung web site milik perusahaan yang menyelenggara­kan e-commerce. Bermula dari adanya kunjungan terhadap web perusahaan maka transaksi jual beli kemungkinan akan terjadi, tanpa ada pengunjung mustahil terjadi transaksi. Mengenai hal ini ternyata jumlah pengunjung web site perusahaan perusahaan yang diteliti relatif masih kecil, yakni dari 46 perusahaan yang telah memiliki web dua perusahaan tidak bisa memberikan informasi mengenai jumlah pengunjung. Dan dari 44 perusahaan yang memberikan informasi jumlah pengunjung hanya 9 (20,5%) perusahaan yang menyatakan dikunjungi lebih dari 51 pengunjung tiap bulannya.  Prosentase terbanyak mengenai jumlah pengunjung adalah antara 10 – 25 pengunjung, yakni mencapai angka 40,9 % perusahaan. Kondisi ini jelas akan sangat berpengaruh pada masalah transaksi yang terjadi, sehingga nilai atau jumlah transaksi yang terjadi tentu saja menjadi kecil pula.

Jumlah pengunjung web site perusahaan ternyata masih belum begitu tinggi, dan kondisi demikian masih bisa diupayakan untuk dilakukan peningkatan jumlah pengunjung, yakni dengan memberikan berbagai kemudahan akses internet pada masyarakat, serta informasi yang gencar pada masyarakat tentang perkembangan dunia IT yang mampu memberikan kemudahan pada masyarakat. Namun demikian tingkat literasi masyarakat tentang perkembangan IT dan kegunaannya tidak akan cepat tercapai bila tidak dilakukan secara serius dengan memanfaatkan berbagai media dan juga peran institusi baik pemerintah maupun swasta.

















Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah mampu memberikan nilai tambah bagi manusia ternyata telah pula dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan sebagai sarana kerja yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan usaha. Sebagian besar perusahaan perusahaan di Yogyakarta ternyata telah memanfaatkan komputer (TI) sebagai sarana kerja, mulai dari sekedar sebagai sarana pengolah data dan bantuan administrasi, sampai sebagai sarana promosi dan transaksi, meski jumlah untuk yang sampai pada tahap transaksi masih belum begitu besar, namun menunjukkan suatu kondisi yang menggembirakan, terutama dari sisi penggunaan komputer sebagai alat bantu kerja.
Kesadaran akan manfaat penggunaan TIK bagi peningkatan usaha nampak memang telah tumbuh di dalam dunia usaha, meski dalam pemanfaatannya masih belum maksimal sejalan dengan kapasitas dan kemampuan teknologi TIK yang sebenarnya bisa dimanfaatkan. Karena kelebihan komputer bila dihubungkan dengan jaringan akan mampu menjadi sarana promosi dan transaksi perusahaan yang akan banyak memangkas penggunaan waktu dan biaya masih belum termanfaatkan secara optimal, yakni sebagian besar perusahaan penggunaan komputer masih sekedar sebagai alat bantu administrasi, belum dimanfaatkan sebagai serana komunikasi dan transaksi.
Masih tingginya beaya koneksi dan belum dimilikinya tenaga IT merupakan sebab utama mengapa dunia usaha belum terkoneksi dengan internet. Dalam hal ini berdasarkan survey suatu lembaga 58,6 persen responden menyatakan tidak terkoneksi ke internet karena menurut mereka beaya untuk koneksi internet mahal. Sedang 48,3 persen perusahaan beralasan belum memiliki tenaga IT. Pada intinya kendala utama perkembangan pemanfaatan TIK sebagai sarana E-commerce di daqlam dunia usaha adalah masih tingginya beaya koneksi internet dan masih kurangnya tenaga TI dimiliki perusahaan.








DAFTAR PUSTAKA


Situs Internet

Inpres No. 6 tahun 2003, www.Depkominfo.go.id
Inpres No. 3 tahun 2003, www.Depkominfo.go.id
www.pdii.lipi.go.id/mybox/3/213-PERKEMBANGAN_TEKNOLOGI_INFORMASI.pdf -
www.lppm.itb.ac.id/.../Suplemen%20Ap'02%20dari%20IFTB.pdf?PHPSESSID=675eb503f6701ca184e97187ecb8602b


Tidak ada komentar:

Posting Komentar